BHINEKA TUNGGAL IKA : Arti, Makna, Prinsip, Penerapan (Lengkap)

Bangsa Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya yang berbeda, mulai dari Agama, suku, bahasa, hingga adat istiadat sangatlah berbeda tiap daerahnya. Untuk mempersatukan sebuah wilayah dengan budaya yang berbeda-beda ini Indonesia menggunakan sebuah semboyan, dimana semboyan tersebut ialah Bhinneka Tunggal Ika.

Bhinneka tunggal ika sendiri memiliki arti yang sangat besar dalam mempersatukan bangsa, bahkan dalam lambang pancasila di burung garuda terdapat semboyan tersebut.

Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara merupakan satu dari 4 pilar kebangsaan selain Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara.

Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka tunggal ika merupakan sebuah karya sastra agama yang termuat dalam kakawin Sutasoma yang dibuat oleh Mpu Tantular, dimana karya sastra tersebut sudah ada sejak abad ke 14 pada masa Kerajaan Majapahit.

Karya sastra ini mempunyai beberapa bait yang berisi tentang toleransi beragama pada masa itu, mengingat masa Kerajaan Majapahit terdapat perbedaan agama antara Buddha dan Siwa. Karya sastra yang dibuat oleh Mpu Tantular ini bahkan digunakan oleh Kerajaan Majapahit dalam menyatukan sebuah wilayah yang sangat besar yang kini bernama Nusantara.

Arti Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

Secara harfiah Bhinneka tunggal ika memiliki arti “Beraneka satu itu”, namun secara universal Bhinneka tunggal ika juga dapat diartikan sebagai “Berbeda tetapi tetap satu jua”. Di masa kemerdekaan Indonesia semboyan ini memiliki arti yang lebih besar lagi, dimana ia menjadi salah satu tonggak berdirinya NKRI.

Kini semboyan ini digunakan untuk mempersatukan perbedaan agama, suku, bahasa, dan kebudayaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Walaupun merupakan kata yang sederhana namun Bhinneka tunggak ika telah sangat erat dengan nusantara itu sendiri, sehingga dengan mudah mempersatukan bangsa yang memiliki wilayah luas tersebut.

Makna Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

Bhinneka tunggal ika memiliki makna yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, dimana semboyan ini sebagai pemersatu bangsa. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki sebanyak 17.000 lebih pulau, 60% wilayah laut yang memisahkan beragam pulau, dan terdapat suku daerah atau ras yang berbeda-beda.

Dengan perbedaan yang sangat besar antara tiap daerah di Indonesia ini, membuat Indonesia harus bisa disatukan dengan sebuah cara. Dimana semboyan ini adalah cara Indonesia dalam menyatukan wilayah yang memiliki latar belakang dan sejarah yang berbeda tiap daerahnya.

Bukan hanya itu saja namun semboyan yang satu ini sangat penting sebagai tonggak tercapainya tujuan bangsa, hal itulah yang membuat semboyan ini dibawa oleh burung garuda yang memiliki lambang tujuan bangsa berupa Pancasila. Disini semboyan Bhinneka tunggal ika dituliskan pada sebuah pita, lalu dibawa oleh burung garuda dengan cara mencengkramnya menggunakan kaki.

Prinsip Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

1. Common Denominator

Pada dasarnya Bhinneka tunggal ika memiliki prinsip-prinsip yang melatar belakanginya, salah satunya adalah prinsip Common denominator atau persamaan secara umum. Prinsip ini dapat diartikan sebagai modal masyarakat Indonesia bahwa setiap perbedaan pasti terdapat sebuah persamaan, sehingga tidak perlu diperdebatkan secara serius hingga menimbulkan konflik.

Misalnya saja perbedaan antara agama yang ada di Indonesia, walaupun berbeda agama namun terdapat persamaan yaitu memiliki tuhan yang tunggal. Bukan hanya agama saja namun perbedaan lain seperti bahasa, suku, hingga kebudayaan tiap daerah di Indonesia memiliki sebuah persamaan.

Dengan adanya persamaan ini diharapkan masyarakat Indonesia paham tantang keragaman yang ada di Indonesia, dimana setiap warga negara berhak memiliki kepercayaan akan agama, suku, bahasa, ataupun kebudayaan mereka.

2. Tidak Memiliki Sifat Formalistis

Prinsip yang berikutnya adalah tidak bersifat formalistik, artinya dalam Bhinneka tunggal ika tidak mengajarkan formalistik antara sesama warga negaranya. Namun disini masyarakat harus memberi rasa hormat serta rukun kepada masyarakat lainnya. Oleh sebab itu akan muncul yang namanya kehidupan bermasyarakat.

Bhinneka tunggal ika tidak memiliki sifat formalistik ini juga mengandung arti bahwa negara Indonesia memperbolehkan masyarakatnya berkehidupan secara universal atau menyeluruh, tidak ada diskriminasi terhadap satu pihak tertentu. Melainkan semuanya bergabung menjadi satu hingga mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai.

3. Tidak Bersifat Enklusif

Bhinneka tunggal ika juga mengandung prinsip tidak bersifat enklusif, dimana setiap kelompok, suku, ataupun organisasi di Indonesia diperlakukan secara sama. Disini kelompok yang besar atau disebut mayoritas juga tidak diperbolehkan memaksa kehendak atas kelompok minoritas, hal ini agar masyarakat Indonesia tidak mengalami perpecahan karena adanya sebuah kelompok atau organisasi.

