Bagi seorang muslim tentunya memahami dan mengetahui secara mendetail akan huruf hijaiyah, menjadi hal yang paling penting. Karena ketika dapat memahami baik makhorijul atau cara pengucapannya dengan benar, pastilah membaca nya pun akan nyaman dan enak didengar oleh telinga. Kebanyakan orang yang belajar membaca huruf hijaiyah, yaitu fokus pada kelancarannya saja dan tidak memperhatikan perihal cara pengucapannya.
Ketika dalam proses belajar sejak dini telah dibiasakan memahami dari makna dan cara membaca dengan benar, maka secara perlahan akan maksimal dalam mengucapkan sekaligus sesuai dengan kaidah yang berlaku. Inilah yang menjadikan belajar sebenarnya mudah dan nyaman ketika dilakukan secara tepat dan benar. Ketika telah memahami akan ilmunya, maka pastilah segala kendala dan permasalahan dalam belajar bisa diatasi. Penulisan huruf hijaiyah dalam tulisan latin (bahasa Indonesia) ditulis dengan penggabungan huruf vokal dan huruf konsonan.
Nama-Nama Huruf Hijâiyyah (Huruf Arab)
No. |
Huruf |
Nama Huruf & Cara Membaca |
Membaca secara Latin |
Transliterasi Latin |
---|---|---|---|---|
1 |
ا |
أَلِفْ |
Alif |
A, I, U |
2 |
ب |
بَا |
Bâ |
B |
3 |
ت |
تَا |
Tâ |
T |
4 |
ث |
ثَا |
Tsâ |
TS |
5 |
ج |
جِيمْ |
Jîm |
J |
6 |
ح |
حَا |
Hâ |
H |
7 |
خ |
خَا |
Khô |
KH |
8 |
د |
دَالْ |
Dâl |
D |
9 |
ذ |
ذَالْ |
Dzâl |
DZ |
10 |
ر |
رَا |
Rô |
R |
11* |
ز |
زَايْ ، زَيّ ، زَا |
Zây, Zayy, atau Zâ |
Z |
12 |
س |
سِينْ |
Sîn |
S |
13 |
ش |
شِينْ |
Syîn |
SY |
14 |
ص |
صَادْ |
Shôd |
SH |
15 |
ض |
ضَادْ |
Dhôd |
DH |
16 |
ط |
طَا |
Thô |
TH |
17 |
ظ |
ظَا |
Zhô |
ZH |
18 |
ع |
عَيْنْ |
`Aîn |
`A, `I, `U |
19 |
غ |
غَيْنْ |
Ghoîn |
GH |
20 |
ف |
فَا |
Fâ |
F |
21 |
ق |
قَافْ |
Qôf |
Q |
22 |
ك |
كَافْ |
Kâf |
K |
23 |
ل |
لامْ |
Lâm |
L |
24 |
م |
مِيمْ |
Mîm |
M |
25 |
ن |
نُونْ |
Nûn |
N |
26 |
هـ |
هَا |
Hâ |
H |
27 |
و |
وَاوْ |
Wâw |
W |
28 |
ي |
يَا |
Yâ |
Y |
29 |
ء |
هَمْزَةٌ |
Hamzah |
‘ |
30* |
لا |
لامْ أَلِفْ |
Lâm Alif |
– |
31* |
ة |
تَا مَرْبُوطَةٌ |
Tâ Marbûthoh |
H atau T |
Cara membaca huruf madd (panjang):
- Huruf â, dibaca aa.
- Huruf î, dibaca ii.
- Huruf û, dibaca uu.
KETERANGAN
- Jumlah huruf `Arab aslinya sebanyak 29 huruf. Adapun huruf Lâm Alif (لا) dan Tâ Marbûthoh (ة) – huruf no. 30 dan 31 pada tabel di atas dan diberi tanda asterisk (*) – digolongkan ke dalam salah satu dari 29 tersebut. Misalnya, Lâm Alif, huruf ini dapat dipecah menjadi Lâm dan Alif. Sedangkan huruf Tâ Marbûthoh berubah menjadi huruf Hâ jika berbaris sukun (mati), dan dibaca menjadi huruf Tâ, jika selain sukun.
