Pahlawan adalah orang yang berjasa atas keberanian dan pengorbanannya dalam memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia. Mereka adalah pejuang yang gagah dan berani membela tanah air. Para pahlawan berjuang tanpa kenal lelah dan pantang menyerah untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
Salah satu atu cara untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan adalah dengan mengenal siapa saja pahlawan kemerdekaan Indonesia. Untuk lebih mengetahui biografi pada pahlawan tersebut, simak siapa saja pahlawan paling dikenal di bawah ini.
1. Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan negara Indonesia. Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan dari pulau Jawa yang sangat terkenal. Beliau lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta. Pangeran Diponegoro meninggal pada usia 69 tahun di Makasar.
Nama Diponegoro diperoleh karena beliau menjadi pemimpin perang Diponegoro yang berlangsung dari tahun 1825 sampai 1830 untuk melawan Belanda. Perang Diponegoro adalah perang melawan pemerintah Hindia Belanda yang berada di Jawa. Perang ini menjadi perang bersejarah karena tercatat menelan korban terbanyak sepanjang sejarah.
Tercatat 7000 pribumi dan 200 ribu orang Jawa meninggal dunia. Kerugian yang dialami terbilang cukup besar yaitu 25 juta Gulden. Hal ini dikarenakan area Perang Diponegoro cukup luas, yaitu Yogyakarta, Kedu, Bagelen, Surakarta, Banyumas, Wonosobo, Semarang, Pekalongan, Semarang, Kediri, Surabaya, Madiun, Pacitan, Magelang, dan Kediri.
2. Tuanku Imam Bonjol
Pahlawan kemerdekaan Indonesia yang paling dikenal selanjutnya adalah Muhammad Shahab atau yang lebih dikenal dengan nama Tuanku Imam Bonjol. Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan yang lahir di Sumatera Barat pada tanggal 1 Januari 1772. Ayah Tuanku Imam Bojol bernama Bayanuddin Shahab yang merupakan seorang ulama dari Sungai Rimbang.
Ibu dari Tuanku Imam Bonjol bernama Hamatun. Sepanjang hidupnya Muhammad Shahab menerima gelar antara lain, Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam. Rakyat lebih mengenal Muhammad Shahab dengan nama Tuanku Imam Bonjol.
Tuanku Imam Bonjol adalah seorang ulama yang memimpin perlawanan terhadap Belanda dalam Perang Padri. Perang Padri adalah salah satu perang paling heroik dan traumatis untuk sejarah negara Indonesia. Hal ini karena perang Padri adalah salah satu perang terlama yaitu dari tahun 1803 sampai 1838.
3. Jenderal Sudirman
Jenderal Besar Raden Soedirman adalah pahlawan yang lahir di Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Ayah Soedirman bernama Karsid Kartawiraji dan ibunya bernama Siyem dari Rembang. Namun, Soedirman diadopsi oleh pamannya bernama Cokrosunaryo, yang memiliki keuangan yang lebih baik dibandingkan orang tuanya.
Jenderal Soedirman adalah pelopor serangan pada pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Kemenangan serangan ini membuat Soedirman semakin menerima banyak dukungan oleh rakyat. Oleh karena itu pula, Soedirman kemudian diangkat menjadi panglima besar pada tanggal 18 Desember 1945.
Perang Gerilya adalah salah satu hal yang membuat Jenderal Soedirman menjadi pahlawan paling dikenal di Indonesia. Perjuangannya melawan Belanda di Jawa menjadi sejarah yang tak dapat dilupakan.
Soedirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950, tepat satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia kemudian dikebumikan di TMP Semaki di Yogyakarta. Kematian Soedirman memberikan duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Ribuan orang menyaksikan prosesi pemakaman dan mengibarkan bendera setengah tiang.
4. K.H Ahmad Dahlan
Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, sekaligus pahawan yang paling dikenal di Indonesia. Ia lahir di Yogyakarta Tanggal 1 Agustus 1868 dan meninggal di usia 54 tahun pada tanggal 23 Februari 1923 di Karangkajen, Yogyakarta.
Beliau memiliki 7 saudara dan ia sendiri adalah anak ke empat. Ayahnya bernama bernama K.H. Abu Bakar, yang merupakan ulama yang terkenal di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta. K. H Ahmad Dahlan adalah pahlawan yang mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah.
