Majas merupakan salah satu jenis gaya bahasa yang berfungsi untuk memberikan pesan secara imajinasi. Tujuannya adalah untuk merangsang pembaca agar mendapatkan efek dari gaya bahasa yang mempengaruhi emosional pembacanya.
Dalam kehidupan sehari – hari komunikasi sangatlah penting untuk menjalankan aktivitas. Dalam berkomunikasi membutuhkan gaya bahasa yang sopan santun baik secara langsung maupun lewat media atau surat. Oleh karena itu, terkadang tidak kita sadari dalam kata – kata yang kita ucapkan mengandung majas, salah satunya adalah majas personifikasi.
Definisi Majas Menurut Ahli
Berikut ini adalah beberapa definisi majas menurut pakarnya:
1. Prof. Dr. H. G. Tarigan
Majas merupakan salah satu sarana untuk menuangkan pikiran atau ide lewat gaya bahasa yang khas sehingga mencerminkan jiwa dan karakter dari penulis.
2. Goris Keraf
Majas merupakan gaya bahasa yang terdapat di dalam sebuah karya sastra dan disampaikan dengan jujur, menarik, dengan cara yang sopan dan santun.
3. Aminuddin
Majas adalah sebuah gaya bahasa yang dipakai penulis untuk menjelaskan ide dan pikirannya untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Luxemburg dkk
Majas merupakan sebuah gaya bahasa yang keberadaannya dapat mencerminkan keunikan yang khas pada teks.
5. Kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
Majas merupakan salah satu cara untuk menampakkan sesuatu dengan jalan membandingkan satu sama lain. Umumnya dapat dijumpai dengan bentuk kiasan.
Pada umumnya, sifat majas adalah kiasan. Salah satu jenis majas adalah majas personifikasi. Majas personifikasi adalah salah satu jenis majas yang dikelompokkan ke dalam majas perbandingan.
Majas perbandingan sendiri memiliki makna bahwa majas tersebut berfungsi untuk membandingkan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya. Contoh lainnya adalah majas metafora, majas asosiasi, majas hiperbola, eufemisme, metonimia, simile dan lain – lain.
Aplikasi Majas Personifikasi
Majas personifikasi banyak dipakai di dalam naskah novel – novel terkenal yang buming di khalayak umum. Novel tersebut antara lain adalah Laskar pelangi karya Andrea Hirata, Bumi karya Tere Liye dan masih banyak lagi novel karya para penulis terkenal lainnya.
Ciri – ciri Majas Personifikasi
Ciri khas dari majas tersebut adalah adanya beberapa pilihan kata yang menggunakan sifat atau karakter manusia pada benda mati. Di dalam majas ini mengandung gaya bahasa yang membandingkan benda mati seperti bernyawa dan dapat bertindak layaknya manusia.
Tujuannya adalah agar benda yang dianggap hidup atau bernyawa itu dapat mewakili dan mempermudah seorang penulis dalam menyampaikan sebuah pesan lewat majas personifikasi. Pada umumnya kata – kata pada majas tersebut memiliki arti kiasan.
Fungsi dari majas tersebut adalah untuk menampikan ilustrasi yang jelas tentang kondisi yang dilukiskan serta memberikan kesan yang nyata. Majas ini banyak dipakai dalam berbagai macam karya sastra seperti puisi, syair dan lain – lain.
Contoh – contoh Majas Personifikasi
Dalam majas personifikasi benda – benda mati diperlakukan seolah – olah dapat beraktivitas layaknya manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh majas personifikasi yang harus Anda ketahui:
1. Tsunami itu menyapu bersih bangunan – bangunan yang letaknya tak jauh dari pantai
Makna dari majas personifikasi tersebut adalah tsunami mampu menghilangkan dan meruntuhkan bangunan di sekitar pantai.
2. Matahari tersenyum manis menyapaku di pagi hari
Kalimat tersebut seolah – olah matahari adalah benda hidup yang dapat tersenyum layaknya memiliki sifat seperti manusia. Makna dari majas tersebut adalah menunjukkan waktu matahari terbit di pagi hari memancarkan sinarnya yang terang benderang.