- Huruf Zay (ز) – diberi tanda asterisk (*) – adalah satu-satu huruf `Arab atau hijaiyyah yang memiliki tiga makhraj. Selain yang disebutkan pada tabel di atas, huruf Zay juga dapat dibaca: (a) Zayy (زَيّ); dan (b) Za’ (زَا). Tambahan keterangan ini dijelaskan dalam tulisan tentang ilmu tajwid, dari al-Ust. al-Qari al-Hafizh Azra`i `Abdurrauf, Syekh al-Qurra’, juri MTQ internasional dari Medan (sebelumnya bermukim di Makkah selama kira-kira 15 tahun) dan sesuai pula dengan yang terdapat pada kitab ath-Thariq ash-Shahih Li-Makharij al-Huruf.
- Urutan huruf-huruf `Arab pada tabel di atas merujuk pada urutan yang biasa digunakan dalam kamus `Arab.
- Terdapat perbedaan penyebutan nama huruf-huruf `Arab menurut ahli bahasa `Arab (ahli nahwu atau nahwiyyin) dengan ahli qira’ah. Menurut ahli bahasa `Arab, nama-nama huruf dibaca dengan menambah Alif Lâm di depannya dan huruf Hamzah di belakangnya. Misalnya, huruf Bâ (ب ) diberi nama al-Ba’u, ditulis اَلْبَاءُ ,sehingga ketika dibaca menjadi berbunyi: Bâ‘ atau Bâk. Cara membaca ini bertentangan dengan kaidah bacaan yang digunakan oleh ahli qira’ah, sebab ahli qira’ah merujuk kepada bacaan Al-Qur’an pada Huruf-huruf Pembuka Al-Qur’an seperti طه , حم , dll, dimana tidak pernah diajarkan secara sima`i (mendengar langsung) bahwa huruf-huruf tersebut dibaca menjadi Thâ’ Hâ’ (atau Thâk Hâk), Hâ’ Mim (atau Hâk Mim), melainkan wajib dibaca Thâ Hâ dan Hâ Mîm. Dengan demikian, nama huruf-huruf selain huruf Pembuka Al-Qur’an tersebut, misalnya huruf Bâ (ب ), dapat diqiyaskan bacaannya sama dengan huruf-huruf Pembuka Al-Qur’an tersebut, sehingga dibaca tanpa mengeluarkan bunyi huruf Hamzah pada akhirnya. Keterangan mengenai nama-nama huruf `Arab menurut kaidah ahli qira’ah tersebut dapat dibaca pada kitab standar pengajaran Al-Qur’an yang digunakan di Saudi `Arabia, berjudul Qaidah al-Makkiyah.
- Transliterasi (perubahan tulisan huruf) Arab ke Latin sejauh ini belum memiliki standar yang berlaku universal, bergantung masing-masing negara atau bahkan masing-masing penerbit tulisan. Tabel transliterasi di atas merujuk kepada apa yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kecuali untuk huruf Hâ (ح ), Shôd (ص ), Dhôd (ض ), Thô (ط ) Zhô (ظ ) dan Hâ (هـ ).
Menurut para ulama ahli tajwid, huruf hijaiyah dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Huruf Asliyah, merupakan huruf yang asli yang jumlahnya ada 29 (dari Alif (ا) s.d Ya (ي))
2. Huruf Far’iyah, merupakan huruf yang keluarnya dari dua makhroj huruf asliyah dan pengucapannya dari dua pengucapan huruf asliyah. Huruf Far’iyah ada 8 yaitu:
- Huruf Hamzah mushhalah
- Huruf Alif (ا) mumalah
- Huruf Shod (ص) musyammah
- Huruf Ya (ي) musyammah
- Huruf Alif (ا) mufakhkhomah
- Huruf Lam (ل) mufakhkhomah
- Huruf Nun (ن) mufakhkhomah
- Huruf Mim (م) musakkana
Tanda Baca Huruf Hijaiyah
1. Tanda baca fathah
Tanda baca fathah ini secara penempatan nya terletak pada atas huruf hijaiyah, dan pengucapannya dengan cara membuka mulut dengan mengeluarkan nafas dalam pembacaan setiap huruf hijaiyahnya. Misalkan pembacaan huruf “nun” ketika dengan harokat fathah, maka cara membacanya yaitu “na”. Dan ini berlaku pada huruf lainnya, sehingga memang sudah menjadi hal baku.
2. Tanda baca kasrah
Untuk tanda baca kasrah ini penempatan nya terletak pada bawah huruf hijaiyah. Yang mana cara pembacaannya yaitu misalkan huruf “nun”, maka ketika dengan harokat kasrah akan berbunyi “ni”. Dan pembacaan harokat kasrah ini berlaku untuk semua huruf hijaiyah.
