Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis menjadi salah satu pilar bagaimana suatu bisnis bisa terwujud. Kegiatan yang dipelajari meliputi kegiatan atau usaha yang sedang dijalankan perusahaan. Selain itu, hal ini juga bisa dijadikan parameter menentukan kelayakan suatu bisnis.

Terdapat tujuan utama diadakannya studi kelayakan bisnis, yaitu agar usaha yang dijalankan sesuai dengan visi dan misi. Hal tersebut menjadi harapan setiap pebisnis, baik untuk jangka pendek maupun panjang.

Studi kelayakan bisnis dan bisnis plan membuat beberapa orang yang tidak mengetahui perbedaan di antara keduanya sulit membedakan satu dengan yang lain. Padahal keduanya merupakan sesuatu yang berbeda. Perbedaan ini muncul karena adanya sifat sumber data dan metodeloginya. Investor biasanya akan mementingkan studi kelayakan bisnis atau feasibilty study karena dinilai sangat objektif dan memberikan gambaran yang valid.

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah suatu aktivitas yang mempelajari usaha yang akan dijalankan perusahaan. Studi ini dilakukan untuk menentukan layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan.

Tujuan utama dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah agar usaha yang didirikan sesuai dengan harapan dan dapat bertahan lama. Selain itu, potensi perusahaan tersebut dapat bertahan di situasi sulit pun ikut diperhitungkan. Dalam beberapa kesempatan, studi kelayakan bisnis seringkali disamakan dengan studi kelayakan proyek.

Padahal di antara keduanya terdapat perbedaan yang mendasar. Studi kelayakan proyek adalah suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan alokasi sumber daya tertentu. Adapun yang dimaksud pelaksanaan tugas dan sasarannya biasanya sudah dibatasi dengan jelas. Agar tidak tertukar, berikut beberapa ciri-ciri profil proyek bagi pebisnis:

  • Memiliki misi yang khusus, produk akhir maupun hasil kerja akhir dari sebuah tim.
  • Jadwal kerja, biaya, sumber daya, kriteria kualitas sudah ditentukan dengan pasti.
  • Aktivitas bersifat sementara. Artinya, jangka waktunya dibatasi setelah selesainya tugas. Dengan demikian, titik awal dan akhir dari pengerjaan proyek sudah ditentukan dengan jelas.
  • Kegiatan tidak bersifat rutin. Rutin diartikan sebagai kegiatan berulang-ulang yang sejenis. Proyek tidak dijalankan secara berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan mungkin berubah sepanjang proyek berlangsung.

Persiapan sebelum Membuat Studi Kelayakan Bisnis

Terdapat beberapa persiapan sebelum membuat studi kelayakan bisnis, yaitu sebagai berikut:

  • Pengumpulan informasi dan data valid
  • Pengecekan dan pengolahan data
  • Analisis data
  • Pengambilan keputusan dan kesimpulan

Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Secara umum, studi kelayakan bisnis memang banyak dibuat dengan tujuan menghindari resiko kegagalan. Terutama kegagalan besar akibat kegiatan produksi yang tidak menguntungkan. Studi jenis ini dirancang untuk berbagai pihak, baik sektor internal maupun eksternal perusahaan.

Menurut Kasmir dan Jakfar, terdapat lima tujuan utama mengapa studi kelayakan bisnis sangat diperlukan, yaitu sebagai berikut:

1. Menghindari Resiko Kerugian

Seperti yang telah disebutkan di atas, studi kelayakan bisnis memang bisa diandalkan untuk meminimalisir resiko kerugian. Setiap perusahaan tentunya memiliki potensi yang bisa dikendalikan maupun yang tidak. Kondisi tersebut kerap kali tidak bisa diprediksi kedatangannya.

Oleh karena itu, banyak pebisnis yang akhirnya melakukan analisis studi kelayakan bisnis. Selain bisa memperkecil resiko, hal ini juga memberikan manfaat lainnya untuk perusahaan.

2. Mempermudah Perencanaan

Sebuah studi yang mencakup prediksi bisnis, tentunya akan mempermudah perencanaan yang dibuat. Setiap perusahaan memiliki perencanaan bisnis yang bervariasi, di antaranya adalah jumlah modal, waktu pelaksanaan, cara pelaksanaan, lokasi, banyaknya keuntungan, dan pengawasan jika terjadi penyimpangan.