Melalui organisasinya, yaitu Muhammadiyah ia memberikan ajaran Islam yang murni pada rakyat Indonesia. Beliau juga mempelopori dan meunculkan semangat rakyat Indonesia untuk tetap belajar meski sedang dijajah.
5. K.H Hasyim Asyari
Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy’arie adalah pahlawan yang lahir di Jombang pada tanggal 14 Februari 1871 dan meninggal pada usia 76 tahun, di Jombang pada tanggal 21 Juli 1947. Ia adalah putra ketiga, nama ayahnya adalah Kiai Asy’ari dan ibunya Halimah. Ayahnya merupakan pemimpin pondok pesantren di selatan Jombang
K.H Hasyim Asyari menjadi pahlawan paling dikenal di Indonesia, karena beliau adalah pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Ia kemudian dijuluki oleh ulama pesantren dan kalangan Nahdliyin sebagai maha guru atau Hadratus Syeikh.
6. Sultan Hasanudin
Pahlawan selanjutnya yang paling dikenal dengan perjuangannya di Indonesia adalah Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin lahir di Gowa tanggal 12 Januari 1631. Beliau adalah putra dari Raja Gowa Ke-15 Kerajaan Gowa.
Sultan Hasanudin melanjutkan jejak ayahnya dan menjadi Raja Kerajaan Gowa mulai tahun 1653 hingga 1669. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan terbesar Indonesia yang berada di wilayah timur Indonesia yang menguasai perdagangan.
Saat Belanda datang ke Maluku dan ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah, Sultan Hasanudin dengan berani menolak keinginan Belanda. Ia kemudian mengajak Belanda untuk berniaga bersama, namun Belanda menolaknya. Belanda kemudian melakukan serangan di seluruh wilayah kerajaan Gowa.
Sampai pada akhirnya, kerajaan Gowa terdesak dan pada tanggal 18 November 1667 menandatangani Perjanjian Bungaya. Namun, perjanjian itu dirasa merugikan kerajaan Gowa, hingga akhirnya kerajaan Gowa melakukan perlawanan. Sampai pada akhirnya, Sultan Hasanudin meninggal di usia 39 tahun pada 12 Juni 1670 di Gowa.
7. Teuku Umar
Teuku Umar adalah pahlawan yang dilahirkan di Meulaboh pada tahun 1854. Beliau adalah anak dari seorang Uleebalang dengan nama Teuku Achmad Mahmud. Ibunya adalah adik perempuan dari Raja Meulaboh. Teuku Umar memiliki tiga orang saudara laki-laki dan dua orang saudara perempuan.
Teuku Umar pahlawan dari Aceh yang terkenal karena kepandaian dan keberaniannya melawan Belanda. Ia memiliki tak-tik yang sangat cerdik, yaitu dengan menjadi mata-mata dan menipu Belanda dengan menjadi anak buah Belanda.
Teuku Umar mengumpulkan senajata dan uang yang banyak dari Belanda untuk melakukan perlawanan. Oleh karena itu, Teuku Umar menjadi pahlawan yang paling terkenal karena kecerdasan strategi perang yang ia lakukan demi Negara Indonesia.
Teuku Umar gugur dalam petempuran pada tanggal 11 Februari 1899 di Meulaboh, karena terkena peluru musuh yang menembus dadanya. Beliau kemudian dikebumikan di Masjid Kampung Mugo di Hulu sungai Meulaboh.
8. Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien adalah seorang putri dari keluarga bangsawan di Aceh Besar pada tahun 1848. Ayah Cut Nyak dien bernama Teuku Nanta Seutia yang merupakan seorang uleebalang VI mukim. Ibunya adalah seorang putri uleebalang Lampageu. Sejak kecil beliau terkenal sebagai anak yang cantik jelita.
Cut Nyak Dien dan suaminya melakukan perlawanan kepada Belanda secara gerilya. Ia melakukan serangan di Banda Aceh dan Meulaboh untuk menekan Belanda. Setelah suaminya meninggal, Cut Nyak Dien kemudian memimpin pasukan kecilnya, untuk melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh
Cut Nyak Dien adalah pahlawan wanita yang terkenal berjuang melawan Belanda dengan menggunakan senjata tradisional Rencong. Pertempuran ia lakukan terus menerus sampai ia ditangkap Belanda dan dibawa ke Banda Aceh. Cut Nyak Dien meninggal pada tanggal 6 November 1908, karena usia yang sudah tua.
