MAJAS METAFORA : Pengertian, Jenis Jenis, Contoh (Lengkap)

Majas merupakan gaya bahasa yang bersifat imajinatif dan ekspresif, pada umumnya majas digunakan dalam membuat karya sastra seperti puisi, novel, pantun, cerpen dan lainnya dengan tujuan untuk memperindah karya yang Anda buat. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai estetika dari karya tersebut.
Majas terdiri atas majas perbandingan, majas pertentangan, majas sondoran dan majas penegasan. Dalam ulasan ini akan dibahas lebih detail mengenai salah satu contoh majas yaitu majas metafora.

Definisi Majas Metafora

Majas Metafora
Majas Metafora

Majas metafora adalah majas yang digunakan untuk menggambarkan perbandingan analogis pada dua perkara yang berbeda. Selain itu, majas tersebut juga dapat berfungsi menjadi wakil suatu hal berdasarkan persamaan maupun perbandingannya.

Ciri – ciri Majas Metafora

Majas Metafora
Majas Metafora

Ciri – ciri majas metafora adalah termasuk ke dalam kategori majas perbandingan. Hal ini dikarenakan di dalam majas metafora terdapat kata yang membandingkan antara satu hal dengan yang lainnya.

Sedangkan majas perbandingan sendiri merupakan majas yang memiliki ciri – ciri membandingkan dua hal secara langsung ataupun secara tidak langsung. Contohnya adalah majas metafora, majas asosiasi, majas personifikasi, majas alegori, majas simbolik dan lain – lain.

Contoh Majas Metafora Singkat

Majas Metafora
Majas Metafora

Berikut ini adalah beberapa contoh majas metafora singkat yang dapat Anda jadikan referensi:
1. Buku adalah jendela ilmu
2. Rumahku surgaku
3. Perasaanku sejernih embun pagi
4. Dia adalah lelaki terkutuk
5. Dia menjadi anak emas di kelas kami
6. Buah hati kami lahir 2 minggu yang lalu
7. Raja siang terik dari sisi timur
8. Orang kaya bersifat tebal hati
9. Wanita tulang rusuk lelaki
10. Dewi malam ditemani bintang

Kalimat Bermajas Metafora

Majas Metafora
Majas Metafora

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat majas metafora yang dapat Anda jumpai dalam kehidupan sehari – hari:
1. Ibu itu memeluk sang buah hatinya. Arti dari kata buah hati adalah anak

2. Anak kutu buku itu menjadi juara lomba menulis. Arti dari kata kutu buku adalah gemar membaca buku
3. Si lintah darat itu datang lagi. Arti lintah darat adalah rentenir
4. Si jago merah sudah melalap pasar ini sejak satu jam yang lalu. Arti kata si jago merah adalah api.
5. Dini selalu menjadi anak emas di sekolahnya. Arti kata anak emas adalah anak kesayangan
6. Pelajar merupakan bunga bangsa negara ini. Arti bunga bangsa adalah pahlawan
7. Pemuda itu menjadi tulang punggung keluarganya. Arti dari tulang punggung adalah orang yang menjadi tumpuan di dalam keluarganya
8. Eko selalu saja mencari kambing hitam dari masalah yang ia hadapi. Arti dari kambing hitam adalah orang yang dipersalahkan atas sesuatu yang terjadi.
9. Doni begitu senang melihat dewi malam telah datang. Arti dewi malam adalah bulan yang bersinar terang di malam hari.
10. Raja siang telah terbit di pagi hari yang indah. Arti dari kata raja siang adalah matahari yang bersinar terang

Majas Metafora Dalam Kalimat

Majas Metafora
Majas Metafora

Berikut ini adalah beberapa contoh majas metafora yang ada di dalam kalimat:
1. Jika kalian berdebat dengan orang berkepala batu maka akan rumit urusannya.
Berkepala batu artinya orang yang keras kepala.
2. Jika kita selesai berwisata, kita harus membawa buah tangan ketika kembali
Buah tangan mengandung makna kiasan yang artinya adalah oleh – oleh.
3. Kecantikan adikku membuatnya menjadi bunga desa.
Makna bunga desa adalah gadis yang sangat cantik di desa tersebut
4. Orang itu menjadi buah bibir karena kehebatannya
Arti kata buah bibir adalah menjadi omongan
5. Sifat ringan tangan memang bagus, namun harus ada batasannya
Arti kata ringan tangan adalah suka menolong
6. Semua orang harus tutup mulut agar masalah tidak bertambah besar
Arti kata tutup mulut adalah diam
7. Jangan berkecil hati ketika menerima kekalahan
Arti kata berkecil hati adalah minder
8. Dia sudah lama hidup sebatang kara di jalanan
Arti kata sebatang kara adalah hidup sendirian
9. Kejadian itu membuatku naik darah
Arti kata naik darah adalah marah
10. Grup band itu sedang naik daun
Arti kata naik daun adalah terkenal sehingga kalimat tersebut bermakna grup band tersebut sedang terkenal.