Majas Personifikasi Di Dalam Kalimat
Kalimat tersusun atas beberapa kata. Dalam hal ini majas juga dapat dimasukkan dalam kalimat seperti berikut ini:
1. Bunga itu bisa menarik hati lebah untuk hinggap di atasnya
Berdasarkan contoh kalimat di atas maka Anda dapat mengetahui adanya kata – kata kiasan yang mencerminkan majas personifikasi. Artinya, pada umumnya bunga itu memiliki aroma yang khas dan warnanya bervariasi sehingga menarik lebah untuk hinggap di bunga tersebut.
2. Pena itu berjoget di atas kertas putih dengan lihainya
Kalimat tersebut menghidupkan benda mati (pena) yang seolah – olah bisa beraktivitas layaknya manusia, yaitu menari. Makna dari majas personifikasi tersebut adalah Anda sedang sibuk menulis pada kertas putih menggunakan pena.
3. Jari – jariku menari dan bernyanyi di atas keyboard komputer
Makna dari kalimat tersebut adalah seseorang sedang mengetik di komputer yang mana saking cepatnya mengetik menimbulkan suara khas. Padahal kenyataannya jari – jari tidak dapat bersuara.
Majas Personifikasi Dalam Puisi
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mana di dalamnya Anda dapat bermain kata untuk merangkai dan menggabungkan kata menjadi sebuah puisi yang indah dan enak didengar. Bahasa pada puisi terikat dengan irama, rima dan penyusun masing – masing larik dan bait pada puisi.
Pada umumnya larik – larik pada puisi menggunakan kalimat bermajas yang dapat memperindah puisi tersebut. Alhasil, kata – kata tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri yang membuat pembaca larut dan menghayati puisi yang Anda buat.
Salah satu penggalan puisi di bawah ini dapat Anda jadikan sebagai contoh adanya majas personifikasi dalam puisi:
Setetes Embun
Matahari mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur
Setetes embun menyapaku di pagi yang cerah ini
Ia membasahi pipiku yang sangat manis
Dedaunan dibuatnya basah kuyup
Tak lama kemudian sinar matahari mulai menerobos pada dedaunan
Membuat sang daun kering
Dedaunan pun berlenggak lenggok ke sana dan kemari
Ia melambaikan tangan tuk mengajakku menari
Berdasarkan sepenggal puisi di atas dapat diketahui bahwa pada puisi tersebut terdapat majas personifikasi seperti pada kalimat berikut: “Setetes embun menyapaku di pagi yang cerah ini” dan “Ia melambaikan tangan tuk mengajakku menari.”
Secara logika maka kedua kalimat tersebut mengandung kata kiasan (majas personifikasi). Kata – kata tersebut seolah berperan layaknya manusia, padahal embun tidak dapat berbicara. Sedangkan dedaunan tidak memiliki tangan.
Namun, pada puisi kata – kata kiasan memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga memperindah puisi tersebut saat dibaca. Pemilihan kata yang bagus dapat mempengaruhi pembaca untuk terus membaca dan penasaran dengan makna yang terkandung di dalam puisi tersebut. Anda dapat melihatnya pada puisi berjudul “Menanti Senyummu Mentari” karya Aang Imam di bawah ini:
Menanti Senyummu Mentari
Karya : Aang Imam
Hari hari yang kulalui
Petang tanpa ada mentari
Kumenantimu mentari
Menantimu menerangi hatiku lagi
Mengapa rembulan yang selalu tertawa
Tak kenal pagi hingga senja
Rembulan pun selalu sengaja
Hanya berikanku sepercik cahaya
Kumenanti mentari datang
Membawa sinarnya yang terang
Berharap sang rembulan menghilang
Dari gelapnya dunia yang petang
Ada yang berbeda di pagi ini
Kulihat mentari tersenyum lagi
Rembulan pun perlahan pergi
Tersadar ia hanya mampu petangi
Sanubari ini yang sunyi
Tanpa tambatan hati
Berdasarkan puisi di atas dapat kita jumpai beberapa kalimat yang mengandung unsur majas personifikasi. Antara lain adalah sebagai berikut:
1. “Mengapa rembulan yang selalu tertawa,” dalam kalimat tersebut terlihat sekali adanya majas personifikasi, yaitu menjelaskan bahwa seolah – olah benda mati (rembulan) dapat memiliki sifat seperti layaknya manusia yang sering tertawa saat mendengar cerita lucu ataupun lainnya.