9. Bung Tomo
Sutomo atau yang lebih dikenal dengan nama Bung Tomo adalah pahlawan yang berasal dari Surabaya. Ia lahir tanggal 3 Oktober 1920 di Kota Surabaya. Ayah Bung Tomo bernama Kartawan Tjiptowidjojo, ibunya adalah seseorang yang berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda dan Madura.
Bung Tomo adalah pahlawan yang terkenal, karena pidatonya yang menggebu untuk membangkitkan semangat rakyat Indonesia dalam melawan Belanda. Bung Tomo juga merupakan pemimpin pertempuran 10 November di Surabaya. Beliau juga sangat dikenang karena seruan-seruan yang ia siarkan penuh dengan semangat untuk meraih kemerdekaan.
Pertempuran yang terjadi pada tanggal 10 November tersebut dipimpin Bung Tomo. Pertempuran tersebut berhasil memaksa pasukan Inggris mundur dan pergi dari Surabaya. Pertempuran tersebut kemudian dijadikan dan diperingati sebagai hari Pahlawan.
10. Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu pahlawan yang berasal dari keluarga kerajaan. Berliau merupakan keturunan Raja Darul-Kamal dan dari pihak ibunya. Sedangkan, dari pihak ayahnya, dia berasal dari keturunan Raja Mahkota Alam.
Sultan Iskandar Muda adalah salah satu Sultan yang paling besar dan terkenal di masa Kasultanan Aceh. Pada masa kepemimpinan, Iskandar Muda Aceh dapat meraih kejayaan. Sultan Iskandar Muda berhasil memperluas daerah kekuasaan Kasultanan Aceh. Selain itu, Aceh juga berhasil menjadi pusat perdagangan dan pembelajaran agama Islam.
11. Teuku Chik Di Tiro
Muhammad Saman atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Teuku Chik Di Tiro adalah pahlawan yang berasal dari Pedir. Ayahnya bernama Teuku Syekh Ubaidillah, dan ibunya bernama Siti Aisyah. Ia lahir di daerah Aceh pada tanggal 1 Januari 1836. Hari kelahirannya bertepatan dengan perayaan 1251 Hijriah di Dayah.
Teuku Chik Di Tiro adalah salah satu tokoh yang membangkitkan semangat perang Aceh pada tahun 1881. Hal ini disebabkan karena menurunnya perlawanan rakyat Aceh dalam melawan Belanda. Muhammad Saman kemudian di bunuh dengan cara di racuni oleh Belanda, dan meninggal pada bulan Januari 1891 di benteng Aneuk Galong.
12. Dewi Sartika
Dewi Sartika merupakan pahlawan perempuan yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Desember 1884. Beliau lahir dari keluarga Sunda yang sangat terkenal dan dihormati. Sejak kecil Dewi Sartika sangat senang bermain menjadi peran sebagai guru.
Dewi Sartika disebut pahlawan pendidikan, karena pada tanggal 16 Januari 1904 ia mendirikan sekolah dengan nama Sekolah Isteri di Pendopo Bandung. Namun, sekolah itu dipindahkan dan diberikan nama baru yaitu Sekolah Kaoetamaan Isteri. Dewi Sartika meninggal di Cineam pada tanggal 11 September 1947.
13. Cut Meutia
Cut Nyak Meutia atau yang akrab dikenal dengan nama Cut Meutia adalah pahlawan nasional perempuan yang lahir di Aceh Utara tanggal 15 Februari 1870. Orang tua Cut Meutia berasal dari keturunan minangkabau.
Beliau melakukan perlawanan dengan cara menyerang pos-pos Belanda. Dalam melakukan perlawanan, beliau juga sembari bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Namun, Cut Meutia kemudian meninggal dalam sebuah pertempuran di Alue Kurieng, pada tanggal 24 Oktober 1910 di usia 40 tahun.
