Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang jenis-jenis kalimat berdasarkan struktural gramatikal, bentuk gaya atau retorika, dan fungsi kalimat.
Kalimat yang gramatikal merupakan kalimat yang unsur-unsur pembentukannya lengkap dan jelas serta polanya sesuai dengan ide atau gagasan yang disampaikan.
Agar kalimatnya menarik, susunan unsur-unsur pembentuk kalimatnya harus bervariasi sehingga pembaca tidak cepat bosan.
Selain itu, kalimat harus disusun berdasarkan dengan fungsinya sesuai dengan gagasan yang disampaikan. Gagasan tersebut dapat berupa pernyataan, perintah atau pertanyaan.
Jenis – Jenis Kalimat Berdasarkan Struktur Gramatikal
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pola pembentukan kalimat tunggal, bisa berpola S + P atau P + S.
Sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau bahkan lebih. Kalimat majemuk bisa bersifat setara, tidak setara, ataupun campuran.
Gagasan yang tunggal dinyatakan sebagai kalimat tunggal dan gagasan yang lebih dari satu dapat diungkapkan dengan kalimat majemuk.
Baca juga artikel : Contoh Kalimat Persuasif Terlengkap Sesuai dengan EYD
A. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Pada dasarnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang dalam bahasa Indonesia bisa dikembalikan kepada kalimat-kalimat yang sederhana.
Kalimat tunggal yang sederhana adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan hal itu, kalimat-kalimat yang panjang dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola inilah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar.
1. Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti dan hanya mempunyai satu pola kalimat. Sedangkan perkembangannya tidak membentuk kalimat baru.
Dengan kata lain, kalimat dasar atau kalimat tunggal terdiri dari dua unsur inti, yaitu subjek dan predikat. Bila kedua unsur ini tidak membentuk sebuah pola baru. Berdasarkan penelitian, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia seperti tertera pada tabel dibawah ini :
Kelima pola dasar diatas dapat diperluas dengan berbagai penjelasan atau keterangan. Pola-pola dasar tersebut dapat digabung-gabungkan sehingga kalimat tersebut menjadi luas dan kompleks.
2. Perluasan Unsur Kalimat Dasar
Unsur kalimat dasar seperti subjek, objek, predikat, pelengkap, atau keterangan dapat diperluas dan dikembangkan sehingga informasi tentang unsut-unsur yang berkaitan dengan kalimat menjadi lebih lengkap.
Setiap kalimat tunggal diatas bisa diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur tersebut, kalimat akan menjadi lebih panjang dari pada kalimat yang sebelumnya.
Walaupun seperti itu, unsur utamanya masih dapat dikenali.
Perluasan Kata Benda
Kata benda, baik yang berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek dapat diperluas dengan menambahkan kata atau frase pada unsur kalimat atau bahkan pada anak kalimat.
Penambahan ini dapat dilakukan dengan keterangan yang mempunyai konjungtor yang atau tanpa konjungtor.
Contoh :
Perluasan unsur kalimat dengan frase atau kata tanpa konjungtor yang :
- Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat Mahasiswa semester III berdiskusi.
Perluasan kalimat tersebut merupakan hasil perluasan unsur subjek Mahasiswa dengan semester III.
Perluasan kata benda dengan konjungtor yang terdapat pada kalimat-kalimat dibawah ini :
- Mahasiswa yang pandai mendapat penghargaan.
- Perusahaan yang lemah akan mendapat subsidi.
- Anak yang berbakat menggambar mendapat bantuan berupa alat gambar.
Perluasan dengan yang tersebut menunjukkan keterangan yang menjelaskan kata benda yang menjadi subjek. Terkadang konjungtor yang itu dapat ditiadakan.
Kata benda subjek atau objek dapat diperluas dengan keterangan penjelas tetapi tidak menggunakan konjungtor yang. Penambahan keterangan ini bisa dilakukan dengan mengjajarkan unsur keterangan dibelakang subjek atau objek itu sendiri.
Contoh :
- Karya tulis ilmiah remaja diperlombakan setiap bulan.
- Buku petunjuk penulisan karangan ilmiah telah beredar dikalangan masyarakat.
