Sebagai makhluk sosial, manusia tentu tidak akan pernah terlepas dari kegiatan ekonomi, baik itu yang bersifat internal maupun eksternal. Macam-macam kegiatan ekonomi yang sering dilakukan, yakni seperti jual beli, tukar pinjam, sewa-menyewa, dan masih banyak lagi.
Pengertian Motif Ekonomi
Dalam melakukan transaksi jual beli, tentu seseorang memiliki tujuan dan alasan tertentu mengapa ia melakukan transaksi tersebut. Alasan seseorang untuk melakukan transaksi ekonomi disebut dengan motif ekonomi.
Macam-macam motif ekonomi sendiri sangat beragam, seperti motif sosial, motif untuk memperoleh kekuasaan, motif untuk memperoleh keuntungan, motif untuk memperoleh penghargaan, agar dapat bertahan hidup, agar dapat diterima di lingkungan, dan masih banyak lagi.
Salah satu tujuan mengapa seseorang melakukan kegiatan ekonomi adalah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Secara umum, kebutuhan hidup manusia terbagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Meski motif kegiatan ekonomi sangat banyak, namun pada dasarnya, motif ekonomi terbagi menjadi dua, yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik.
1. Motif Intrinsik
Motif intrinsik merupakan motif yang berasal dari dalam diri seseorang atau yang muncul karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri. Motif ini memberikan alasan pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi atau transaksi.
Contohnya, ketika seorang siswa ingin memenangkan sebuah olimpiade matematika tingkat nasional, maka ia akan belajar dengan sungguh-sungguh hingga apa yang ia inginkan tercapai.
Saat pembelajaran di kelas, tentu ia akan lebih semangat dari teman-temannya yang lain. Ia akan mendengarkan penjelasan guru di kelas dengan baik, mengerjakan semua tugas, mengerjakan soal-soal latihan olimpiade, dan masih banyak lagi.
Semangat yang muncul dan tumbuh dalam dirinya akan memotivasinya untuk terus belajar, menjadikannya sebuah alasan untuk terus berjuang. Ini merupakan contoh dari motif intrinsik, karena alasan dan motivasi itu timbul dari diri untuk memotivasi diri sendiri.
2. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik ialah motif yang berasal dari luar diri seseorang. Motif ini ada dan muncul dalam diri seseorang ketika ada orang lain yang menasihatinya, menyemangatinya, dan memotivasinya untuk terus maju dan berkembang.
Motif ini membuat seseorang terpacu untuk mendapatkan sesuatu seperti yang orang lain miliki. Misalnya, ketika seorang siswa melihat temannya memiliki sepatu baru, tentu ia akan berusaha dengan berbagai macam cara, hingga ia mendapatkan sepatu baru seperti yang dimiliki temannya.
Contoh lain yaitu ketika seseorang melihat bisnis yang dijalankan oleh temannya maju, sedangkan bisnis yang ia jalani hanya diam dan konstan. Secara tidak langsung, ketika melihat temannya sukses, maka ia akan berusaha.
Ia akan berusaha supaya sukses seperti temannya, entah itu dengan cara mengubah struktur kepemimpinan atau mengubah model keuangan.
Macam-Macam Motif Ekonomi
Motif seseorang dalam menjalankan atau melakukan suatu tindakan ekonomi tentunya tidak hanya terpaku pada satu hal saja, akan tetapi dapat dipengaruhi oleh beberapa alasan. Jika ada yang bertanya “sebutkan 4 macam motif ekonomi”, maka uraian di bawah bisa menjadi referensi:
1. Motif dalam Memenuhi Kebutuhan
Motif dalam memenuhi kebutuhan merupakan suatu motif atau alasan yang menjadikan seseorang bergerak untuk melakukan sesuatu. Motif ini didorong oleh keinginan yang ada dalam diri seseorang.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, kebutuhan menurut sifat dasarnya ada tiga macam, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Motif seseorang dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier tentu berbeda.
Setiap orang memiliki daftar tentang kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut dikelompokkan berdasarkan kebutuhan yang sangat mendesak dan harus segera dipenuhi, kebutuhan pelengkap, dan kebutuhan penunjang kehidupan.
2. Motif Memperoleh Laba
Motif memperoleh laba merupakan motif yang akan selalu ada dalam kehidupan, khususnya dalam ranah perekonomian dan sosial. Ketika seseorang melakukan suatu bisnis ataupun usaha, tentu tujuan pertamanya adalah untuk memperoleh keuntungan.
Meskipun terkadang ada motif lain yang jauh lebih besar seperti motif untuk mengembangkan jaringan dan rekan bisnis, tetapi motif memperoleh laba merupakan hal pokok yang harus ada dalam motif ekonomi.
Hal tersebut terjadi karena suatu perekonomian tidak akan dapat berjalan stabil tanpa adanya motif memperoleh laba. Laba atau keuntungan dapat menunjang bisnis serta dapat mempertahankan kelangsungan kehidupan seseorang.
3. Motif Mendapatkan Kekuasaan Ekonomi
Ketika seseorang telah mendapatkan laba atau keuntungan, tentu ia akan mempunyai motif yang lebih besar. Motif yang lebih besar tersebut seperti motif mendapatkan kekuasaan ekonomi. Contoh sederhananya yaitu mencari sebuah empati dari masyarakat.
Ketika seseorang telah mendapatkan empati dan simpati dari masyarakat, tentu ia akan mendapatkan dukungan untuk memperoleh suatu kekuasaan. Contoh dalam hal ini yaitu saat akan diadakannya pemilihan kepala desa.
4. Motif Sosial
Motif sosial merupakan motif yang telah ada dalam diri manusia sejak ia diciptakan. Motif ini biasanya muncul dalam bentuk naluri, keibaan, keikhlasan dalam menolong sesama, dan sebagainya.
Contoh motif sosial dalam masyarakat misalnya dengan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan atau pada korban bencana. Hal tersebut dengan harapan apa yang ia berikan, baik itu berupa uang ataupun jasa, dapat bermanfaat untuk menyambung hidupnya.
5. Motif Mendapatkan Penghargaan
Motif mendapatkan penghargaan merupakan salah satu motif yang sangat diimpikan oleh semua orang. Hal itu karena suatu penghargaan memiliki rasa tersendiri dalam diri seseorang.
Penghargaan di sini bukan sekadar pujian dari orang lain. Penghargaan yang dimaksud adalah yang berbentuk dan berwujud, seperti piagam kehormatan, piala kejuaraan, uang, mendapat kenaikan jabatan, dan masih banyak lagi.
Seluruh aktivitas yang dijalankan seseorang tidak akan lepas dari yang namanya motif ekonomi. Hal tersebut karena motif ini saling berkaitan antara satu dan yang lainnya. Baik untuk aktivitas ekonomi skala kecil, maupun ekonomi berskala besar.