4. Tanda baca dhammah
Letak dari harokat dhammah ini berada pada atas huruf hijaiyah. Namun yang membedakan dengan fathah ini ialah pada bentuk dhammah yang seperti huruf “wawu”. Jika fathah berbentuk lurus, sedangkan dhammah seperti huruf “wawu”. Dalam pembacaannya pun seperti hal nya mendapatkan tambahan huruf “u” pada tiap hurufnya.
5. Tanda baca tanwin fathah
Fathah tanwin menjadi bagian dalam pembacaan sebuah huruf hijaiyah. Ketika sebuah huruf dibersamai dengan harokat fathah tanwin, maka akan berimbuhan “n”. Kita misalkan ketika sebuah huruf “nun” dengan harokat fathah tanwin, maka ketika dibaca akan menimbulkan suara yang keluar dari bibir yaitu “nan”.
6. Tanda baca tanwin kasrah
Tanwin kasrah juga bagian dari harokat pembacaan huruf hijaiyah yang berimbuhan “n”. Sehingga ketika kita misalkan satu contoh menggunakan huruf “nun”. Ketika dibaca dengan suara lantang dari bibir, huruf yang akan keluar yaitu “nin”.
7. Tanda baca tanwin dhammah
Tanwin dhammah dalam pembacaannya akan berimbuhan “n”. Ketika akan dibaca dengan menggunakan bibir misalkan huruf “nun”, maka akan terucap “nun” dan diikuti oleh berikutnya. Dan ini telah menjadi bagian dari pembacaan pengelompokkan aturan pembacaan huruf hijaiyah.
8. Tanda baca sukun
Maksud dari tanda baca sukun ini berarti mematikan atau menahan akan huruf hijaiyah yang menggunakan harokat sukun. Ketika misalkan kita akan membaca huruf “nun”, kemudian pada huruf tersebut mendapatkan harokat sukun, maka cukup dilafadzkan dengan “n” saja. Hal ini berlaku untuk seluruh huruf hijaiyah yang ada tanpa terkecuali.
9. Tanda baca tasydid
Pembacaan sebuah huruf dengan menggunakan harokat tasydid ini cara dalam pengucapannya yaitu dengan huruf hijaiyah dasar digandakan. Sehingga misalkan huruf yang kita baca “nun”, maka imbuhan pada cara pembacaannya yaitu seperti “nnun”. Digandakan pada huruf dasar yaitu huruf “n”.
Sifat Huruf Hijaiyah
1. Al jauf (rongga mulut)
Keluarnya huruf yang termasuk dalam al jauf ini terletak pada suara dalam rongga mulut, tanpa adanya campur dari perucapan bibir maupun lidah. Dan ada 3 huruf yang termasuk ke dalam al jauf ini yaitu “alif”, “wawu”, “ya”. Ketika kita mencoba mengucapkannya, maka akan keluar pada rongga mulut terdalam pada mulut kita. Dan ketika pengucapan huruf ini tidaklah pada rongga mulut berarti adanya kesalahan.
Kesalahan dan perincian inilah yang seharusnya diperhatikan oleh seorang yang akan membaca sebuah huruf hijaiyah. Ketika pembacaan secara satu persatu, maka tidak akan terlihat kesulitannya tetapi ketika dibaca panjang dan bersambung, maka akan nampak tingkat kesulitannya apabila dalam latihan membaca tidak dilatih sejak dini.
2. Al halq (tenggorokan)
Cara membaca dan mengucapkan pada beberapa huruf al halq yaitu dengan menggetarkan huruf pada pangkal tenggorokan terdalam. Dan huruf yang termasuk ke dalam sifat al halq ini yaitu “ha”, “kha”, “nga”, “gho”, “ kho”. Ketika kita mempraktekannya, maka akan ada getaran pada tenggorokan. Dan getaran inilah yang dinamakan halq.
Cara membaca dan keluarnya suara huruf akan berbeda ketika tidak sesuai dengan jenis sifat huruf ini. Oleh sebab itu, dalam setiap pembacaan huruf hijaiyah ini haruslah sesuai dengan ketentuan letak dari keluarnya huruf.
3. Al lisan (lisan)
Sifat dari huruf al lisan yaitu seperti hal nya ketika kita mengucapkannya pada saat berbicara. Ketika kita berbicara, tentunya akan banyak menggunakan baik itu fungsi bibir, lidah dan tenggorokan. Jadi memang penggunaan akan seluruh organ dalam mulut yang menjadikan sifat huruf ini disebut dengan nama al lisan.
