Akuntansi: Pengertian, Sejarah, Tujuan, Proses, dan Bidangnya

Dalam menjalankan usaha, pengelolaan keuangan yang tertata dengan baik menjadi salah satu kunci utama keberhasilan bisnis. Setiap transaksi, baik pemasukan maupun pengeluaran, perlu dicatat dan dianalisis secara sistematis agar perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dan terarah.

Pada titik inilah akuntansi berperan penting sebagai fondasi pengelolaan keuangan yang rapi, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Meski memiliki peran yang krusial, akuntansi sering dianggap sebagai ilmu yang rumit karena melibatkan banyak istilah dan konsep yang harus dipahami. Padahal, pemahaman akuntansi akan menjadi lebih mudah apabila dimulai dari dasar-dasarnya.

Oleh karena itu, penguasaan ilmu akuntansi menjadi hal yang wajib, khususnya bagi siapa saja yang ingin berkecimpung di dunia bisnis. Untuk itu, berikut penjelasan mengenai akuntansi: pengertian, sejarah, tujuan, proses, dan bidangnya yang perlu dipahami.

Pengertian Akuntansi

Pengertian Akuntansi
Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah sistem yang berperan dalam mencatat, mengklasifikasikan, dan menyajikan data keuangan perusahaan atau organisasi. Informasi keuangan tersebut digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.

Cakupan akuntansi meliputi berbagai aktivitas, mulai dari pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, hingga analisis kondisi keuangan untuk menilai kinerja serta posisi keuangan perusahaan.

American Accounting Association (AAA) menjelaskan bahwa akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi agar pengguna informasi dapat melakukan penilaian dan mengambil keputusan secara tepat.

Sementara itu, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dalam satuan mata uang, termasuk penafsiran atas hasilnya.

Di Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 476/KMK.01/1991, akuntansi diartikan sebagai serangkaian proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan, penganalisisan, dan pelaporan transaksi keuangan suatu entitas ekonomi untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, mempelajari akuntansi berarti memahami keseluruhan proses pengelolaan data keuangan agar dapat menghasilkan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dijadikan dasar dalam menetapkan kebijakan ekonomi.

Sejarah Akuntansi

Sejarah akuntansi bermula sejak masa peradaban kuno, seiring dengan berkembangnya kegiatan perdagangan dan pertukaran barang. Pada tahap awal, manusia mulai melakukan pencatatan sederhana untuk mengawasi transaksi, kepemilikan, serta hasil kegiatan ekonomi.

Perkembangan penting akuntansi terjadi pada tahun 1494, ketika Luca Pacioli menerbitkan buku berjudul Summa de Arithmetica. Di dalam buku tersebut terdapat bagian Tractus de Computis et Scriptoris yang memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping). Sistem ini mewajibkan setiap transaksi dicatat dalam dua sisi, yaitu debit dan kredit, dan menjadi fondasi utama akuntansi modern. Tidak lama setelah itu, sistem akuntansi mulai diterapkan secara luas di Italia.

Seiring berjalannya waktu, akuntansi berkembang dan diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Berbagai sistem akuntansi pun muncul dan berkembang sesuai dengan wilayahnya, seperti Sistem Anglo-Saxon yang digunakan di Amerika Serikat dan Inggris, serta Sistem Kontinental yang berkembang di Belanda.

Perkembangan akuntansi semakin pesat setelah terjadinya revolusi industri, ketika kebutuhan pencatatan dan pelaporan keuangan menjadi lebih kompleks. Memasuki abad ke-20, praktik akuntansi mulai diatur melalui standar-standar resmi agar penerapannya lebih seragam di berbagai negara. Di Indonesia, standar akuntansi ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Jika ditelusuri lebih jauh, akuntansi telah berkembang sejak ribuan tahun lalu, terutama di peradaban Mesopotamia kuno yang berkaitan dengan sistem uang, penghitungan, dan penulisan. Bukti awal pembukuan juga ditemukan pada masa Iran kuno. Selain itu, praktik audit telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir Kuno, sementara pada masa pemerintahan Kaisar Augustus, Romawi telah memiliki sistem pencatatan keuangan yang cukup rinci.