14. R.A Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Kartini adalah pahlawan yang mempelopori bangkitnya kaum perempuan pribumi. Beliau lahir dari keluarga kelas priyayi atau kelas bangsawan di Jawa. Ia adalah anak perempuan dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati di Jepara.
Ibunya bernama M.A Ngasirah putri seorang guru agama di Jepara. Kartini dikenal sebagai pahlawan pendidikan bagi wanita di Indonesia. Beliau yang memperjuangkan pendidikan untuk kaum wanita di Indonesia. Hal ini lah yang membuat hari lahir Kartini diperingati setiap tahunnya untuk mengenang jasa R.A Kartini.
15. Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII adalah seorang raja di daerah Toba di Sumatera Utara. Beliau lahir di Bakara pada tanggal 18 Februari 1845. Beliau memiliki nama kecil yaitu Pantauan Bosar dan memiliki gelar Ompu Pulo Batu. Nama ayahnya adalah Ompu Sohahuaon.
Beliau adalah pejuang yang berperang melawan Belanda. Ia dinobatkan sebagai Maharaja di daerah Toba bersamaan dengan bermulanya politik pintu terbuka Belanda. Hal ini juga yang menyebabkan timbulnya Perang Tapanuli.
Pada tahun 1873 Sisingamangaraja XII menolak masuknya Belanda di tanah Batak dan menyatakan perang dnegan Belanda. Pada tahun 1877 beliau juga mengumumkan perang kepada Belanda yang telah menguasai daerah Toba.
16. H.O.S Tjokroaminoto
Hos Tjokroaminoto memiliki nama lengkap yaitu Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Beliau lahir pada tanggal 16 Agustus 1882 di Ponorogo. Beliau adalah putra dari R.M Tjokroamiseno yang merupakan seorang pejabat pemerintahan. Kakeknya yang bernama R.M Adipati Tjokronegoro adalah seorang Bupati di Ponorogo.
Hos Tjokroaminoto adalah pendiri dan pemimpin organisasi Sarekat Islam di Indonesia. Sarekat Islam adalah organisasi agama Islam yang pertama dibentuk di Indonesia dan merupakan salah satu organisasi pegerakan nasional yang sangat berpengaruh sebelum kemerdekaan Indonesia . Beliau dijadikan sebagai guru oleh para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia. beliau juga yang mempelopori pergerakan di Indonesia, dan orang yang pertamakali menolak untuk tunduk kepada Belanda.
17. Jenderal A.H Nasution
Pahlawan paling dikenal selanjutnya adalah Jenderal Besar TNI (Purn.) Dr. Abdul Haris Nasution, atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Jenderal Nasution. Nasution lahir pada tanggal 3 Desember 1918 di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Beliau berasal dari keluarga keturunan Batak yang beragama Islam.
Beliau adalah pahlawan nasional yang menjadi korban penculikan dalam peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini karena beliau adalah salah satu tokoh TNI angkatan darat. Beliau juga merupakan salah satu korban selamat dalam peristiwa G30S PKI. Adapun ketujuh korban dikenal sebagai pahlawan revolusi.
18. Agus Salim
Lahir dengan nama Masyhudul Haq atau yang lebih dikenal dengan nama Haji Agus Salim. Beliau adalah tokoh agama yang berasal dari Sumatra Barat. Ia lahir di Koto Gadang pada tanggal 8 Oktober 1884. Ayah Agus Salim bernama Soetan Salim dan ibunya bernama Siti Zainab.
Beliau juga merupakan pemimpin organisasi Sarekat Islam yang kedua, menggantikan H.O.S Cokroaminoto. Haji Gus Salim memiliki banyak jasa pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, antara lain:
- Menjadi salah satu anggota Volksraad pada tahun 1921-1924.
- Menjadi anggota panitia 9 BPUPKI untuk mempersiapkan UUD 1945.
- Menjabat sebagai Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947.
- Membuka hubungan diplomatik internasional dengan negara Arab pada tahun 1947.
- Menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Syarifudin1947.
- Menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta tahun 1948-1949
19. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Gusti Raden Mas Dorodjatun adalah nama asli dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau adalah seorang sultan yang lahir di Yogyakarta tanggal 12 April 1912. Beliau menjabat sebagai sultan di Kasultanan Yogyakarta dari tahun 1940 hingga 1988.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal pada usia 76 tahun di Amerika Serikat, pada tanggal 2 Oktober 1988. Beliau sangat terkenal karena merupakan Gubernur pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta, setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan. Nasution pernah menjadi wakil presiden Indonesia pada tahun 1973-1978 mendampingi Soeharto.
