Metode Penilaian Investasi

Ketika menentukan suatu proyek investasi, maka perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu. Penilaian ini dilakukan agar investasi yang dipilih bisa memberikan hasil sesuai dengan harapan, dan menghindari investasi yang tidak menguntungkan.

Untuk menilai atau memilih suatu investasi, maka terdapat beberapa metode yang bisa digunakan. Setiap metode penilaian investasi ini bisa digunakan dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Metode Net Present Value (NPV)

Net present value merupakan suatu metode penilaian investasi yang digunakan untuk menentukan nilai saat ini, dari suatu investasi dengan jumlah diskon seluruh arus kas yang diperoleh dari suatu proyek. NPV menunjukkan besarnya nilai produktif dari sebuah investasi.

Nilai produktif yang ditunjukkan misalnya suatu investasi memiliki nilai yang lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan yang dibandingkan dengan biaya investasi. Nilai NPV positif menunjukkan bahwa investasi menghasilkan tingkat pendapatan lebih dari tingkat yang diminta.

Dengan begitu, investasi dengan kondisi tersebut harus diterima. Nilai NPV yang negatif menunjukkan bahwa investasi menghasilkan pendapatan yang lebih sedikit atau lebih rendah daripada tingkat yang diminta. Sehingga, investasi dengan kondisi seperti itu harus ditolak.

Sementara itu, nilai NPV sama dengan nol memiliki arti bahwa investasi menghasilkan pendapatan dengan nilai yang sama dengan yang diminta. Dengan demikian, tidak terjadi untung maupun rugi.

Perhitungan NPV membutuhkan dua aktivitas penting, yaitu menaksir arus kas serta menentukan atau menetapkan tingkat bunga yang dianggap relevan. Berikut cara perhitungan metode nilai investasi menggunakan NPV, yaitu:

Keterangan:

NPV = Net Present Value (rupiah)

Ct = Arus kas per tahun pada periode t

C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 (rupiah)

r = Suku bunga (%)

1.   Kelebihan Metode Net Present Value (NPV)

–     Pada perhitungan NPV, seluruh arus kas selama umur proyek akan diperhitungkan untuk pengambilan keputusan investasi.

–     NPV telah memperhitungkan nilai waktu suatu uang.

2.   Kekurangan Metode Net Present Value (NPV)

–     NPV membutuhkan perhitungan yang cermat dan teliti dalam menentukan tarif kembalian dari suatu investasi.

–     Ketika membandingkan dua proyek investasi dengan jumlah investasi yang tidak sama, maka nilai tunai arus kas bersih dalam mata uang rupiah tidak bisa dipakai sebagai bahan acuan.

Metode Payback Period (PP)

Payback period atau yang dapat diartikan sebagai periode pengembalian merupakan jangka waktu yang dibutuhkan, untuk mengembalikan nilai dari investasi melalui penerimaan-penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi yang berkaitan.

Jika pajak penghasilan belum dihitung pada penentuan periode pengembalian dalam investasi untuk keperluan ekspansi usaha, maka metode payback period bisa dihitung dengan cara:

Payback period (dalam tahun) = Investasi / Laba tunai rata-rata per tahun

Namun, jika dampak pajak penghasilan sudah dihitung maka penentuan payback period bisa dihitung menggunakan cara:

Payback period (dalam tahun) = Investasi / Kas masuk bersih

1.   Kelebihan Metode Payback Period (PP)

–     Metode ini dapat digunakan untuk menilai proyek investasi yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama. Sehingga, bisa dipilih investasi dengan jangka waktu pengembalian yang paling cepat.

–     Investasi yang memiliki risiko besar dengan memakai metode payback period dapat diketahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.

–     Metode ini dapat dipakai untuk memilih beberapa pilihan atau usulan investasi, sebelum melanjutkan ke penilaian dengan pertimbangan kemampuan investasi dalam menghasilkan keuntungan.

2.   Kekurangan Metode Payback Period (PP)

–     Metode payback period tidak mengukur tingkat profitabilitas.

–     Metode payback period tidak memperhitungkan nilai waktu untuk suatu uang.

–     Metode payback period tidak memperlihatkan pendapatan di kemudian hari setelah dana investasi pokok kembali.