Perluasan Kata Kerja
Kata kerja pengisi predikat pada kalimat dapat diperluas dengan penambahan frase atau kata. Kata atau frase memberikan keterangan pada predikat. Contohnya keterangan aspek atau modalitas.
Keterangan aspek dapat ditandai dengan kata telah, sedang, akan, sudah, masih, belum yang menerangkan perbuatan yang terjadi pada kata predikat.
Contoh :
- Pertandingan itu telah usah beberapa menit yang lalu.
- Bintang bulu tangkis masih belum berpindah dari Indonesia
Keterangan modalitas menyatakan sikap pembicara, antara lain menyatakan kemungkinan, kenyataan, atau keharusan. Keterangan ini ditandai oleh kata hendak, ingin, mau, harus, barangkali, dan pasti.
Contoh :
- Saya ingin belajar bahasa Inggris dengan baik dan benar.
- Saya harus benar-benar belajar.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat dasar atau lebih. Berdasarkan hubungan antara kalimat dasar tersebut, kalimat majemuk dapat dikelompokkan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk campuran, dan kalimat majemuk bertingkat.
Baca juga artikel : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis Kalimat Simpleks dan Kompleks
1. Kalimat Majemuk Setara
Struktur pada kalimat majemuk setara terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing bisa berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kalimat majemuk setara terjadi karena dalam satu kalimat terdapat dua kalimat tunggal.
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
a. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata serta atau dan. Jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu setara, maka hasilnya akan membentuk kalimat majemuk setara.
Contoh :
- Kami membaca dan mereka menulis
Tanda koma bisa digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh :
- Direktur tenang, karyawan duduk tenang, dan para nasabah antre.
Kalimat berikut terdiri atas dua kalimat tunggal :
- Saya datang, dia pergi.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu saya datang dan dia pergi. Jika kalimat tunggal pertama ditiadakan, unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat baru.
Demikian pula sebaliknya, jika keduanya mempunyai kedudukan yang setara. Itulah sebabnya kalimat tersebut disebut sebagai kalimat majemuk setara.
b. Kedua kalimat yang berbentuk kalimat setara yang dapat dihubungkan oleh frase atau kata tetapi jika kalimat tersebut menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut sebagai kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh :
- Jerman dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.
Kata-kata lain yang dapat digunakan sebagai konjungsi dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan adalah kata sedangkan dan melainkan.
Contoh :
- Puspitek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.
- Dia bukan pelatih, melainkan pedagang.
c. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian atau peristiwa yang dikemukakannya berurutan.
Contoh :
- Upacara serah terima jabatan pengurus OSIS telah selesai, lalu Kepala Sekolah menyampaikan pidato singkatnya.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat tunggal yang merupakan inti atau induk kalimat dan diantara kalimat dasar berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat utama.
Misalnya subjek, objek, keterangan. Hubungan antara dua unsur kalimat atau lebih dalam kalimat majemuk bertingkat.
Menggunakan konjungsi yang berbeda dengan kalimat majemuk setara. Berikut adalah beberapa konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat :
a. Hubungan Waktu
Kata penghubung yang dipakai adalah sejak, semenjak, ketika, sebelum, hingga, sesudah, sementara, tatkala, seraya, selagi, selama, sambil, serta, sesuai, setelah, jika, sampai, hingga.
Contoh :
- Sejak kecil, saya sudah terbiasa hidup sederhana.
b. Hubungan Syarat
Kata penghubung yang dipakai adalah jika, andaikata, seandainya, bilamana.
Contoh :
- Jika kamu mau mendengarkannya, saya akan bercerita.
- Pembangunan balai desa ini akan berjalan lancar jika seluruh masyarakat mau berpartisipasi.
c. Hubungan Tujuan
Kata penghubung yang dipakai adalah agar, biar, dan supaya.
Contoh :
- Shafira mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.
d. Hubungan Perbandingan
Kata hubung yang dapat dipakai adalah seperti, bagaikan, ibarat, laksana, alih-alih.
Contoh :
- Ibu Ayu menyayangi keponakannya seperti beliau menyayangi anaknya sendiri.
e. Hubungan Perlawanan
Kata penghubung yang dipakai adalah meskipun, walaupun, kendatipun, sungguhpun.