Pembukuan entri ganda sendiri diyakini telah dipraktikkan oleh komunitas Yahudi di Timur Tengah pada awal abad pertengahan, lalu disempurnakan di Eropa. Konsep ini kemudian dipopulerkan oleh Luca Pacioli, yang hingga kini dikenal sebagai Bapak Akuntansi. Selanjutnya, pada abad ke-19, akuntansi berkembang menjadi profesi yang terorganisir dengan dibentuknya Institute of Chartered Accountants di Inggris pada tahun 1880.

Tujuan Akuntansi

Secara umum, akuntansi bertujuan menyediakan informasi keuangan yang akurat, relevan, dan tepat waktu bagi para pengguna informasi. Informasi ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya perusahaan. Adapun tujuan akuntansi secara lebih rinci antara lain sebagai berikut:

Memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan

Melalui laporan keuangan, manajemen maupun pihak berkepentingan lainnya dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan, termasuk aset, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki.

Mendukung pengambilan keputusan

Informasi akuntansi yang andal membantu manajemen dalam menentukan langkah strategis, seperti melakukan investasi, menekan biaya operasional, atau meningkatkan kapasitas produksi.

Membantu pengendalian dan pengawasan perusahaan

Akuntansi berperan sebagai alat kontrol untuk memastikan kegiatan operasional berjalan sesuai rencana serta penggunaan sumber daya dilakukan secara efisien dan efektif. Pelajari pengguna ilmu akuntansi yang bisa kamu ketahui.

Memenuhi kewajiban perpajakan

Laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi memudahkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pelaporan dan pembayaran pajak kepada otoritas terkait.

Proses Akuntansi

Proses Akuntansi
Pixabay.com

Seperti yang telah disampaikan, proses dalam akuntansi terdiri atas 4 hal yakni mencatat, meringkas dan melaporkan serta menganalisis data. Adapun penjelasan singkatnya sebagai berikut:

1. Mencatat

Mencatat menjadi hal pertama dalam proses akuntansi. Proses mencatat ini dilakukan terhadap berbagai transaksi yang dilakukan dalam perusahaan. Proses ini juga bisa disebut dengan pembukuan yang tujuannya ialah untuk mengenali transaksi sekaligus memasukkannya dalam catatan.

Proses pembukuan itu sendiri cuma berhubungan dengan pencatatan. Tidak ada lagi yang lainnya. Sehubungan dengan akuntansi, memang ada banyak pembukuan untuk kepentingan pencatatan yang lebih terperinci. Untuk proses pencatatan transaksi keuangan juga ada tiga tahapan sebagai berikut:

  1. Memakai sistem yang bisa menolong dalam pengelolaan catatan keuangan
  2. Melacak transaksi keuangan yang terjadi secara terperinci
  3. Menggabungkan laporan sehubungan dengan upaya penyajian laporan keuangan

2. Meringkas

Hasil dari pencatatan transaksi pada umumnya masih merupakan data mentah. Sebenarnya data mentah ini belum begitu penting bagi perusahaan karena data mentah tidak mempunyai peran yang berarti dalam pengambilan keputusan. Namun, oleh seorang akuntan data mentah tersebut nantinya akan dibagi menjadi beberapa kategori.

Tidak hanya mengelompokkannya dalam kategori tertentu, akuntan juga akan menerjemahkannya. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa setelah pencatatan transaksi dilakukan, kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan meringkas.

3. Melaporkan

Manajemen mempunyai tanggung jawab yang besar, yakni mengurus perusahaan. Sementara itu, pemilik bisnis harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang operasi-operasi yang ada dalam perusahaan serta bagaimana perusahaan menggunakan uangnya. Untuk itu, pemilik bisnis akan menerima laporan keuangan yang biasanya terdiri atas laporan bulanan, tiga bulanan serta tahunan.