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

Perencanaan yang mudah dilakukan bisa membuat pekerjaan yang dilaksanakan pun lebih realistis diterapkan. Berbagai proses bisnis yang kompleks dapat tersusun rapi. Para pegawai dapat memiliki patokan atau pedoman yang bersifat umum. Dengan demikian, setiap pihak dapat tetap fokus pada tujuan agar rencana bisnis sesuai dengan yang diharapkan.

4. Memudahkan Pengawasan

Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai rencana dapat mempermudah pengusaha melakukan pengawasan. Tahapan ini tidak boleh disepelekan karena suatu usaha perlu berada di jalur yang sesuai seperti yang direncanakan.

5. Memudahkan Pengendalian

Ketika perusahaan mulai menyimpang, adanya studi kelayakan bisnis akan lebih mudah memperbaikinya. Hal ini karena perusahaan telah memiliki pedoman yang sudah digunakan semenjak perusahaan tersebut berdiri. Dengan demikian, perbaikan dapat langsung dilakukan sebelum penyimpangan semakin jauh.

Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Peranan studi kelayakan bisnis di sebuah perusahaan memang tidak perlu diragukan lagi. Terdapat banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh berbagai pihak perusahaan. Dengan demikian, perusahaan tidak akan merugi ketika memutuskan untuk membuat studi kelayakan bisnis. Berikut beberapa manfaat yang bisa dirasakan.

1. Bagi Investor

Perusahaan yang sedang mencari investor memang perlu membuat studi kelayakan bisnis terlebih dahulu. Hal ini karena para investor akan memperhitungkan laporan mengenai studi kelayakan bisnis perusahaan yang akan didanai. Hal ini memang tidak mengherankan, mengingat investor memang memiliki kepentingan langsung mengenai kerjasamanya bersama perusahaan.

Setiap investor akan mempelajari tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang akan diberikan. Oleh karena itu, keberadaan studi kelayakan bisnis sangat diperlukan untuk menarik lebih banyak investor. Jika laporan studi kelayakan bisnis jelas dan detail, investor tidak akan segan menanamkan modal yang besar.

Sebaliknya, jika hasil studi kelayakan bisnis buruk dan tidak jelas, investor justru akan kabur dan menghindari penanaman modal di sebuah perusahaan. Hal ini tentunya merupakan pertimbangan penting yang harus diperhatikan pebisnis. Pastikan terlebih dahulu hasil studi kelayakan bisnis mumpuni sebelum mencari modal dari investor.

2. Bagi Kreditor

Bank menjadi salah satu media peminjaman modal perusahaan. Sebelum mengajukan kredit, biasanya bank akan mempelajari tingkat bonafiditas dan ketersediaan agunan yang digunakan. Hal tersebut bisa diketahui dari studi kelayakan bisnis yang telah didapatkan sebelumnya.

Bank bertindak sebagai kreditor yang akan menggunakan laporan studi kelayakan bisnis sebagai patokan dasar. Mereka akan mengambil keputusan dan memberi tahu pebisnis apakah usaha yang dijalankannya bisa mendapat pinjaman atau tidak. Oleh karena itu, hasil studi kelayakan bisnis akan memegang peranan penting dalam perolehan modal.

Pihak bank sendiri memiliki prosedurnya masing-masing ketika hendak memberikan pinjaman. Berbagai dokumen perusahaan harus terpenuhi sebelum pebisnis mengajukan pinjaman. Jika dokumen lengkap dan hasil studi kelayakan bisnis bagus, mendapat pinjaman modal dari bank bukanlah sesuatu yang sulit.

3. Bagi Manajemen Perusahaan

Sebagai salah satu pilar berdirinya perusahaan, pihak manajemen pun memerlukan studi kelayakan bisnis. Hal ini untuk mengetahui aliran dana yang dibutuhkan dan harus dialokasikan ke bagian tertentu. Selain itu, rencana pendanaan dari investor dan kreditor pun harus disiapkan dengan matang.

Pihak manajemen bisa mengetahui besaran dana yang dibutuhkan ketika berhadapan dengan sebuah proyek. Tanpa adanya studi kelayakan bisnis, manajemen akan kebingungan karena tidak adanya pedoman pelaksanaan. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Mengingat manajemen merupakan salah satu pilar perusahaan yang sangat berpengaruh.

Tak jarang manajemen yang lemah justru menjadi bumerang tersendiri bagi perusahaan. Oleh karena itu, pastikan manajemen perusahaan mendapat laporan studi kelayakan bisnis yang sesuai, detail, dan jelas.