Metode Profitability Index (PI)

Profitability index merupakan suatu metode yang memperhitungkan perbandingan nilai saat ini, dengan cara membandingkan beberapa penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai investasi sekarang. Berikut cara perhitungan metode profitability index, yaitu:

Profitability Index = Laba setelah pajak / Rata-rata investasi

Suatu usulan investasi atau proyek akan diterima jika nilai profitability index yang diperoleh memiliki nilai yang lebih besar dari satu. Namun, apabila nilai profitability index yang diperoleh lebih kecil dari satu, maka usulan proyek tersebut tidak akan diterima.

Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek, maka usulan proyek yang dipilih adalah usulan proyek yang dapat menghasilkan nilai profitability index paling besar.

1.   Kelebihan Metode Profitability Index (PI)

–     Metode profitability index memperhitungkan tingkat bunga yang akan dipakai terlebih dahulu.

–     Metode profitability index akan memperhitungkan nilai waktu suatu uang.

2.   Kekurangan Metode Profitability Index (PI)

Profitability index memiliki kekurangan yaitu metode ini memberikan keputusan yang sama dengan metode net present value, apabila digunakan untuk menilai suatu usulan proyek yang sama.

Tetapi, jika digunakan untuk memilih usulan yang mutually exclusive, maka hasilnya bisa kontradiktif dengan metode NPV.

Metode Average Rate of Return (ARR)

Metode average rate of return dapat diartikan sebagai rata-rata kembalian investasi. Metode ini juga sering disebut sebagai financial statement method atau accounting method.

Metode penilaian investasi ARR menggunakan data keuntungan bersih setelah pajak atas investasi awal atau rata-rata dari investasi awal. Perhitungan yang dapat digunakan dalam metode average rate of return, yaitu:

Average Rate of Return (ARR) = Laba setelah pajak / Rata-rata investasi

1.   Kelebihan Metode Average Rate of Return (ARR)

–     Metode ini mudah dimengerti dan sederhana. Average rate of return menggunakan data akuntansi yang telah ada, sehingga tidak memerlukan perhitungan lainnya.

–     Metode ARR telah memperhitungkan arus kas selama umur proyek investasi.

2.   Kekurangan Metode Average Rate of Return (ARR)

–     Metode ARR dipengaruhi pemakaian metode penyusutan.

–     Metode ARR juga tidak memperhitungkan nilai waktu suatu uang.

–     Metode ARR tidak bisa diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahapan.

Metode Internal Rate of Return (IRR)

Metode internal of return atau dapat dikatakan tingkat pengembalian internal adalah pengembalian yang berasal dari suatu usulan atau pilihan proyek tertentu.

Internal rate of return (IRR) merupakan suatu tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai bersih dari arus kas masuk sekarang, sama dengan nilai bersih dari arus kas keluar sekarang sama dengan nol.

Metode IRR memiliki asumsi jika arus kas masuk diinvestasikan lagi pada tingkat pengembalian internal dengan besar yang sama. Berikut perhitungan internal rate of return, yaitu:

Keterangan:

n = Periode terakhir arus kas yang diharapkan

At = Arus kas periode t

r = Tingkat bunga yang akan menjadi jumlah saat ini dari hasil yang diinginkan (diharapkan) akan diperoleh sama dengan jumlah nilai saat ini dari pengeluaran modal

Apabila arus kas awal terjadi saat waktu 0, maka perhitungan yang digunakan, yaitu:

1.   Kelebihan Metode Internal Rate of Return (IRR)

–     Metode IRR mengutamakan aliran kas awal dibandingkan aliran kas akhir.

–     Metode ini juga telah memperhitungkan nilai waktu dari uang.

2.   Kekurangan Metode Internal Rate of Return (IRR)

–     Metode IRR tidak mempertimbangkan dana investasi yang nilainya berbeda-beda, untuk macam-macam proyek yang sedang dibandingkan dan profitabilitas nominal setiap proyek.

–     Proses perhitungan IRR cukup susah dan memakan banyak waktu, terutama apabila arus kas yang terjadi tidak sama besar.

–     Apabila terdapat kondisi seperti beberapa aliran kasus yang negatif, maka proyek mungkin akan menghasilkan lebih dari satu angka IRR.

–     Tingkat bunga yang dihitung dalam metode IRR menggunakan angka yang sama untuk setiap tahun dalam usia ekonomis.

Penilaian investasi adalah hal yang harus dilakukan oleh investor, supaya bisa menilai suatu usulan proyek investasi dengan benar. Penilaian investasi jangka pendek harus dilakukan secara terus menerus. Sementara itu, investasi jangka panjang perlu memperhatikan nilai waktu suatu uang.