4. Menganalisa

Setelah dilakukan pencatatan dan catatan tersebut diringkas, selanjutnya akan dilakukan penarikan kesimpulan. Proses analisa ini menjadi akhir dari proses yang telah dilakukan dan pihak manajemen mempunyai tanggung jawab juga dalam hal memeriksa poin positif dan poin negatifnya.

Kaitannya dengan analisa, akuntansi juga memperkenalkan konsep perbandingan. Yakni membandingkan antara laba, ekuitas, penjualan dan lain sebagainya guna menentukan sekaligus menganalisis kinerja, membuat keputusan dan juga menciptakan pertumbuhan bisnis.

Persamaan Akuntansi

Persamaan akuntansi bisa dianggap sebagai suatu kondisi yang menunjukkan hubungan atau relasi antara harta, utang dan juga modal sang pemilik dengan perhitungan bahwa antara ruas kiri (harta) besarnya sama dengan ruas yang kanan (modal dan utang).

Adapun manfaat dari persamaan akuntansi ini ialah bisa mengetahui besar pengaruh suatu transaksi terhadap posisi keuangan bisnis atau perusahaan serta memungkinkan pengguna informasi akuntansi untuk menilai suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus membuat prinsip keseimbangan dalam persamaan akuntansi seperti berikut:

Harta = utang + modal

Harta dalam hal ini biasa disebut sebagai aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Hak atau kekayaan tersebut disebut pasiva. Apabila pasiva ini adalah pemilik perusahaan itu sendiri maka persamaan akuntansinya adalah Harta = Modal.

Namun hak atas kekayaan juga ada yang berasal dari kreditur atau pihak lain yang nantinya akan dikelompokkan sebagai utang. Jadi untuk persamaan akuntansinya sebagai berikut: Harta = utang + modal.

Penting untuk diingat bahwa dalam prinsip persamaan akuntansi, pelunasan utang lebih diutamakan dibandingkan dengan pengembalian modal. Dengan kata lain, hak kreditur lebih diutamakan dibandingkan dengan hak pemilik. Apabila nanti perusahaan bubar atau mengalami pailit, hak kreditur atas kekayaan perusahaan wajib diselesaikan terlebih dahulu.

Komponen Akuntansi

Komponen Akuntansi
Pixabay.com

Dalam proses pencatatan akuntansi, transaksi akan dicatat sekaligus dikelompokkan dengan berdasarkan kategori tertentu. Meninjau kategori tertentu tersebut, maka terdapat 5 komponen utama dalam akuntansi, sebagai berikut.

1. Aset atau Harta

Aset atau harta ialah berbagai hal yang mempunyai nilai serta dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, aset ini adalah harta kekayaannya perusahaan baik itu yang wujudnya terlihat maupun yang wujudnya tidak terlihat, bisa dikonversi menjadi uang atau mempunyai nilai uang serta berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

a.) Kas

Kas atau cash ialah seluruh aset yang tersimpan dalam kas perusahaan maupun setara kas yang disimpan di bank yang dapat diambil kapan saja.

b.) Piutang

Piutang merupakan hak milik perusahaan yang masih berada di tangan pihak lain, baik itu berupa uang maupun penjualan yang masih belum dibayar lunas. Piutang juga termasuk pendapatan yang belum diterima.

c.) Persediaan

Persediaan ini biasanya adalah persediaan dagang, yakni barang dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali sambil mengharapkan keuntungan kurang dari 1 tahun.

d.) Peralatan

Ini merupakan alat atau bisa juga berbentuk tempat yang manfaatnya ialah untuk mendukung proses berjalannya pekerjaan. Umumnya, peralatan lebih tahan lama dan dalam akuntansi mengacu pada peralatan kantor, perabot, mesin, kendaraan, komputer serta perangkat elektronik.

e.) Perlengkapan

Ini merupakan berbagai perlengkapan yang digunakan demi mendukung kelancaran bisnis dan sifatnya habis pakai. Atau bisa juga diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh perusahaan yang sifatnya habis digunakan maupun bisa digunakan hingga berulang kali, bentuknya relatif kecil serta bertujuan untuk melengkapi keperluan bisnis perusahaan.

f.) Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka ini merupakan beban yang dibayarkan di awal, akan tetapi masih belum menjadi kewajiban di periode yang bersangkutan. Contohnya, ada pelanggan yang membayar tagihan di awal waktu sebelum periode pembebanan.

g.) Tanah dan Bangunan

Adapun tanah dan bangunan ini adalah contoh dari aset atau aktiva tetap yang pemakaiannya bisa lebih dari satu tahun, dapat digunakan untuk menunjang proses operasi dan biasanya tidak untuk dijual kecuali bila terdapat kondisi tertentu yang mengharuskan perusahaan terkait untuk menjualnya.