Adapun huruf-huruf yang termasuk ke dalam sifat al lisan yaitu huruf “kof”, “ka”, “syin”, “ja”,” la”, “dho”. Huruf ini ketika kita coba ucapkan, maka akan menggerakkan seluruh organ mulut kita seperti bibir, lidah dan pangkal mulut hingga pangkal tenggorokan, layaknya ketika kita berbicara menggunakan bahasa keseharian kita.
4. Asy syafataian (kedua bibir)
Jenis huruf asy syafataian ini dimaksudkan dengan pembacaan pertemuan dua bibir. Dan yang termasuk ke dalam huruf asy syafataian ini ialah huruf “mim”, “wawu”, “ba”, “fa”. Bisa kita coba bersama jika kita mengucap beberapa huruf tersebut, maka secara pasti akan mempertemukan bibir bawah dan bibir atas pada mulut kita.
Ketika cara membaca dan mengeluarkan suara dalam pembacaan huruf hijaiyah ini dilakukan dengan tepat dan benar, maka pastilah penempatan bibir akan sesuai dengan ketentuan. Maka pengetahuan akan ilmu dalam mengucapkan huruf ini sangatlah penting, agar setiap intonasi yang keluar tepat sesuai kaidah yang berlaku.
5. Al khoysyuum (batang hidung)
Pembacaan huruf yang termasuk pada sifat al khoysyuum ini ialah terletak pada batang hidung. Dan kebanyakan pembacaan yang keluar pada batang hidung, yaitu ketika berharokat tasydid. Sehingga akan memunculkan suara mendengung. Dan beberapa huruf yang termasuk ke sifat al khoysyuum yaitu “mim tasydid” dan “nun tasydid”.
Adapun beberapa huruf yang bertasydid lainnya memang mendekati mendengung, tapi tidak seperti halnya dua huruf ini. Maka yang tergolong ke sifat al khoysyuum ini cenderung mendengung lebih tinggi, dibandingkan dengan tasydid huruf lainnya. Namun meskipun mendengung tetap harus didengungkan secara tepat.
Sifat Huruf Hijaiyah yang Berlawanan
1. Jahar (jelas)
Maksud dari huruf jahar ini ialah dengan mengucapkannya tanpa mendesis. Ketika kita mencoba membaca beberapa huruf, pastilah akan ada beberapa huruf yang dengan mendesis. Namun jenis huruf jahar ini menyuarakan suara yang jelas dan lantang. Sehingga ketika didengarkan akan jelas terdengar hurufnya.
2. Hamas (samar)
Huruf hamas ini bisa dikatakan dengan mendesis ataupun menggetarkan rongga mulut dalam pembacaannya. Dan huruf ini sangatlah berbeda dengan jahar, karena memang keluarnya suara serta penempatan akan organ mulut yang berbeda. Huruf-huruf hamas ini dikatakan hamas ketika mengaktifkan fungsi lidah dan penempatan bibir yang mengatup.
3. Siddah (kuat)
Bisa dikatakan huruf siddah ini dalam ilmu tajwid ialah qalqalah kubro. Yang mana ketika dibacakan akan memunculkan suara yang keras dan kuat ketika berharokat sukun. Dan huruf ini menjadi salah satu huruf yang kuat akan makna dan penggunaan nafasnya.
4. Rakhawah (lunak)
Pertemuan antara lidah dan dinding mulut yang akan menghasilkan huruf-huruf rakhawah. Dan juga huruf rakhawah ini terbentuk bukan dengan suara lantang ataupun jelas, sehingga seolah seperti mendesis. Adapun huruf yang termasuk ke rakhawah ini ada beberapa yaitu “tsa”, “dha”, “kho”, “gho”.
5. Isti’la’ (terangkat)
Sifat huruf isti’la’ dalam pengucapannya yaitu dengan mempertemukan antara lidah dengan rongga atas. Sehingga ketika cara pembacaan rongga mulut ini kita lakukan, maka akan menjadikan huruf yang akan keluar dengan suara yang keras dan fasih tanpa mendesis. Adapun huruf-huruf yang termasuk isti’la’ yaitu “tho”, “dho”.
6. Istifal (turun)
Jenis huruf istifal atau bisa dikatakan turun ini yaitu ketika mengucapkan huruf nya dengan menggunakan ujung lidah, dengan menyentuhkannya pada pangkal lidah. Sehingga akan memunculkan suara yang lirih dan lembut. Ada beberapa huruf yang termasuk ke istifal yaitu 22 huruf hijaiyah.