20. Kasman Singodimedjo
Kasman Singodimedjo adalah pahlawan kemerdekaan yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Beliau lahir di Purworejo pada tanggal 25 Februari 1904. Beliau adalah Jaksa Agung Indonesia pada tahun 1945 sampai 1946.
Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Muda Kehakiman pada masa Kabinet Amir Syarifudin II. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang merupakan sejarah dari DPR.
21. Mas Mansur
Mas Mansur memiliki nama lengkap Kiai Haji Mas Mansoer lahir di Surabaya, 25 Juni 1896. Ia adalah tokoh Islam sekaligus pahlawan paling dikenal Indonesia. Beliau lahir dari pasangan KH. Mas Achmad Marzoeqi dan Raudhah. Ayahnya adalah seorang pionir Islam dan ahli agama Islam yang terkenal di Jawa Timur.
22. Mohammad Natsir
Mohammad Natsir adalah seorang ulama dan politisi yang berasal dari Sumatera Barat. Beliau lahir di Alahan Panjang pada tanggal 17 Juli 1908. Ia adalah pahlawan kemerdekaan yang paling dikenal, karena beliau adalah pendiri dan pemimpim partai politik Masyumi. Beliau juga merupakan seorang tokoh agama Islam yang terkenal di Indonesia.
Mohammad Natsir pernah menjabat sebagai Menteri Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia dan menjadi Ketua Dewan Masjid Dunia. Natsir dikenal sebagai menteri yang tak punya baju bagus, jasnya bertambal. Beliau terkenal sebagai menteri yang sederhana, dan menolak pemberian hadiah mobil mewah.
23. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim atau K.H Abdul Wahid Hasyim lahir di Jombang 1 Juni 1914. Beliau adalah tokoh agama terkemuka sekaligus pahlawan nasional Indonesia. beliau juga merupakan Menteri negara yang pertama dalam kabinet pertama Indonesia.
Beliau juga pernah menjabat sebagai pemimpin Masyumi. Saat menjadi pimpinan masyumi, beliau merintis Barisan Hizbullah untuk membantu umat muslim dalam meraih kemerdekaan. Ia juga mendirikan sebuah sekolah pada tahun 1944, yaitu Sekolah Tinggi Islam di Jakarta. Beliau juga pernah menjadi salah satu anggota BPUPKI dan PPKI.
24. Pattimura
Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy adalah pahlawan yang paling terkenal yang berasal dari Maluku. Beliau lahir di Saparua pada 8 Juni 1783, dan meninggal di Ambon pada tanggal 16 Desember 1817 di umur 34 tahun. Beliau adalah keturunan salah satu bangsawan dari Nusa Ina.
Kapitan Pattimura adalah pemimpin perang Pattimura yang berskala nasional. Perang Pattimura yang ia pimpin berhasil menghancurkan pasukan Belanda, dan berhasil merebut benteng Belanda Duurstede di Saparua, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jazirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.
25. Pangeran Antasari
Pangeran Antasari adalah salah satu pahlawan paling dikenal di Indonesia. Ia lahir pada tahun 1797, dan meninggal pada tanggal 11 Oktober 1862 di usia 53 tahun. Ia seorang Sultan Banjar dan menjadi pemimpimpin pemerintahan tertinggi di Kasultanan Banjar.
Pangeran Antasari adalah pahlawan yang memimpin Perang Banjar. Bersama 300 prajuritnya, pangeran Antasari melakukan serangan dan berhasil merebut tambang batu bara milik Belanda. Beliau juga memimpin beberapa pertempuran di seluruh wilayan Banjar. Beliau adalah pahlawan yang pantang menyerah, dan juga tidak mudah terbujuk rayu oleh Belanda. Beliau akhirnya meninggal di usia 75 tahun.
Beberapa pahlawan yang diuraikan di atas memiliki semangat juang yang tinggi dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai moral yang diberikan patut dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara berterima kasih kepada para pahlawan adalah dengan mengenang jasa mereka dan tidak melupakannya.