2. Liabilitas atau Kewajiban

Bentuk kewajiban umumnya ialah utang. Jadi, kewajiban atau liabilitas di sini berarti sejumlah dana yang dipinjam oleh perusahaan dari kreditur atau pihak lainnya yang wajib dilunasi sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Utang ini dicatat guna menunjukkan bahwa perusahaan telah berjanji akan membayarnya di kemudian hari.

Hutang

Dalam akun hutang yang menjadi kewajiban, contohnya biasanya ialah utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek misalnya utang pajak, utang gaji, utang bank dan utang dagang. Sementara utang jangka panjang contohnya adalah utang obligasi dan utang hipotek (utang yang menggunakan jaminan).

3. Ekuitas atau Modal

Ekuitas atau equity juga termasuk bagian dari aset perusahaan namun dimiliki oleh pihak ketiga atau pemegang saham. Ekuitas bisa juga diartikan sebagai kewajiban perusahaan terhadap para pemilik modal yang ikut menanamkan modalnya ke perusahaan.

Berbagai hal yang dimiliki oleh perusahaan guna menunjang jalannya perusahaan akan digolongkan sebagai modal. Modal ini ada 2 yakni modal internal dan modal eksternal. Modal internal ialah modal yang diperoleh sendiri, bisa dari hasil keuntungan dan bisa juga merupakan milik pribadi. Sementara modal eksternal ialah modal yang diperoleh dari sumber luar, misalnya pinjaman dari bank.

4. Pendapatan atau Revenue

Pendapatan merupakan nominal yang diperoleh perusahaan dari hasil menjual jasa atau barang. Namun pendapatan juga bisa diperoleh dari bunga maupun sewa. Apabila perusahaan menyewakan tempatnya, uang yang diperoleh akan masuk ke pendapatan sewa. Namun apabila perusahaan meminjamkan uang lalu mendapatkan bunga, maka disebut pendapatan bunga.

5. Beban atau Expense

Beban merupakan uang atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan guna membiayai operasional usaha. Beban ini adalah kebalikan dari pendapatan, dengan kata lain beban ialah berbagai nominal yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan guna menjalankan usaha. Contoh beban yaitu:

  1. Beban bunga yakni beban perusahaan untuk membayar bunga.
  2. Beban sewa yakni beban perusahaan untuk membayar sewa alat maupun sewa gedung.
  3. Beban gaji yakni beban perusahaan untuk membayar gaji karyawan.

Bidang Akuntansi

Perlu diketahui bahwa akuntansi terdiri atas sejumlah bidang berbeda yang sesuai dengan peruntukannya. Berikut ini beberapa contoh bidang akuntansi yang bisa disimak:

1. Akuntansi Keuangan

Sesuai dengan namanya, bidang akuntansi satu ini akan fokus pada masalah pelaporan informasi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pemakai informasi eksternal, misalnya kreditur, calon investor dan investor. Selain itu, juga untuk mencatat sekaligus menghitung transaksi yang dilakukan serta menyiapkan laporannya untuk pengguna eksternal tersebut.

2. kuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen lebih fokus pada masalah analisis, pengukuran serta pelaporan informasi yang bisa membantu para manajer untuk membuat keputusan sehubungan dengan upaya untuk memenuhi tujuan perusahaan. Dalam bidang akuntansi satu ini, tindakan serta laporan internal akan didasarkan pada analisis biaya-manfaat.

3. Audit

Audit merupakan verifikasi asersi yang diciptakan atau dibuat oleh orang lain mengenai suatu laporan keuangan. Namun audit juga bisa dikatakan sebagai akuntansi pemeriksaan yang tentunya di sini tidak memihak.