4. Bagi Pemerintah dan Masyarakat

Menjalankan sebuah perusahaan memang tidak bisa sembarangan. Terdapat kebijakan-kebijakan yang telah diatur pemerintah dan harus dipatuhi. Hal ini perlu menjadi prioritas mengingat keberadaannya sangat berpengaruh terhadap legalitas perusahaan. Izin dari pemerintah dijadikan dasar pengambilan dalam berbagai usaha atau proyek.

Selain itu, masyarakat pun kerap kali ikut andil dalam pemberian izin pembangunan. Tanpa adanya izin dari pemerintah maupun masyarakat setempat, sebuah perusahaan tidak akan tenang melakukan proses produksi. Oleh karena itu, pastikan bisnis yang dijalankan sudah mendapat izin dari pemda setempat maupun masyarakat yang tinggal di sekitar.

Tanpa persetujuan salah satu di antara keduanya, sebuah perusahaan tak jarang akan menghadapi berbagai polemik. Untuk menghindari hal tersebut, seorang pebisnis harus memprioritaskan perizinan usaha sebagai salah satu agenda wajib ketika menjalankan bisnis.

Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Sebelum membuat studi kelayakan bisnis, seseorang perlu memperhatikan aspek-aspek yang berlaku. Setelah itu, setiap aspek dianalisis sampai ditemukan keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hasil analisis kemudian disatukan agar terintegrasi dengan baik. Misalnya ketika peneliti sedang menganalisis aspek teknis dan teknologi, maka bisa dikaitkan dengan aspek lainnya.

Aspek studi kelayakan bisnis memungkinkan pebisnis untuk mencari data yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk lebih jelasnya, simak beberapa aspek studi kelayakan bisnis berikut ini.

1. Aspek Hukum

Aspek hukum tidak bisa dilepaskan dari keberadaan suatu perusahaan. Mengingat hal ini berkaitan dengan keberadaan bisnis secara legal. Pebisnis harus mempertimbangkan aspek hukum dengan matang sebelum membangun sebuah proyek. Adapun beberapa ketentuan hukum dan faktor yang dapat dijadikan dasar penilaian aspek ini antara lain adalah sebagai berikut:

a.) Izin Lokasi

Perizinan lokasi sangat penting diperhatikan karena berhubungan langsung dengan keberadaan perusahaan itu sendiri. Adapun yang termasuk izin lokasi adalah sebagai berikut:

  1. Sertifikat (akte tanah/izin pembangunan), bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) yang terbaru.
  2. Rekomendasi pembangunan proyek dari RT/RW/Kecamatan.

b.) Izin Usaha

Tanpa adanya izin usaha, suatu bisnis ilegal untuk dijalankan. Diperlukan sebuah akte pendirian perusahaan resmi dari notaris setempat. Bisnis bisa dalam bentuk PT/CV, atau bentuk lainnya yang legal didirikan. Adapun beberapa dokumen penting dalam izin usaha adalah sebagai berikut:

  1. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
  2. Surat tanda daftar perusahaan
  3. Surat izin tempat usaha dari pemerintah daerah setempat
  4. Surat tanda rekanan dari pemerintah daerah setempat
  5. SIUP resmi
  6. Surat tanda terbit perusahaan yang dikeluarkan oleh Departemen Penerangan

Dokumen-dokumen perizinan bersifat resmi dan harus diurus secepat mungkin oleh pihak perusahaan. Legalitas usaha sangat dibutuhkan karena pengaruhnya bisa langsung dirasakan. Misalnya ketika sedang melakukan aktivitas produksi, kegiatan pabrik bisa sewaktu-waktu dihentikan hanya karena tidak adanya izin usaha.

Hal ini tentunya telah diatur dengan jelas oleh pemerintah. Perusahaan baru tidak boleh menutup mata akan pentingnya dokumen resmi mengenai perizinan. Selain itu, adanya dokumen resmi dapat membuat kegiatan produksi lebih tenang dijalankan. Berbagai keuntungan pun bisa didapatkan, manajemen perusahaan bisa lebih fokus menjalankan tugas pokoknya di perusahaan.

c.) Jenis Badan Hukum

Sebelum mendirikan bisnis atau perusahaan, pertimbangan yang matang memang sangat diperlukan. Salah satunya ketika hendak memiliki jenis badan hukum seperti apa yang akan didirikan. Hal ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Sebaiknya, pilih bentuk usaha formal agar ketentuannya jelas dan pendiriannya tidak memakan waktu soal perizinan.

