Defisit

Istilah-istilah yang ada di bidang ekonomi sangatlah beragam. Salah satu yang paling sering didengar dan dibicarakan adalah istilah defisit. Beberapa topik belakangan ini, berita yang beredar mengabarkan jika perekonomian Indonesia mengalami defisit hingga lebih dari 800 juta dollar. Sebenarnya apakah defisit itu? Bagaimana kondisi tersebut bisa diatasi?

Pengertian Defisit

Defisit merupakan istilah yang menggambarkan kondisi keuangan sebuah organisasi atau negara sedang mengalami besarnya pengeluaran dibandingkan pendapatan. Makna lain dari defisit juga diartikan sebagai kondisi turunnya simpanan uang dalam kas negara/organisasi/perusahaan.

Defisit yang terjadi di sebuah negara biasanya akan menimpa negara-negara yang masih berkembang. Ada berbagai cara untuk mengatasi defisit, salah satunya adalah menggunakan sumber keuangan negara secara tepat guna.

Pada saat Indonesia mengalami defisit, seringkali cara yang paling banyak dilakukan pemerintah adalah meminjam uang melalui Bank Sentral. Tindakan ini sangat umum dan lazim karena hampir semua negara pasti berhutang ke Bank Sentral.

Penyebab Defisit

Munculnya masalah perekonomian sebuah organisasi/negara/perusahaan, atau dalam hal ini adalah defisit, tentu saja ada faktor penyebabnya. Berdasarkan kondisi defisit yang dialami, beberapa faktor umum yang menjadi sebab kondisi ini yaitu:

1. Pembiayaan Pembangunan

Seperti halnya negara Indonesia yang masih termasuk kategori negara berkembang, negara-negara lain dengan kategori sama sering melakukan investasi besar di sektor pembangunan. Kegiatan pembangunan ini dimaksudkan agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Agar pembangunan bisa segera dirampungkan, maka dibutuhkan pembiayaan yang cukup besar.

Pembiayaan dari pihak luar dianggap lebih mempercepat tumbuhnya perekonomian. Beberapa contoh pembiayaan pembangunan yang sering dilakukan adalah:

  • Pengadaan sarana dan prasarana keamanan/ketahanan
  • Pembangunan infrastruktur
  • Pembangunan lembaga pemasyarakatan dan sarana pengadilan
  • Pembangunan daerah melalui transmigrasi penduduk
  • Pembangunan bidang sosial yang meliputi kesehatan dan pendidikan
  • Program pengentasan dan penanganan kemiskinan melalui P3DT dan PPK

2. Daya Beli Masyarakat Rendah

Faktor yang cukup membahayakan kondisi keuangan negara adalah menurunnya daya beli masyarakat. Seperti halnya kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini membuat masyarakat lebih berhemat dalam berbelanja. Ketika hal ini terjadi, mungkin memang baik untuk kondisi keuangan setiap individu, tetapi justru menggiring perekonomian negara semakin merosot.

Ketika defisit terjadi akibat rendahnya daya beli masyarakat dan berlangsung dalam kurun waktu lama atau lebih dari dua kuartal, maka aka nada kemungkinan negara tersebut secara perlahan masuk ke jurang resesi.

Guna menghindari kondisi defisit, pemerintah akan memaksa masyarakat untuk meningkatkan jual beli di pasar dengan cara memberikan bantuan uang tunai, subsidi harga barang dan jasa. Metode ini akan berhasil jika masyarakat membelanjakan uangnya, sehingga kas negara akan bertambah.

3. Nilai Tukar Mata Uang Melemah

Nilai mata uang sebuah negara pasti mengalami naik turun sesuai kondisi perekonomiannya. Suatu negara bisa mengalami defisit ketika nilai tukar mata uangnya melemah. Faktor penyebab ini seringkali dialami oleh Indonesia karena melakukan pinjaman ke luar negeri.

Mengapa sangat berpengaruh? Ketika negara melakukan pinjaman uang ke Bank Sentral, maka perhitungannya berdasarkan valuta asing (USD). Sedangkan, ketika akan melunasi utang, Indonesia harus membayarnya dengan rupiah dan dikonversikan ke nilai mata uang dollar Amerika. Ketika nilai rupiah melemah, tentu saja nilai utang akan semakin tinggi.