Aplikasi Majas Metafora Dalam Karya Sastra

Majas Metafora
Majas Metafora

Karya sastra merupakan sesuatu yang diungkapkan secara komunikatif, di dalamnya mengandung maksud tertentu dengan tujuan untuk membuat karya tersebut menarik dan indah sehingga banyak digemari dan membuat penasaran pembaca.

Contoh karya sastra yang banyak mengandung majas antara lain adalah puisi, pantun, cerpen, novel, dan lain – lain. Penggunaan majas dalam karya sastra bertujuan untuk memperindah dan membuat karya tersebut memiliki nilai estetika yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata untuk merangkai kalimat maupun paragraf dalam produk karya sastra.

Salah satu majas yang banyak dipakai dalam membuat karya sastra adalah majas metafora. Majas tersebut dapat dimanfaatkan untuk merangkai novel yang bagus. Contohnya adalah terdapat pada kalimat berikut ini:

“Bapak Budi bekerja membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.” Kata membanting tulang merupakan majas metafora yang artinya adalah bekerja keras. Dengan demikian kalimat tersebut mengandung makna bahwa Bapak Budi bekerja keras untuk menafkahi keluarganya.

Majas Metafora Dalam Puisi

Majas Metafora
Majas Metafora

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang di dalamnya terdapat kata – kata yang tersusun indah dan dapat dijumpai adanya beragam majas seperti majas metafora. Berikut ini adalah beberapa contoh majas tersebut dalam naskah puisi di bawah ini:

7 Alasan Mencela Diriku

Karya : Kahlil Gibran

Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
pertama kali ketika aku melihatnya lemah,
padahal seharusnya ia bisa kuat.

Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket
dihadapan orang yang lumpuh

Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah
ia memilih yang mudah

Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri
dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan

Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar

Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai

Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat

Berdasarkan puisi di atas, dijumpai adanya majas metafora yaitu terdapat pada kalimat “Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku.” Arti kata mencela jiwaku adalah merendahkan diri sendiri. Oleh karena itu, makna dari kalimat tersebut adalah penulis menggambarkan orang yang pernah merendahkan dirinya sejumlah tujuh kali.

Di dalam puisi berjudul Surat Cinta karya Rendra juga dapat kita jumpai adanya majas metafora. Berikut adalah sepenggal cuplikan puisi tersebut:

Engkaulah putri duyung
Tawananku
Putri duyung dengan suara merdu
Lembut bagai angin laut
Mendesahlah bagiku

Berdasarkan puisi di atas dapat kita ketahui makna dari puisi tersebut mengandung majas metafora, yaitu putri duyung. Putri duyung merupakan kata kiasan yang hanya dijumpai pada puisinya Rendra saja.

Sajak Putih

Karya Chairil Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Berdasarkan puisi karya Chairil Anwar tersebut dapat ditemukan adanya majas metafora yang berbunyi seperti berikut ini:

“Di hitam matamu kembang mawar dan melati”

Kalimat tersebut termasuk dalam kategori majas metafora karena di dalamnya penulis membandingkan satu obyek dengan obyek lainnya yang berlainan. Makna sesungguhnya yang ingin diungkapkan penulis adalah mata pada gadis tersebut tersirat sebuah cinta serta kasih sayang yang tulus dan suci.

Majas Metafora Dalam Pantun

Majas Metafora
Majas Metafora

Pantun merupakan karya sastra yang memiliki ciri – ciri bersajak abab, terdiri atas empat baris. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ke tiga dan ke empat adalah isi.
Salah satu contoh pantun yang mengandung majas metafora adalah sebagai berikut:

Naik pohon dengan memanjat
Makan nasi bersama Rafa
Orang itu adalah pria buaya darat
Jangan mau jika bersamanya

Pantun tersebut mengandung majas metafora yang terletak pada kalimat ke tiga yang berbunyi “Orang itu adalah pria buaya darat.” Hal ini dikarenakan pada kalimat tersebut penulis membandingkan manusia dengan hewan sehingga seolah – olah manusia dan hewan itu sama.

Arti dari kalimat bermajas metafora itu menggambarkan seorang laki – laki yang memiliki sifat tidak setia. Di dalam pantun tersebut mengandung pesan bagi para wanita agar tidak tertipu oleh lelaki buaya darat.

Ada pula contoh pantun lainnya yang mengandung majas metafora, yaitu sebagai berikut:

Jalan – jalan ke Gunung Fuji
Ke Gunung Fuji beli ikan
Aduh adik cantik sekali
Bagai mutiara dalam lautan

Berdasarkan pantun di atas dapat dijumpai adanya majas metafora yang membandingkan kecantikan seseorang bagaikan sebuah mutiara yang cantik di dalam lautan. Artinya, penulis ingin mengungkapkan bahwa orang tersebut cantik sekali.

Majas Metafora Dalam Cerpen

Majas Metafora
Majas Metafora

Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra yang pada umumnya menceritakan suatu kisah yang lebih singkat jika dibandingkan dengan novel, penokohan sederhana. Di dalamnya terdapat beberapa unsur seperti unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik meliputi tema, alur, latar, tokoh, penokohan sudut pandang dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri atas latar belakang masyarakat, makna yang terkandung di dalam novel dan latar belakang dari penulisnya.