Contoh :
- Walaupun hatinya sedih, Ayah tidak menangis di depan anak-anaknya.
f. Hubungan Penyebab
Kata penghubung yang dipakai adalah karena, sebab, oleh karena.
Contoh :
- Rencana penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya tunda karena pengisi acaranya belum siap.
g. Hubungan Akibat
Kata penghubung yang dipakai adalah sampai, maka, sehingga.
Contoh :
- Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya.
h. Hubungan Cara
Kata penghubung yang dipakai adalah tanpa, dengan.
Contoh :
- Ia merangkai bunga-bunga itu dengan penuh kesabaran.
i. Hubungan Sangkalan
Kata penghubung yang dipakai adalah seakan-akan, seolah-olah.
Contoh :
- Dia diam saja seolah-olah dia tidak melakukannya.
j. Hubungan Kenyataan
Kata penghubung yang dipakai adalah sedangkan, padahal.
Contoh :
- Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak tentang berita tersebut.
k. Hubungan Hasil
Kata penghubung yang dipakai adalah makanya.
Contoh :
- Wajah Arya cemberut, makanya saya takut untuk mendekatinya.
l. Hubungan Penjelasan
Kata penghubung yang dipakai adalah bahwa.
Contoh :
- Ia tidak tahu bahwa ayahnya seorang pegawai teladan.
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan antara kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk setara. Dalam kalimat majemuk campuran minimal terdapat tiga kalimat tunggal.
Contoh :
- Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ayah selesai membaca koran.
Baca juga artikel : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis Kalimat Majemuk Terlengkap
Jenis Kalimat Menurut Bentuk Retorikanya
Sebuah tulisan akan jauh lebih efektif jika di samping kalimat yang disusunnya benar. Apalagi jika penyajiannya retorikanya menarik perhatian pembaca. Walaupun kalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan tersebut dapat memuaskan pembacanya.
Menurut gaya penyampaiannya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kalimat yang melepas, kalimat yang klimaks, dan kalimat yang berimbang.
1. Kalimat yang Melepas
Jika sebuah kalimat diawali dengan indu kalimat. gaya penyajian kalimat tersebut disebut melepas. Unsur anak kalimat seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan walaupun unsur ini tidak dilepaskan, kalimat tersebut sudah mengandung makna.
Contoh :
- Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian nasional dengan nilai tertinggi.
2. Kalimat yang Klimaks
Jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat. maka gaya bahasa kalimat tersebut disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang kurang, yaitu induk kalimat.
Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak kalimat dengan induk kalimat terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh :
- Karena motornya mogok dijalan, ia datang terlambat ke kampusnya.
3. Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat disusun dalam bentuk majemuk setara atau bahkan majemuk campuran, maka gaya penyajian kalimat tersebut disebut berikbang. Karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam kalimat yang bersimetri.
Contoh :
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor domestik dan asing saling berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat perintah, kalimat interogasi, dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk kalimat positif dan negatif.
Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas dapat menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis kalimat tersebut. Dalam bahasan tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.
1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dapat digunakan jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan bicaranya.
Contoh :
- Presiden Gus Dur menyelenggarakan kunjungan ke luar negeri.
- Tidak semua bank dapat memperoleh kredit lunak.
2. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan digunakan jika penutur ingin memperoleh informasi atau jawaban yang diharapkan kepada lawan bicaranya. Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, bagaimana, mengapa, berapa, kapan.
Contoh :
- Kapan kamu berangkat ke Jepang ?
- Mengapa tidak semua orang miskin di negara kita dapat dijamin kesejahteraannya ?
3. Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat imperatif biasanya digunakan jika penutur ingin menyuruh atau melarang seseorang dalam melakukan sesuatu.
Contoh :
- Tolong buatkan ayah kopi !
- Janganlah kita enggan untuk mengeluarkan zakat jika sudah tergolong orang yang mampu.
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak.
Contoh :
- Bukan main, gantengnya.
- Wah, target KONI di Asian Games XIII di tahun 1998 di Bangkok belum tercapai.
Baca juga artikel : Contoh Kalimat Imperatif, Deklaratif, Interogatif Terlengkap
Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Berikut adalah penjelasan mengenai kalimat langsung dan kalimat tidak langsung :
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang menirukan sesuatu yang di ucapkan orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat langsung ada berupa kalimat tanya, kalimat berita, ataupun kalimat perintah.