2. “Menanti senyummu mentari,” kalimat tersebut mengandung makna bahwa mentari diibaratkan seperti manusia yang dapat tersenyum. Padahal, mentari adalah benda mati sehingga kalimat tersebut mengandung kata kiasan yang artinya adalah menanti matahari bersinar.
Majas Personifikasi Di Dalam Pantun
Pantun juga merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki ciri – ciri antara lain terdiri atas empat baris dan bersajak abab. Berikut ini adalah adalah contoh pantun yang mengandung majas personifikasi:
Angin semilir menggoyangkan rumput dan ilalang
Ia melambaikan tangan tuk menyapaku
Ayo kawan mari berpetualang
Tuk belajar dan mencari ilmu
Berdasarkan pantun di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat majas personifikasi pada kalimat “Ia melambaikan tangan tuk menyapaku.” Hal ini seolah – olah angin bersifat seperti manusia dapat saling menyapa dan berkomunikasi.
Berdasarkan beberapa contoh yang telah dipelajari di atas dapat kita ketahui bahwa majas personifikasi memiliki peran penting dan banyak digunakan serta terlibat dalam membuat berbagai macam karya sastra. Majas tersebut seolah memberi ‘nyawa’ pada benda mati sehingga karya yang ditampilakn menjadi lebih hidup, mudah dipahami dan menambah nilai estetika dari sebuah karya.
Majas Personifikasi Di Dalam Novel
Majas personifikasi banyak digunakan untuk menyusun dan membuat karya sastra seperti puisi, pantun, cerpen, novel dan lain – lain. Tujuannya adalah agar memperindah hasil karya yang Anda buat. Pada novel sendiri memiliki banyak unsur, pemilihan kata yang tepat dan indah akan menarik para pembacanya.
Contoh majas personifikasi yang ada di dalam novel sang pemimpi antara lain adalah sebagai berikut:
1. “Dataran ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik”
Kalimat tersebut sangat jelas mengandung majas personifikasi. Hal ini dikarenakan penulis seolah – olah menganggap dataran adalah benda hidup yang dapat bergerak sehingga seolah – olah dapat mencuat dan keluar sendiri dari perut bumi.
2. “Sedangkan di belahan yang lain, semburat ultraviolet menari – nari di atas permukaan laut yang bisu berlapis minyak”
Kalimat di atas mengandung kata – kata yang merupakan bagian dari majas personifikasi. Penulis menggambarkan sinar ultraviolet seolah – olah sebagai benda hidup yang memiliki sifat seperti manusia, yaitu dapat menari.
Faktanya, penulis menggunakan kata kiasan itu untuk menjelaskan bahwa sinar ultraviolet memancarkan sinarnya. Dengan menggunakan kata kiasan dapat memperindah novel Anda. Pemilihan kata yang bagus dapat menarik pembaca untuk penasaran mengikuti alur cerita hingga selesai.
3. “Jantungku berayun – ayun seumpama punchbag yang dihantam beruntuk – beruntun seorang petinju”
Kalimat tersebut seolah – olah menganggap jantung sebagai benda hidup seperti manusia yang dapat bermain ayunan. Padahal faktanya jantung berfungsi untuk memompa darah sehingga dapat mengalir ke seluruh tubuh.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa penulis ingin mengilustrasikan jantung yang sedang berdetak menggunkan kalimat tersebut.
4. “Mendung menutup separuh langit”
Kalimat tersebut mengandung kata – kata yang mencerminkan majas personifikasi. Penulis menganggap mendung seolah – olah benda hidup yang berfungsi menutup langit Padahal makna sebenarnya dari kalimat tersebut adalah pada kondisi mendung menyebabkan separuh langit nampak gelap.