4. Sistem Informasi Akuntansi

Sementara sistem informasi akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi organisasi yang akan lebih berfokus pada pemrosesan data keuangan. Ada banyak perusahaan yang memakai sistem informasi berbasis kecerdasan buatan atau AI. Contohnya industri perbankan dan keuangan yang memanfaatkannya untuk mendeteksi penipuan.

5. Akuntansi Pajak

Untuk akuntansi pajak, ini merupakan akuntansi yang lebih fokus pada masalah pajak dibandingkan dengan tampilan laporan keuangan. Pastinya, standar untuk perpajakan berbeda dengan standar akuntansi keuangan. Mengapa demikian? Karena dalam perpajakan tidak terdapat akuntansi, yang ada hanyalah pencatatan pembukuan.

6. Akuntansi Forensik

Akuntansi forensik merupakan bidang perpaduan dari kemampuan investigatif dan ilmu akuntansi untuk memecahkan sengketa keuangan atau masalah keuangan atau dugaan fraud yang akhirnya diputuskan oleh arbitrase, pengadilan maupun tempat penyelesaian perkara yang lainnya.

Mengenal Apa Itu PSAK

PSAK merupakan singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK ini adalah standar yang wajib dipelajari oleh siapa saja yang ingin mendalami ilmu akuntansi. Singkatnya, PSAK ini merupakan kerangka prosedur yang dijadikan rujukan atau pedoman dalam membuat laporan keuangan akuntansi.

Oleh sebab itu, dalam PSAK terdapat sejumlah aturan yang berhubungan dengan pencatatan, penyusunan, pelaksanaan sekaligus penyajian laporan keuangan. Dalam PSAK juga terdapat sejumlah prinsip atau dasar dalam menyajikan laporan keuangan yang di dalamnya terdapat tujuan umumnya. Pelajari persamaan dasar ilmu akuntansi yang bisa kamu pelajari.

PSAK dibuat serta disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia atau IAI. Pembuatan PSAK ini didasarkan pada kondisi yang tengah berlangsung dan disetujui serta disahkan bersama oleh lembaga resmi atau institut terkait yang terdapat di Indonesia.

Berbagai standar yang disebutkan dalam PSAK yang berlaku wajib diikuti oleh setiap akuntan dalam membuat hal-hal yang ada hubungannya dengan ilmu akuntansi. PSAK dibuat salah satunya dengan tujuan supaya tercipta keseragaman atau kesamaan dalam pembuatan laporan keuangan.

Selain itu, standar dalam PSAK juga mempermudah siapa saja untuk memperoleh informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Karena dalam PSAK sebenarnya tidak hanya berisi standar pedoman ilmu akuntansi dan aturannya saja, namun juga berisi informasi sekaligus data yang pastinya sangat vital serta ada hubungannya dengan laporan keuangan.

Kesimpulan

Akuntansi merupakan fondasi penting dalam dunia bisnis karena berperan dalam mencatat, mengelola, dan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Melalui pemahaman pengertian, sejarah, tujuan, proses, hingga komponen dan bidang-bidangnya, dapat disimpulkan bahwa akuntansi tidak hanya berfokus pada pencatatan angka, tetapi juga berfungsi sebagai alat analisis, pengendalian, dan evaluasi kinerja perusahaan.

Meskipun sering dianggap rumit, akuntansi sebenarnya dapat dipahami dengan baik apabila dikuasai dari dasar-dasarnya. Pengetahuan tentang persamaan akuntansi, laporan keuangan, serta standar seperti PSAK menjadi kunci agar informasi keuangan yang dihasilkan akurat, seragam, dan dapat dipercaya.

Oleh karena itu, memahami ilmu akuntansi sejak dini sangat penting, terutama bagi pelaku bisnis, manajemen, maupun siapa saja yang ingin terlibat dalam pengelolaan keuangan secara profesional dan bertanggung jawab. Pelajari balanced scorecard yang bisa kamu ketahui.