Peta Bali

Sebagai warga negara Indonesia, pasti sudah tahu dengan panorama alam yang memukau dari Pulau Bali. Dilihat dari peta, Bali hanyalah satu dari ribuan pulau kecil yang ada di wilayah negara Indonesia. Meski begitu, pulau ini menyuguhkan pesona alam yang eksotis dan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer, baik di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Jika kita lihat peta Indonesia, peta Bali terletak di sebelah timur peta pulau Jawa.

Pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini memiliki tradisi dan budaya yang masih sangat kental. Untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai sejarah, kesenian, dan adat kebudayaan Bali, mari simak ulasan berikut ini.

Gambar Peta Bali

gambar peta bali

Peta Bali Lengkap

gambar peta balil lengkap

Peta Buta Bali

gambar peta buta bali

Peta Provinsi Bali

gambar peta provinsi bali

Sejarah Pulau Bali

Jika dilihat dari peta Indonesia, letak Pulau Bali berada di sebelah timur Pulau Jawa dan dipisahkan oleh Selat Bali. Melalui peta Bali, bisa dilihat juga wilayah Provinsi Bali dengan beberapa pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitarnya. Pulau-pulau kecil tersebut meliputi Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan.

Pulau-pulau tersebut juga memiliki panorama alam yang tidak kalah cantik dengan Pulau Bali. Provinsi Bali ini memiliki ibu kota yaitu Denpasar dengan mayoritas masyarakatnya adalah pemeluk agama Hindu dan masih sangat menjunjung tinggi tradisi setempat. Oleh karena itu, bisa menjumpai Pura yang menjadi tempat peribadatan umat Hindu dengan mudah.

Sejarah Bali bermula ketika pulau ini dihuni oleh bangsa Austronesia yang berasal dari Taiwan dan bermigrasi sekitar tahun 2000 sebelum Masehi melalui jalur maritim Asia Tenggara. Bahasa dan budaya masyarakat Bali juga berkaitan erat dengan orang-orang yang berasal dari kepulauan Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Oseania.

Agama Hindu ke Bali diperkirakan mulai masuk sekitar abad ke-1 Masehi. Budaya yang berkembang di kehidupan masyarakat Bali juga mendapat pengaruh dari budaya India dan Cina. Istilah Bali Dwipa atau Pulau Bali sendiri sudah ditemukan di beberapa prasasti. Salah satunya yaitu pada pilar prasasti Blanjong atau Walidwipa yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 914 Masehi.

Pada masa Bali kuno, dikenal sembilan sekte Hindu yang berkembang pada saat itu yaitu sekte Pasupata, Waisnawa, Brahma, Siwa Shindata, Bodha, Sora, Resi, Bhairawa, dan Ganapatya. Kesembilan sekte tersebut memiliki dewa-dewa tertentu yang dipuja dan dihormati sebagai Ketuhanan pribadinya.

Kemudian sekitar tahun 1293-1520 Masehi, tepatnya pada tahun 1343 Masehi Kerajaan Hindu Majapahit yang berada di Jawa Timur mendirikan koloni di Bali. Hingga akhirnya pada abad ke-15 yaitu ketika masa kejayaan kerajaan mulai mengalami kemunduran, terjadilah eksodus besar-besaran dari Jawa ke Bali yang melibatkan kaum seniman, pendeta, intelektual, dan musisi.

Pada masa itu juga diperkenalkan dan dikembangkan sistem irigasi Subak untuk pertanian, khususnya untuk menanam padi. Tradisi budaya dan keagamaan yang berkembang pada itu bahkan masih dijalankan sampai saat ini dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tidak hanya tradisi budaya dan keagamaan saja yang masih dijaga dengan baik, masyarakat Bali juga sangat menjaga kelestarian alam. Maka tidak mengherankan jika pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Seribu Pura ini juga menjadi surga bagi para pelancong yang ingin menikmati keindahan dan keeksotisan alam Pulau Bali.

Kesenian Tari Bali

Di mata para wisatawan, kesenian yang berkembang di Bali memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Pulau yang memiliki magis dan mistis yang kuat ini selalu berhasil membuat siapa saja yang berkunjung ke sana merasa terpukau dan terpesona. Berikut ini merupakan beberapa contoh jenis kesenian tari Bali yang sangat populer.

1. Tari Pendet

Anda tentu sudah tidak asing lagi dan sudah sangat familiar dengan kesenian tari Pendet, bukan? Pada mulanya, tarian khas Bali ini merupakan tarian yang ditujukan untuk pemujaan terhadap para dewa dan banyak dipraktikkan di Pura. Kesenian tari Pendet ini juga dijadikan sebagai lambang atau simbol penyambutan turunnya para dewa ke alam dunia.

Namun, seiring berjalannya waktu dan zaman yang terus berkembang, para seniman di Bali mengubah tari Pendet menjadi tarian ucapan selamat datang atau tari penyambutan tamu. Tarian yang dilakukan oleh para gadis ini memiliki pola gerak yang sangat dinamis, lincah, dan luwes. Tata rias dan kostum yang digunakan untuk tari Pendet juga sangat menarik perhatian dengan dominasi warna kuning.

2. Tari Panji Semirang

Tari Panji Semirang merupakan kesenian tari Bali yang tergolong tarian tunggal karena dilakukan oleh perseorangan. Tarian ini diciptakan oleh seorang seniman bernama I Nyoman Kaler sekitar tahun 1942 yang menggambarkan kisah seorang pria yang melakukan pengembaraan.

