Balanced Scorecard

Setiap perusahaan pasti ingin agar perusahaannya dapat berjalan dengan baik. Bukan hanya mengenai kinerja perusahaan, tetapi tentang keseluruhan sistem dan juga cara untuk bisa mencapai target di masa depan. Untuk bisa memenuhi semua hal tersebut, dibutuhkan sebuah kartu berimbang yang dinamakan dengan balanced scorecard.

Pengertian Balanced Scorecard

Balanced Scorecard atau yang disingkat dengan BSC merupakan sebuah sistem di dalam manajemen yang berupa sebuah perencanaan yang strategis. Biasanya strategi semacam ini digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan rencana masa depan yang ingin dicapai.

Selain itu, kartu ini juga berfungsi sebagai penyelaras pekerjaan yang dilakukan setiap unit di dalam perusahaan sehingga dapat memberikan prioritas kepada produk, layanan dan juga proyek yang sedang dan akan dikerjakan. Dengan demikian, setiap kemajuan dari perencanaan strategis yang sudah dibuat bisa diukur dan dipantau.

Berdasarkan namanya dapat diketahui bahwa ide pembentukan sistem ini adalah pemetaan yang dilakukan untuk menghasilkan kinerja yang seimbang. Jika dulunya, kartu ini hanya digunakan sebagai alat bantu saja, sekarang BSC sudah menjadi sebuah sistem yang bekerja secara menyeluruh, terutama untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan.

Karakteristik Balanced Scorecard

Fungsi penggunaan balanced scorecard adalah untuk menghubungkan setiap unit perusahaan agar bisa mencapai target dengan sistem yang strategis. Agar dalam pelaksanaannya BSC dapat berjalan dengan baik, maka harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :

1. Komprehensif

Agar kinerja keuangan perusahaan dapat berkembang hingga mencapai beberapa kali lipat, maka perspektif yang digunakan ketika mengukur kinerja bisa lebih diperkaya. Sudut pandang yang dipakai tidaklah harus selalu berpatokan kepada sudut pandang pelanggan saja, tapi juga bisa diperluas hingga proses pembelajaran.

Dengan demikian perusahaan bisa bisa bertumbuh dan bertahan hingga jangka panjang. Selain itu, sudut pandang yang beragam ini dapat mempersiapkan perusahaan ketika akan menghadapi persaingan dalam dunia bisnis yang lebih sarat akan variasi dan tantangan.

2. Koheren

Dengan penggunaan BSC maka setiap unit yang terlibat di dalam perusahaan harus menerapkan hukum sebab-akibat dalam setiap perencanaannya. Setiap visi dan misi yang akan dilakukan harus saling berhubungan guna menunjang cita-cita perusahaan, bahkan semua perencanaan dalam sudut pandang non keuangan pun demikian.

3. Seimbang

Dalam BSC ada empat perspektif atau sudut pandang yang digunakan. Keempat sudut pandang tersebut haruslah saling berkaitan dan memiliki porsi yang seimbang di dalam pelaksanaannya. Setiap perspektif harus diatur agar tidak mengungguli perspektif yang lain. Keseimbangan ini akan menciptakan kinerja perusahaan yang efektif hingga jangka panjang.

4. Terukur

Sistem perencanaan strategis ini memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. Maka dari itulah ketika menggunakan kartu berimbang ini, perusahaan dapat mengukur hingga sudut pandang non keuangan yang sebelumnya  tidak mampu ditaksir ukurannya secara tepat.

Perspektif Balanced Scorecard

Dalam menjalankan perusahaan, ada banyak perspektif yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Hal ini tentu berkaitan dengan internal dan eksternal perusahaan. Semua sudut pandang tersebut harus dipertimbangkan agar nantinya perusahaan bisa memenuhi kebutuhan pribadi maupun pasar.

1. Perspektif Keuangan

Meskipun pertimbangan lain di dalam perusahaan juga harus dinilai, namun pada dasarnya balanced scorecard memang menjadikan perspektif keuangan sebagai fokus utama. Hal mengenai uang yang dihasilkan perusahaan, pemegang saham hingga kesehatan keuangan perusahaan menjadi beberapa indikator yang menjadi cerminan keberhasilan setiap perencanaan di masa lampau dan juga pijakan untuk mengambil keputusan di masa depan.

a.) Tahap Perkembangan

Setiap perusahaan pasti mengalami fase awal seperti ini. Tidak ada perusahaan yang langsung berdiri dan menjadi besar, semuanya tentu membutuhkan proses untuk bisa berkembang. Proses growth ini memang merupakan langkah yang paling awal dalam setiap usaha.

Walau demikian, tahap perkembangan bukan hanya untuk bisnis baru saja, setiap perusahaan lama pun harus selalu mengalami fase ini, terutama ketika sedang atau akan melakukan sebuah gebrakan. Tanpa perkembangan, tentu perusahaan akan menjadi stagnan dan bisa saja malah merugi.

Agar keuangan perusahaan bisa bertahan dan berkembang, maka pendapatan perusahaan dan juga penjualan harus mengalami peningkatan, baik dalam tingkatan jumlah maupun penyebarannya.

b.) Tahap Bertahan

Ketika akan membesarkan perusahaan, maka ada kalanya perusahaan harus mau masuk ke dalam masa sustain atau bertahan. Dalam hal ini, setiap inovasi harus ditahan terlebih dahulu karena masih ada banyak unit bisnis yang bisa dioptimalkan sehingga bisa memberikan pemasukan agar modal bisa kembali.