5. “Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas”
Penulis menggambarkan otak seolah – olah benda hidup yang dapat berputar. Makna sebenarnya dari majas personifikasi tersebut adalah menunjukkan kondisi pikiran yang cemas.
Majas Personifikasi Di Dalam Cerpen
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang mengungkapkan cerita tentang kehidupan yang dituangkan dalam tulisan pendek. Berikut ini adalah sepenggal cerita dari cerpen yang di dalamnya mengandung majas personifikasi:
Mentari pagi turut menyapaku di pagi yang cerah ini. Ku langkahkan kaki menuju kantor tempat aku bekerja. Sebagai seorang motivator tiada hari libur untukkku. Hampir setiap hari aku memiliki banyak agenda baik onair maupun offair di radio. Lelah? Oh tentu, aku sangat lelah mengatur jadwal agenda sebanyak itu.
Akan tetapi rasa lelah telah terbayarkan dengan sapaan fansku yang selalu memberi semangat dan dorongan motivasi melalui sosmed (Sosial Media). Kebahagiaan mereka adalah suatu prestasi yang membanggakan bagiku. Aku juga senang masih bisa menggeluti bidang sastra di sela – sela waktu senggangku.
Berdasarkan penggalan cerpen di atas maka kita dapat menemukan beberapa kalimat yang mengandung majas personifikasi. Kalimat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mentari pagi turut menyapaku di pagi yang cerah ini
Penulis menganggap mentari seolah – olah benda hidup yang dapat berbicara. Makna sesungguhnya yang ingin diungkapkan oleh penulis adalah mentari bersinar sangat cerah di pagi hari.
2. Aku senang bisa menggeluti bidang sastra
Penulis seolah – olah menganggap sastra adalah benda hidup yang dapat digeluti. Makna yang sebenarnya ingin penulis sampaikan adalah tokoh dalam cerpen tersebut sedang menekuni dan belajar sastra.
Majas Personifikasi di Dalam Lagu
Di dalam sebuah lagu tentu terdapat majas yang menyusun lirik lagu tersebut. Tentu dalam penyusunan kata – kata menjadi lagu membutuhkan waktu yang lama. Adanya majas di dalam lagu dapat memperindah lagu tersebut.
Anda dapat menjumpai beragam majas di dalam lagu. Salah satunya adalah majas personifikasi yang ada pada lirik beberapa lagu seperti berikut ini:
1. Lagu berjudul laskar pelangi
Setiap orang pasti mengenal lagu laskar pelangi yang populer dinyanyikan oleh Nidji. Di dalam lagu tersebut terdapat kalimat yang mengandung majas personifikasi. Lirik tersebut adalah “Laskar pelangi takkan terikat waktu.” Kalimat tersebut seolah – olah menjelaskan bahwa pelangi adalah benda hidup yang memiliki sifat seperti manusia.
Selain itu, ada juga penggalan kalimat dari lagu tersebut yang mengandung majas personifikasi, yaitu “Warnai bintang di jiwa”
2. Lagu berjudul cinta sejati
Di dalam lirik lagu yang dinyanyikan oleh Bunga citra lestari tersebut di dalamnya banyak dijumpai adanya majas personifikasi. Kalimat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
– “Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta”
Kalimat tersebut menggambarkan bahwa seolah – olah cinta seperti halnya manusia yang hidup dan saling bertemu. Makna kata kiasan tersebut adalah penulis ingin mengungkapkan adanya sepasang manusia yang saling jatuh cinta.
– “Suara sang malam dan siang seakan berlagu”
Kalimat tersebut mengandung makna kiasan bahwa malam dan siang dapat bersuara seolah – olah seperti orang yang menyanyikan lagu.
– “Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku”
Kalimat tersebut mengandung majas personifikasi yang seolah – olah menggambarkan bahwa rasa rindu bagaikan benda hidup yang dapat bersuara untuk memanggil nama seseorang.
– “Cinta kita melukiskan sejarah”
Makna dari kalimat tersebut adalah cinta diibaratkan seperti benda hidup yang mampu melukis.