Tarian ini dilakukan oleh seorang penari wanita yang berpenampilan menyerupai sosok seorang laki-laki. Tarian ini mengisahkan tentang sebuah pengembaraan yang dilakukan oleh Galuh Candarakirana, seorang putri raja yang menyamar menjadi seorang pria dengan nama samaran yaitu Raden Panji.

3. Tari Condong

Jenis kesenian tari Condong memiliki durasi yang panjang dan cukup sulit untuk diperagakan (ditirukan) dibandingkan jenis tarian yang lainnya. Tarian yang menggambarkan seorang abdi raja ini termasuk ke dalam golongan tarian klasik Bali. Meski memiliki gerakan yang sangat kompleks, tarian ini banyak digemari oleh para penikmat seni, khususnya mereka yang menyukai seni tari.

4. Tari Kecak

Selain tari Pendet, tari Kecak juga menjadi salah satu jenis kesenian seni tari yang menjadi ciri khas Bali. Tarian yang tergolong dalam seni drama tari ini menceritakan kisah pewayangan, khususnya cerita Ramayana. Tari Kecak digagas pertama kalinya oleh seniman Bali bernama Wayan Limbak bersama kawannya yaitu seorang pelukis asal Jerman bernama Walter Spies pada tahun 1930.

Gamelan Bali

Sama seperti daerah-daerah lainnya, Bali juga memiliki kesenian alat musik berupa gamelan. Meski mirip dengan gamelan Jawa, gamelan Bali memiliki beberapa perbedaan yaitu terletak pada ritmenya. Ketika dibunyikan atau dimainkan, gamelan Bali memiliki ritme yang lebih cepat daripada ritme pada gamelan Jawa, salah satunya adalah rindik.

Alat musik tradisional rindik ini terbuat dari potongan bambu pilihan agar bisa menghasilkan suara dan irama yang bagus, serta tidak mudah pecah saat dimainkan. Untuk memainkan alat musik tradisional yang satu ini bisa dilakukan dengan cara dipukul menggunakan alat tabuh secara bergantian sampai menciptakan suara yang indah dan merdu.

Adat Kebudayaan Bali

Sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Hindu, adat kebudayaan Hindu di Bali sangatlah kental. Meski begitu, hal ini tidak mempengaruhi kehidupan masyarakat yang memeluk agama lain, bahkan mereka tetap hidup berdampingan dengan rukun, damai, saling menghargai, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan (gotong royong).

Masyarakat Bali juga dikenal sebagai masyarakat yang masih menjunjung nilai-nilai budaya dan adat istiadat dari masa silam hingga saat ini. Ada beberapa jenis adat kebudayaan yang masih dilakukan masyarakat Bali sampai saat ini antara lain sebagai berikut.

1. Pernikahan

Bali dikenal memiliki kebudayaan yang unik dan khas, tak terkecuali dengan prosesi adat pernikahannya. Adat pernikahan ini sudah diwariskan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang dan masih dijalankan hingga saat ini.

Masyarakat Bali juga dikenal sangat taat dan menjunjung nilai-nilai adat dan agama yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dalam melangsungkan pernikahan, ada beberapa prosesi adat yang musti dilakukan antara lain:

  • Upacara Ngekep merupakan upacara adat untuk menyiapkan calon pengantin atau mempelai wanita mulai dari masa remaja hingga siap menjadi seorang istri serta ibu.
  • Mungkah Lawang (Buka Pintu) merupakan adat kebudayaan masyarakat Bali untuk mengetuk sebanyak tiga kali di pintu rumah pengantin wanita.
  • Masegehagung merupakan upacara adat selamat datang yang dilakukan oleh pengantin pria untuk menyambut pengantin wanita.
  • Madengen-dengen merupakan upacara adat yang dilakukan kedua calon pengantin dan bertujuan untuk menyucikan diri dari energi yang buruk/negatif.
  • Mewidhi Widana merupakan upacara adat untuk menyempurnakan seluruh prosesi pernikahan yang sudah dilalui.
  • Mejauman Ngabe Tipat Bantal adalah upacara pamitan yang dilakukan oleh keluarga pengantin pria kepada keluarga mempelai pengantin wanita, karena pengantin wanita sudah resmi menjadi bagian dari keluarga besar sang suami.

2. Upacara Potong Gigi

Adat ini sebenarnya bukan benar-benar memotong gigi, namun lebih ke arah mengikir atau merapikan enam gigi geraham. Pengikiran gigi ini dipercaya dapat membantu menghilangkan sifat-sifat negatif yang ada di dalam diri seseorang.

Prosesi adat potong gigi ini wajib dilakukan oleh pria dan wanita yang sudah beranjak dewasa. Bagi pria ditandai dengan suara yang berat akibat pita suara yang membesar, sedangkan pada wanita ditandai dengan menstruasi/haid.

3. Upacara Kematian

Di saat ada anggota keluarga atau kerabat yang meninggal dunia, masyarakat Bali memiliki upacara adat kematian atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ngaben. Ngaben sendiri merupakan prosesi pembakaran jenazah yang dipercayai oleh masyarakat Bali sebagai cara untuk mengembalikan roh orang yang meninggal dunia ke tempat dirinya berasal, yaitu dunia roh para leluhur.

Dengan melihat peta Bali beserta keterangannya seperti yang sudah dijelaskan di atas, dapat diketahui lebih jauh kebudayaan dan potensi alam yang ada di Bali. Selain unsur kebudayaan yang masih terjaga dengan baik, panorama alam yang disuguhkan juga semakin menarik minat para wisatawan untuk berlibur sekaligus belajar budaya-budaya yang ada di Pulau Bali.