Misalnya ketika seorang handak mendirikan PT atau CV, tentunya hal ini perlu dipertimbangkan secara matang. Bentuk badan usaha yang sesuai kebutuhan bisa membuat kegiatan produksi di dalamnya pun lebih lancar. Tidak ada yang salah jika memilih PT atau CV, keduanya bisa disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan.

d.) Komoditas

Setelah menentukan jenis badan hukum, selanjutnya perlu menentukan komoditas usaha yang akan dipilih. Sebuah perusahaan tidak boleh sembarangan ketika menentukan jenis barang dagangan (komoditas). Hal ini karena terdapat dasar hukum yang mengatur jenis komoditas apa yang dilarang untuk diperjualbelikan.

Menjual komoditas yang dilarang dapat menyebabkan berbagai kerugian. Hal ini tidak hanya dialami oleh pihak perusahaan saja. Melainkan juga para pegawai yang berada di dalamnya bisa diberhentikan sewaktu-waktu. Oleh karena itu, pastikan jenis produk yang hendak dipasarkan benar-benar legal dan bisa diproduksi massal.

e.) Cara Berbisnis

Cara berbisnis suatu perusahaan juga perlu diperhatikan. Pilihlah cara atau metode berbisnis yang tidak melanggar hukum negara maupun agama. Cara berbisnis yang tepat dapat meningkatkan hasil produksi yang lebih baik. Namun, setiap perusahaan perlu memperhatikan apakah caranya berbisnis sudah sesuai norma dan aturan yang berlaku atau belum.

Tindakan berbisnis yang tidak sesuai norma misalnya pelanggaran atas tata tertib tidak tertulis yang berlaku di masyarakat. Selain itu, terdapat pula aturan-aturan produksi dalam bisnis yang telah ditentukan pemerintah. Misalnya tingkat pencemaran, tingkat kebisingan, tingkat polusi udara, dan lain-lain.

f.) Teknis Operasional

Sebuah teknis operasional harus diperhatikan perusahaan agar kegiatan usahanya berjalan lancar. Oleh karena itu, pastikan bisnis yang hendak dijalankan mendapat izin dari instansi atau departemen terkait. Teknis operasional yang baik dapat membuat kegiatan produksi jauh lebih efektif. Tak heran jika perusahaan memiliki bagian teknis tersendiri ketika melaksanakan tugasnya.

Jika sebuah bisnis memiliki tim teknis yang baik, tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap bagian lainnya di perusahaan. Di sebuah perusahaan, baik skala besar maupun kecil, adanya teknis operasional memang sangat penting dan tidak boleh diabaikan.

2. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi menjadi salah satu yang memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat. Aspek ekonomi dalam studi kelayakan bisnis akan menganalisis hal-hal penting pada suatu proyek. Analisis akan dilakukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apakah proyek yang dijalankan akan mengubah income penduduk setempat atau tidak.

Selain itu, akan dipertanyakan pula seberapa besar pendapatan per kapita penduduk, upah rata-rata tenaga kerja setempat (UMR), apakah pendapatan masyarakat sudah mencukupi UMR, dan pertanyaan lainnya.  Aspek ekonomi menjadi salah satu pembahasan utama dalam studi kelayakan bisnis.

3. Aspek Pasar

Kondisi pasar sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi perusahaan. Oleh karena itu, aspek ini layak dianalisis karena sangat penting dalam proyek bisnis yang dijalankan. Tanpa adanya permintaan atas barang/jasa, aktivitas ekonomi akan lumpuh. Pada dasarnya, analisis pasar ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan pasar dan konsumen.

Di antaranya adalah berapa luas pasar, market-share dari produk bersangkutan, serta pertumbuhan dan permintaan pelanggan. Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan bisnis memang diawali dengan kondisi pasar dan kegiatan marketing di dalamnya. Mengapa aspek pasar penting dalam studi kelayakan bisnis? Berikut beberapa alasannya.

a.) Produk Marketable

Mengenali produk marketable sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, pebisnis perlu memastikan apakah perusahaannya telah memproduksi barang marketable atau belum. Jika sama sekali belum mengetahuinya, kegiatan analisis studi kelayakan sebaiknya dihentikan. Hal ini bisa dilanjutkan apabila produk yang dihasilkan sudah bersifat marketable.