4. Penyimpanan Realisasi dari Rencana

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) adalah salah satu bagian penting dalam mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Sebab, ketika program yang telah terencana tidak berjalan, bisa dipastikan jika realisasi anggaran tidak mencapai target.

Rencana APBN yang dibuat akan mengalami pemangkasan anggaran ketika pendapatan negara terlalu rendah. Pemerintah akan memaksa menutup kekurangan dengan uang kas negara. Kondisi semacam ini akan menghambat laju ekonomi, sehingga bisa menimbulkan defisit secara perlahan dan APBN harus dirombak penyusunannya.

5. Pengeluaran saat Inflasi

Selain kata defisit, dalam bidang ekonomi sering kali membahas istilah deflasi dan inflasi. Ternyata, terjadinya defisit di sebuah negara juga bisa disebabkan adanya pengeluaran terlalu besar ketika sedang inflasi. Inflasi ini biasanya dimulai dengan meningkatkan harga produk dan jasa di setiap tahun dari harga yang telah ditetapkan pemerintah.

Inflasi sendiri merupakan melonjaknya harga produk dan jasa di pasaran yang disebabkan beberapa faktor. Mulai dari terhambatnya distribusi, likuiditas pasar berlebihan hingga konsumsi masyarakat yang meningkat tajam.

Ketika inflasi terjadi tanpa diduga-duga, beban biaya yang harus dikeluarkan pemerintah harus diubah dan disesuaikan. Rencana APBN yang semula 1 triliun bisa berubah di angka 2 hingga 3 triliun. Kondisi ini membuat uang kas negara semakin berkurang dan terjadilah defisit.

Dampak Defisit

Defisit memang menjadi sebuah kekhawatiran bagi organisasi. perusahaan dan pemerintah. Ketika mengalami defisit, baik masih ringan, akan menimbulkan banyak dampak di berbagai sektor, di antaranya adalah:

1. Tingkat Suku Bunga

Ketika mengalami defisit, pendapatan kas lebih rendah dibandingkan pengeluaran. Pemerintah akan melakukan suntikan modal ke masyarakat agar aktivitas pasar meningkat. Namun, penambahan modal ini justru membuat tingkat suku bunga akan semakin tinggi.

2. Tingkat Inflasi

Salah satu dampak paling nyata yang akan timbul ketika defisit melanda adalah meningkatnya tingkat inflasi di sebuah negara. Inflasi ini akan terus mencapai angka lebih besar jika pengeluaran keuangan program jangka panjang tidak kunjung mendapatkan penghasilan.

3. Konsumsi dan Tabungan

Dampak inflasi juga akan berimbas ke pendapatan masyarakat. Ketika pendapatan menurun, masyarakat akan cenderung mengurangi konsumsi produk dan enggan untuk menabung. Sedangkan, tabungan akan berpengaruh pada tingkat investasi, sehingga jika masyarakat mengurangi aktivitas menabung, maka nilai investasi juga akan menurun.

4. Tingkat Pengangguran

Sudah sangat jelas jika suatu negara mengalami defisit, apalagi dalam kondisi cukup parah, akan mengakibatkan banyaknya perusahaan yang melakukan PHK. Maka dari itu, angka pengangguran pun juga semakin meningkat.

Cara Mengatasi Defisit

Kondisi defisit memang cukup mengkhawatirkan, tetapi sebenarnya ada cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Setidaknya ada 2 hal mendasar yang dapat dilakukan dalam penanganan defisit di suatu negara/perusahaan/organisasi, yaitu:

1. Dari Sisi Penerimaan

  • Pinjaman dana dari bank
  • Penerbitan obligasi
  • Pinjaman dana dari luar negeri
  • Penerimaan pajak ditingkatkan

2. Dari Sisi Pengeluaran

  • Pengurangan subsidi
  • Pengurangan dana pengeluaran rutin (APBN)
  • Memprioritaskan pengeluaran pokok
  • Pemotongan biaya untuk program tertentu

Permasalahan ekonomi yang menimpa suatu negara pasti berbeda-beda, salah satunya defisit. Kondisi defisit ini tidak hanya dialami oleh pemerintahan saja, tetapi juga bisa menimpa sebuah organisasi maupun perusahaan. Jika sudah diketahui faktor penyebabnya, haruslah segera diatasi dengan dua cara yakni dari sisi penerimaan dan pengeluarannya.