Dalam cerpen berjudul “Tukang pijat keliling” karya Sulung Pamanggih ini Anda dapat menjumpai adanya majas metafora. Secara sekilas isi dari cerpen tersebut menceritakan tentang Darko, orang yang berprofesi sebagai tukang pijat keliling. Meskipun Darko memiliki gangguan penglihatan namun ia tetap semangat dalam mencari nafkah dengan menjadi tukang pijat.

Berikut ini adalah sepenggal kalimat bermajas metafora yang diambil dari cerpen tersebut :

1. Memang, tangannya kerap meraba – raba udara ketika melangkah, seperti sedang menatap keadaan. Barangkali penglihatan Darko terletak di telapak tangannya.

Makna dari kalimat tersebut mengandung majas metafora. Hal ini dikarenakan penulis menggambarkan kondisi Darko yang buta namun tetap dapat melangkah. Darko mengandalkan indra perabanya untuk berjalan sehingga seolah – olah penglihatannya berada di telapak tangannya.

2. Katanya kini masjid sedang berada di ujung tanduk

Makna dari kalimat tersebut adalah menggambarkan kondisi masjid yang terancam layaknya sesuatu yang terletak di ujung tanduk hewan. Ujung tanduk sendiri memiliki arti suatu keadaan yang membuat orang merasa khawatir.

3. Ketepatannya membaca nasib seperti seorang petani memahami gerak musim – musim.

Makna atau arti yang terkandung di dalam kalimat bermajas tersebut adalah Darko yang berprofesi sebagai tukang pijat mampu melihat masa depan orang. Dalam cerpen ini pula, penulis mengibaratkan tokoh Darko seperti para petani yang dapat memprediksi musim hujan dan musim kemarau. Hal ini tersirat pada pemilihan kata yang digunakan oleh penulis.

Majas Metafora Dalam Novel

Majas Metafora
Majas Metafora

Novel juga memiliki ciri – ciri seperti yang ada pada cerpen, yaitu memiliki unsur intrinsik. Unsur instrinsik ini meliputi seperti latar, tokoh, penokohan dan lain – lain. Di dalam novel juga terdapat unsur ekstrinsik. Satu hal yang membedakan antara cerpen dan novel adalah cerpen merupakan cerita singkat yang lebih pendek dibandingkan novel.

Menganalisis contoh – contoh majas metafora yang terdapat di dalam novel berjudul “Sang Pemimpi:

1. Sorot matanya dan gerak – geriknya sedingin es

Sepenggal kalimat di dalam novel sang pemimpi itu mengandung majas metafora. Hal ini dikarenakan penulis membandingkan antara sorot mata dengan es yang dingin. Arti kalimat tersebut adalah menggambarkan gerak – gerik seseorang yang sangat dingin dan kaku.

2. Pak Mustar berubah menjadi monster karena justru anak lelaki satu – satunya tak diterima di SMA Negeri itu

Kata berubah menjadi monster merupakan contoh dari majas metafora. Arti dari ungkapan di atas adalah Wajah Pak Mustar menjadi mengerikan karena anaknya tidak diterima untuk sekolah di SMA itu.

3. Pak Mustar menjadi seorang guru bertangan besi

Bertangan besi adalah salah satu contoh majas metafora yang menggambarkan sosok Pak Mustar sebagai seorang guru beliau memiliki sifat disiplin dan keras saat mengajar.

4. Hari ini seperti hari Columbus menemukan Amerika

Kalimat diatas menggambarkan kondisi yang mana hari tersebut adalah hari yang bersejarah, sehingga penulis mengibaratkan seperti sejarah Columbus menemukan Amerika.

Menganalisis contoh – cotoh majas metafora yang terdapat di dalam novel berjudul “Laskar Pelangi”:

1. Ia adalah kambing hitam tempat tumpahan semua kesalahan

Kambing hitam merupakan salah satu contoh majas metafora yang artinya adalah orang yang selalu dipersalahkan atau dipojokkan bersalah, pada kenyataannya orang tersebut tidak bersalah.

2. Komunitas ini selalu tipikal rendah hati dan pekerja keras

Majas metafora pada kalimat di atas terdapat pada kata rendah hati yang artinya seseorang yang bersifat tidak sombong dan memiliki perilaku yang baik.

3. Pikiran ayahku melayang – layang ke pasar pagi atau ke karamba di tepian laut

Majas metafora di dalam kalimat yang tertera di atas tercermin pada kata melayang – layang. Arti kalimat bermajas tersebut adalah bahwa pemikiran ayahnya tidak fokus pada satu tujuan saja. Hal ini dikarenakan pikiran ayahnya tertuju untuk pergi ke pasar namun di sisi lain juga ingin pergi ke keramba.

4. Gadis kecil berkerudung itu memang keras kepala luar biasa

Majas metafora yang terdapat pada kalimat tersebut tercermin dalam kata keras kepala yang artinya adalah sulit dinasehati dan diatur. Dengan demikian maksud dari kalimat tersebut adalah gadis itu tidak mau mendengarkan nasehat dari orang lain.