Produk marketable diartikan sebagai produk layak jual dan dimiliki masyarakat. Tentu saja produk jenis ini harus memperhatikan tren pasar dan kebutuhan banyak konsumen. Produk yang tidak marketable diartikan sebagai barang yang tak layak jual. Oleh karena itu, menganalisis kondisi pasar sangat penting dilakukan untuk mengetahui produk apa yang sedang banyak dibutuhkan.

b.) Kenaikan Permintaan

Kecenderungan permintaan atas barang yang akan diproduksi seharusnya menunjukkan grafik kenaikan yang signifikan. Terlebih jika studi kelayakan bisnis yang dijalankan sudah cukup baik. Jika sebaliknya (grafik permintaan menurun), studi kelayakan untuk pendirian perusahaan sebaiknya dihentikan. Jika ingin melanjutkan, perusahaan bisa mencari tujuan objek studi pengembangan.

c.) Bahan Baku Produk

Negara memang telah mengatur berbagai aktivitas produksi yang bisa dijalankan perusahaan. Kandungan material produk yang dibuat tidak boleh mengandung unsur atau elemen yang dilarang negara maupun agama. Terlebih jika dilihat dari sudut pandang hukum, tentunya studi kelayakan tidak direkomendasikan untuk diteruskan. Sebaiknya segera dihentikan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Mendapat bahan baku produk yang aman tentunya akan lebih memberikan ketenangan bagi pebisnis. Selain itu, dampak lingkungan yang ditimbulkan pun tidak akan menyebabkan masalah baru yang harus dihadapi perusahaan.

4. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi termasuk ke dalam aspek internal perusahaan. Mengingat hal ini berkaitan dengan teknologi yang diterapkan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan aspek teknis dan teknologi.

a.) Berkenaan dengan Pengoperasian Proyek

Aspek teknis tentunya berhubungan langsung dengan pengoperasian dan pembangunan proyek secara teknis. Hal ini bisa dilihat setelah proyek atau bisnis tersebut didirikan. Analisis terhadap teknis dan teknologi juga bermanfaat untuk menaksir biaya investasi. Termasuk di antaranya start up cost dan pra operasional bisnis yang akan dijalankan.

b.) Mengetahui Teknis Produksi

Studi terhadap aspek teknis dan teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk mengungkapkan kebutuhan perusahaan. Artinya, setiap bisnis yang dijalankan bisa diketahui teknis proses produksinya. Bagi industri manufaktur, pengkajian biasanya tidak bisa lepas dari analisis kapasitas produksi, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan mesin, dan lokasi pabrik.

Selain itu, tata letak pabrik seringkali menjadi objek analisis berikutnya. Mengingat proses produksi yang baik juga memperhitungkan tata letak pabrik yang menguntungkan. Setelah menganalisis teknis dan teknologi, selanjutnya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan yang tetap.  

5. Aspek Manajemen

Aspek manajemen tentunya menjadi salah satu objek analisis yang tidak boleh dilewatkan. Studi terhadap aspek manajemen umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a.) Manajemen Pembangunan Proyek

Aspek manajemen yang pertama adalah manajemen pembangunan proyek. Dalam membangun sebuah bisnis, tentunya terdapat manajemen pembangunan yang ikut berperan di dalamnya. Oleh sebab itu, aspek manajemen ini ikut dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis.

b.) Manajemen Operasional Rutin

Setelah bisnis dijalankan, tentunya setiap pemilik perusahaan menginginkan agar bisnisnya bisa terus bertahan lama. Tak jarang bisnis yang telah berjalan beberapa lama akhirnya harus gulung tikar hanya karena lemahnya manajemen perusahaan. Oleh karena itu, sebuah studi kelayakan bisnis perlu memperhitungkan aspek manajemen dengan seksama.

6. Aspek Keuangan

Sebagian besar bisnis memang mempertimbangkan modal sebagai penggerak utama sebuah usaha dapat berjalan. Oleh karena itu, aspek keuangan merupakan hal krusial karena menjadi salah satu penentu kelancaran bisnis. Pengaturan anggaran yang tepat dan efektif sangat penting dilakukan agar perencanaan bisnis lebih matang dan siap dieksekusi.

Cara atau Langkah Membuat Studi Kelayakan Bisnis

Setiap pebisnis perlu memahami cara atau langkah membuat studi kelayakan bisnis. Hal ini sangat penting karena akan menentukan nasib perusahaan yang didirikan. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa cara yang harus dilakukan sebelum membuat studi kelayakan proyek atau bisnis.