7. Ithbaq (tertutup)
Cara dalam mengucapkan huruf hijaiyah dengan sifat ithbaq yaitu dengan melengkungkan lidah ke atas menempel langit dinding mulut. Ada beberapa huruf yang termasuk ke cara pembacaan tersebut yaitu huruf “sho”, “dho”, “tho”, dan “dhho”. Jika benar-benar kita lakukan dengan baik dan benar, tentunya akan menghasilkan suara yang besar namun tidak mendesis.
8. Infitah (terbuka)
Sifat huruf infitah atau dengan nama lain terbuka ini cara dalam memposisikan lidah yaitu melengkungkannya setengah pada keliling lidah. Ketika benar kita lakukan dalam memposisikan lidah ini, maka akan menghasilkan suara yang ringan namun tidak lirih. Adapun yang termasuk ke sifat infitah ini terdapat 25 huruf hijaiyah.
9. Ishmat (diam)
Cara dalam menyuarakan huruf ishmat ini yaitu dengan manahan suara huruf layaknya beban berat, sehingga kesan yang akan muncul dari suara dari dalam mulut akan tertahan. Sehingga maksud dari diam ini mengartikan jika huruf yang disuarakan ini memiliki makna yang tertahan dan tidak nyaring.
10. Idzlaq (lancar)
Pembacaan dari beberapa huruf idzlaq ini yaitu dengan menyuarakannya secara lancar dan ringan. Apabila diperhatikan dari peletakan lidah, maka berada pada ujung lidah dan antara pertemuan bibir. Sehingga bagi orang yang mengucapkan huruf-huruf ini akan terdengar nyaring dan memiliki power.
Huruf Hijaiyah Bersambung
Membaca perhuruf dengan membaca secara sambung, pastilah bagi orang yang belum paham akan mengalami kesulitan. Namun ketika telah terbiasa dan sering membiasakan diri dalam melakukan pembacaan, pastilah akan bisa. Kita menyadari jika proses memahami perhuruf dengan proses pembacaan sambung dibutuhkan pemahaman secara mendalam. Karena dalam huruf sambung ada tajwid dan penyempurnaan makhorijul huruf.
Hal paling penting ketika membaca huruf bersambung ialah, memahami perhuruf beserta panjang pendeknya. Sehingga tingkat konsentrasi pembacaan dari huruf yang dibaca akan optimal. Ketika membaca huruf hijaiyah bersambung ini dilakukan dengan tergesa-gesa, maka akan menyulitkan dalam pembacaan secara baik dan sempurna.
Mengenal Tajwid
Cara membaca Al Quran dengan benar untuk selanjutnya dengan mengenal tajwid. Ilmu tajwid digunakan untuk mengetahui cara membunyikan huruf dan kalimat Al quran dengan baik dan benar.
Tajwid Huruf Hijaiyah Bersambung
Tajwid huruf hijaiyah ini memang dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Hal ini dikarenakan dari beberapa sifat huruf memiliki makna dan cara pembacaan yang tentunya berbeda. Oleh karena itu, mengetahui akan dasar utama ilmu tentang sifat huruf sangatlah penting. Ketika telah memahami dasar ilmu dari huruf, pastilah akan mudah dalam melakukan pembacaan baik tajwid maupun makhorijul huruf.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang yang sedang belajar dalam melancarkan proses belajar. Selain melakukannya secara perlahan dan tidak tergesa-gesa, juga mengelompokkan jenis tajwid berdasarkan sifat huruf. Ketika sudah mampu menyuarakan sifat huruf secara baik dan benar, maka ketika menemui tajwid akan mampu memahami cara dalam pembacaannya.
Huruf Hijaiyah Harakat Sambung dan Tajwid
Harakat sambung dalam pembacaan huruf hijaiyah tentunya memiliki perbedaan antara satu huruf dengan jenis huruf sambung. Salah satu hal yang mencolok ketika melakukan pembacaan huruf sambung, yaitu harus memahami huruf apa yang akan dibacakan. Ketika tidak paham dan tahu akan huruf yang akan dibaca selanjutnya, maka akan mengalami kebingungan baik tajwid, panjang pendek dan makhorijul huruf nya.
Oleh karena itu, tahapan dan proses dalam melakukan penyempurnaan pembacaan huruf hijaiyah ini sangatlah penting dilakukan. Ketika seseorang telah paham dan fasih baik dari sifat huruf dan cara menyuarakannya, maka ketika melanjutkan pembacaan secara sambung pastilah juga tidak akan keliru.