Contoh :
- “Apakah orang tuamu sehat ?” tanya Arya.
- “Jangan mendekat,” bentak penjahat itu.
Baca juga artikel : Pembahasan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung Terlengkap
2. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang memberitahukan sesuatu yang di ucapkan oleh orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tidak langsung semuanya berbentuk berita.
Contoh :
- Ali menanyakan kabar orang tua saya.
- Orang tua zaman dulu berkata bahwa malu bertanya sesat dijalan.
- Pencuri itu membentak aku untuk tidak mendekatinya.
Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya
Jenis kalimat berdasarkan fungsi subjeknya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan. Adapun ciri-ciri kalimat aktif adalah sebagai berikut:
- Berpola S – P – O atau S – P – O – K
- Berimbuhan me- atau ber-
Contoh kalimat aktif adalah sebagai berikut:
- Reno membeli payung
- Said sedang bermain futsal di GOR
Kalimat aktif sendiri masih dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a.) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang bisa diikuti atau disisipi unsur objek. Kalimat aktif transitif biasanya menggunakan imbuhan me-. Ciri lainnya kalimat ini bisa diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh kalimat aktif transitif:
- Said memakan sempol
- Latif memukul Sahrul
b.) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat akrif yang tidak bisa disisipi unsur objek. Kalimat aktif intransitif menggunakan predikat yang berimbuhan ber-. Ciri lainnya kalimat ini tidak bisa diubah menjadi bentuk kalimat pasif.
Contoh kalimat aktif intransitif:
- Hasim bermain bola
- Priyono sedang tidur di sofa
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya diberikan suatu tindakan atau pekerjaan. Imbuhan yang biasanya digunakan pada kalimat pasif yaitu di-, ter-, ke-an, ter-kan. Biasanya juga diikuti kata depan oleh.
Contoh kalimat pasif:
- Bakso dimakan oleh Said
- Latif tidak sengaja terpukul oleh Sahrul
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat
Jenis kalimat berdasarkan unsur kalimatnya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kalimat Lengkap (Kalimat Mayor)
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas sebuah subjek dan sebuah predikat.
Contoh kalimat lengkap:
- Hasim membeli motor baru
- Slamet bermain sepak bola di stadion
2. Kalimat Tidak Lengkap (Kalimat Minor)
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja. Kalimat ini biasa digunakan untuk salam, perintah, semboyan, pertanyaan, ajakan, seruan, jawaban, sapaan, dan kekaguman.
Contoh kalimat tidak lengkap:
- Hemat pangkal kaya
- Hei, bro!
- Selamat pagi
- Wow
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat
Dilihat dari pola subjek – predikat, kalimat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa Indonesia (S-P) atau (S-P-O-K) atau (S-P-K) dan yang lainnya.
Contoh kalimat versi:
- Latif berlari di lapangan (SPK)
- Said sedang menggoreng sempol di dapur (SPOK)
- Reno sedang tidur (SP)
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang memiliki ciri khas adanya predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat inversi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau ketegasan makna. Kata pertama yang muncul adalah kata yang menjadi penentu makna kalimat sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca atau pendengar.
Contoh kalimat inversi:
- Ambilkan kopi itu ke sini !
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian
Dilihat dari gaya penyajiannya kalimat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Kalimat Melepas
Kalimat ini adalah kalimat yang ditulis maupun diucapkan menggunakan gaya penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.
Contoh kalimat melepas:
- Reno tidak akan memukul Said jika Said tidak mengejeknya
2. Kalimat Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara menempatkan anak kalimat di depan kalimat induk. Kalimat klimaks biasanya ditandai dengan tanda baca koma (,).
Contoh kalimat klimaks:
- Jika sebelum ujian Said sudah belajar, mungkin nilainya akan lebih bagus.
3. Kalimat Berimbang
Kalimat yang berimbang tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk menunjukan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh kalimat berimbang:
Said sedang membaca Al Quran sementara Latif sedang sholat sunah.
Itulah pembahasan singkat mengenai macam macam kalimat dan jenis jenis kalimat. Semoga dapat menambah wawasan kamu.