1. Penemuan Ide

Tahap pertama membuat studi kelayakan bisnis adalah penemuan ide. Pebisnis baru memulainya dengan menentukan ide bisnis mana yang sekiranya memiliki prospek yang cerah. Tidak perlu banyak sekaligus, ide bisnis bisa dijalankan satu per satu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Jika pebisnis memiliki lebih dari satu ide, maka ide akhir yang dieksekusi harus mempertimbangkan beberapa hal penting. Salah satunya adalah hal-hal teknis yang harus dilalui serta potensi keuntungan maksimal yang dapat diraih.

2. Tahap Penelitian

Setelah menemukan ide bisnis yang sesuai, tahapan selanjutnya adalah melakukan observasi. Penelitian ini harus dilakukan secara mendalam dan menggunakan metode ilmiah. Beberapa langkah penelitian yang harus dilalui antara lain adalah sebagai berikut:

  • Mengumpulkan data dan informasi yang valid
  • Mengolah data berdasarkan teori yang paling relevan
  • Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan peralatan yang sesuai
  • Membuat kesimpulan atas hasil
  • Membuat laporan dari hasil penelitian

3. Tahap Evaluasi

Tahap selanjutnya dalam studi kelayakan bisnis adalah melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan aktivitas membandingkan objek dengan beberapa kriteria standar yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini berkaitan dengan biaya (cost) yang harus dikenakan pada perusahaan dan manfaat (benefit) yang nantinya akan didapatkan.

4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak

Tahap ini bisa pula disebut sebagai tahap seleksi banyaknya usulan bisnis yang ada. Jika pebisnis memiliki lebih dari satu usulan proyek, tentunya perlu dilakukan pemilihan usulan mana yang paling layak. Oleh karena itu, pilihlah rencana bisnis yang memiliki skor terbesar melalui tahapan evaluasi ini.

5. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapatkan usulan yang layak, tahap selanjutnya adalah merealisasikan semua rencana bisnis yang tersusun sedemikian rupa. Jika bisnis dapat dibangun dengan lancar, maka langkah selanjutnya adalah melakukan operasional bisnis secara rutin. Hal ini berbeda jika pelaksanaan di awal belum terwujud, aktivitas rutin perusahaan tidak bisa dijalankan.

Untuk mencapai tahap pelaksanaan ini, pebisnis harus membuat sebuah rencana bisnis yang baik. Susunan rencana kerja terkait proses realisasi usaha ini harus dibuat dengan seksama.

Contoh Studi Kelayakan Bisnis Usaha Rumah Makan

Makanan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Bervariasinya menu makanan yang ada dapat meningkatkan selera seseorang dalam makanan. Saat ini, bisnis usaha rumah makan semakin menjamur di berbagai daerah. Terutama di area pusat kota maupun dekat perkantoran.

Mengingat jam istirahat kantor merupakan momen yang tepat bagi rumah makan melayani konsumen. Terdapat aneka menu makanan yang bisa dijual dan banyak diminati karyawan kantor. Di antaranya adalah menu lauk pauk dan sayuran yang tidak lekang oleh waktu. Namun, pebisnis juga dapat menambahkan menu makanan lainnya lebih ringan untuk dicerna.

Selain itu, pebisnis juga bisa menambahkan menu minuman kekinian untuk menarik lebih banyak pelanggan. Namun, sebelum memulai bisnis usaha rumah makan, pastikan terlebih dahulu aspek-aspek studi kelayakan bisnis. Pastikan setiap aspek saling berkaitan satu sama lain.

Salah satunya adalah aspek lingkungan, apakah sudah sesuai dengan target market rumah makan atau belum. Tentukan target pasar apakah anak muda, pelajar, mahasiswa, atau karyawan kantor. Dari aspek marketing tersebut, pebisnis bisa memilih strategi yang akan dilakukan. Terlebih jika sudah ada bisnis sejenis yang berada di sekitar.

Memahami studi kelayakan bisnis memang merupakan keharusan bagi setiap pebisnis. Sesuai yang telah dijabarkan di atas, studi ini berhubungan dengan jumlah investor, permintaan pasar, dan aspek lainnya. Sehingga membuat studi kelayakan sebelum menjalankan bisnis merupakan langkah yang sangat tepat.