Salah satu cara dalam bertahan adalah membuka proyek investasi. Dengan cara ini, perusahaan bisa mengatasi masalah keuangannya seperti peremajaan internal perusahaan, kemacetan pemasukan dari penjualan dan lain sebagainya. Dengan cara investasi, perusahaan masih bisa bertahan namun tetap mendapat pemasukan.

c.) Tahap Panen

Setelah mampu berkembang dan bertahan, tentu perusahaan akan memasuki fase yang paling ditunggu-tunggu, yaitu harvest atau panen. Dalam tahap ini semua hasil kerja keras dan investasi akhirnya matang dan menghasilkan buah berupa keuntungan.

Dalam tahap ini, perusahaan tinggal melakukan pemeliharaan terhadap aset dan belum perlu melakukan investasi lagi maupun menyiapkan gebrakan baru.

2. Perspektif Pelanggan

Pelanggan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dan dipelihara oleh perusahaan. Dalam dunia bisnis, kompetisi selalu ada di setiap lini. Lengah sedikit saja bisa membuka kemungkinan pelanggan akan lari kepada kompetitor.

Dengan mempertimbangkan perspektif pelanggan, maka perusahaan dapat mengukur layanan yang sudah mereka lakukan kepada orang-orang yang benar-benar membeli produk dan layanan mereka, maupun cara menggaet orang-orang yang potensial untuk bisnis mereka.

Semua perusahaan pasti memiliki pedoman yang sama bahwa kepuasan pelanggan dapat menjadi nilai ukur kesuksesan di masa datang. Pelanggan yang setia akan membawa pelanggan baru dan tentunya akan membawa pengaruh bagi keuangan perusahaan. Dalam BC, pengukuran yang dilakukan menggunakan metode Core Measurement Group.

a.) Pangsa Pasar

Market share atau pangsa pasar adalah bagian dari pasar yang menjadi sasaran utama dan dapat dikuasai oleh perusahan. Tidak semua pangsa pasar dapat diakuisisi oleh perusahaan, hal ini disebabkan kebutuhan pasar yang berbeda-beda. Perusahaan harus menentukan sasaran pasar yang tepat jika ingin penjualannya meningkat.

b.) Tingkat Perolehan Pelanggan

Pelanggan lama adalah pelanggan yang harus selalu dijaga agar tetap setia. Namun, keberadaan pelanggan lama saja tidak cukup. Maka dari itulah dibutuhkan customer acquisition, atau perekrutan pelanggan baru yang sebanyak-banyaknya. Dalam tahap ini, perusahaan akan mengevaluasi seberapa efektif cara merek dalam menggaet pelanggan potensial.

c.) Tingkat Kepuasan Pelanggan

Sama seperti yang sudah dibahas di atas bahwa kepuasan pelanggan bisa menjadi indikator kesuksesan sebuah perusahaan. Balanced scorecard akan membantu perusahaan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction dalam setiap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.

d.) Tingkat Profitabilitas Pelanggan

Menentukan jumlah pelanggan dan kepuasan mereka belum cukup untuk mengukur kesuksesan sebuah perusahaan. Maka dari itu diperlukan tahap customer profitability atau tingkat profitabilitas pelanggan. Dengan cara ini maka perusahaan bisa mendapatkan skema profit yang mereka dapatkan yang dihasilkan dari menjual produk mereka kepada para konsumen.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Sudut pandang proses bisnis internal merupakan sebuah ukuran dalam melihat kelancaran bisnis sebuah perusahaan. Salah satu kunci yang dipegang dalam tahapan ini adalah efisiensi. perspektif  ini mendorong perusahaan untuk bisa berusaha lebih namun dengan pengorbanan yang lebih sedikit. Kemampuan beradaptasi dengan iklim bisnis yang tidak menentu juga dibahas dalam perspektif ini.

a.) Tahap Inovasi

Salah satu proses penting di dalam kemajuan perusahaan adalah ketika melalui tahap inovasi. Setiap gebrakan baru yang dibuat bertujuan pada efisiensi, baik waktu, biaya maupun aspek lainnya. Namun diharapkan dengan efisiensi tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih banyak tanpa mengesampingkan kepuasan dan kepentingan pelanggan.

b.) Tahap Operasi

Tahapan ini adalah tahap eksekusi dari semua perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Proses dari hulu ke hilir, mulai dari pemrosesan pesanan hingga pengawalan produk agar sampai kepada pelanggan adalah hal yang penting dilakukan.

Efektifitas tahap operasi ini bisa dinilai dari 3 aspek yakni time (waktu), cost (biaya) dan quality (kualitas).

c.) Tahap Purna Jual

Untuk bisa mempertahankan pelanggan, maka segala upaya harus dilakukan oleh perusahaan, salah satunya adalah dengan memberikan layanan purna jual. Tahap ini merupakan penghargaan yang diberikan untuk konsumen sebagai balasan kesetiaan mereka pada produk yang dihasilkan perusahaan. Penghargaan bukan hanya masalah materi, tapi juga menanggapi setiap keluhan, masukan serta pemberian apresiasi lainnya.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Sudut pandang ini mengajarkan tentang melihat trend pasar yang terkini agar perusahaan tidak luput dalam menangkap momen. Selain itu, pemeriksaan terhadap kinerja internal bisa menjadi pembelajaran agar perusahaan bisa berkembang dengan lebih baik.

Salah satu faktor yang berperan besar dalam pembelajaran dan pertumbuhan, terutama pada masa sekarang ini adalah teknologi. Proses digitalisasi yang tepat akan membuat perusahaan semakin bertumbuh dan semakin efektif.

Dalam menjalankan perusahaan, sudut pandang keuangan dan non keuangan harus bisa diselaraskan dengan baik agar bisa saling mendukung. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem manajemen sehingga setiap unit dalam perusahaan bisa memahami visi dan misi perusahaan dan bekerja sama menciptakan iklim yang sehat dan terus berkembang.