Namun dengan adanya prinsip ini bukan berarti tidak memperbolehkan adanya kelompok, melainkan kelompok bisa berdiri tetapi tetap harus menghormati kelompok yang memiliki pemahaman berbeda dengan mereka.

Prinsip yang satu ini memang sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia, mengingat Indonesia memiliki beragam kelompok yang memiliki pemahaman berbeda-beda. Adanya prinsip Bhinneka tunggal ika tersebut diharapkan setiap masyarakat sadar bahwa hidup berdampingan dengan kelompok lain memiliki hikmah yang sangat banyak dari pada memusuhinya.

4. Memiliki Sifat Konvergen

Sifat konvergen merupakan sifat dewasa dalam menghadapi perbedaan pendapat atau perbedaan budaya, dimana bila terdapat pertikaian atau konflik sebaiknya diselesaikan dengan cara mencari titik temu antara kedua belah pihak. Disini semuanya harus terbuka dan sebisa mungkin tidak mementingkan satu belah pihak saja.

Dalam Bhinneka tunggal ika sendiri menjadikan sifat konvergen sebagai salah satu prinsip utama, disini masyarakat Indonesia tidak boleh secara sepihak mementingkan satu belah pihak. Namun disini kedua belah pihak bisa bermusyawarah dengan baik supaya memiliki titik temu antara keduanya, hal ini bertujuan untuk mengurangi pertikaian atau konflik yang bisa saja terjadi di Indonesia.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Sebagai semboyan bangsa dan negara, ada beberapa fungsi  Bhinneka Tunggal Ika, antara lain:

  1. Landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
  2. Pedoman kehidupan dan sarana untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia
  3. Sarana menciptakan toleransi
  4. Cara pandang dalam pengambilan kebijakan hukum dan politik

Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika

Berikut ini adalah beberapa fakta menarik Bhinneka Tunggal Ika:

1. Bersumber dari Lontar Sutasoma

Kata Bhinneka Tunggal Ika diambil dari Lontar Sutasoma karya Mpu Tantular, seorang pujangga adab 14 pada masa Majapahit dan masih terhitung kerabat kerajaan di masa pemerintahan raja Rajasanegara. Kata Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari salah satu penggalan syair Sutasoma. Berikut adalah bunyi dalam bahasa Sansekerta dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia:

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Artinya: Buddha dan Siwa sebagai dua zat yang berbeda namun bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa yang tunggal Berpecah belah lah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

2. Bukan Ciptaan Bung Karno

Pada buku karangan Mohammad Hatta dengan judul “Bung Hata Menjawab” tertulis bahwa Soekarno lah yang menciptakan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Yang dimaksud di sini bukan berarti Bung Karno yang menciptakan, akan tetapi Bung Karno yang mengusulkan ditambahkannya istilah tersebut ke dalam pita yang dicengkeram burung garuda dalam lambang negara kita.

Burung garuda sebelumnya didesain mencengkeram bendara merah putih. Namun kemudian diganti dengan pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika yang selanjutnya digunakan sebagai semboyan negara.

3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden

Dengan eratnya hubungan antara Indonesia dan Belanda, Lontar Sutasoma menjadi salah satu arsip yang tersimpan di perpustakaan Leiden dengan bait yang memuat frasa Bhinneka Tunggal Ika pada lembar ke-120 lontar Sutasoma.

4. Bukan Hanya tentang Persatuan Suku

Bhinneka Tunggal Ika bukan cuma tentang perbedaan suku dan budaya yang mesti disatukan, namun juga perbedaan pemikiran. Menurut Sultan Hamid, Bung Karno menggambarkan frasa Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan pemikiran federalis dan kesatuan pada Republik Indonesia Serikat (nama negara Indonesia pada masa itu).

Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme

1. Kesatuan Sejarah

Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari sebuah proses sejarah. Yaitu sejak zaman prasejarah, zaman kerajaan Hindu-Budha, sumpah pemuda 1928 dan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

2. Kesatuan Nasib

Bangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan nasibnya yaitu merasakan penderitaan penjajahan selama ratusan tahun hingga kemudian memperjuangkan kemerdekaan bersama-sama hingga akhirnya mendapatkan kegembiraan dalam bentuk kemerdekaan.

3. Kesatuan Wilayah

Bangsa Indonesia hidup di wilayah kepulauan nusantara, tersebar masyarakatnya dari Sabang sampai Merauke. Kesatuan asas bangsa sebagai salah satu cita-cita, filsafat, dan pandangan hidup yang berakar pada pandangan hidup Pancasila.

4. Kesatuan Kebudayaan

Meskipun bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan seperti rumah adat, pakaian adat, bahasa, acara adat, dan lainnya. Namun kesemuanya itu merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional Indonesia.

Keberagaman dan Contoh Bhineka Tunggal Ika

1. Keberagaman Suku

Dari ensiklopedia Indonesia, suku bangsa adalah kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang memiliki garis keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya.

Kelompok suku ini memiliki kesamaan dalam sejarah, keturunan, bahasa, sistem nilai, adat istiadat, serta tradisi. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat kesadaran akan identitas.

Contoh suku di Indonesia paternalistik (garis keturunan ayah) adalah suku Jawa dan Batak. Sedangkan suku yang mengikuti garis keturunan ibu (maternalistik) adalah suku Minangkabau.

2. Keberagaman Agama

Sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar dan ideologi negara. Di Indonesia, agama berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Negara menjamin tiap warga negara untuk beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.

Jaminan dalam beragama terdapat pada pasal 29 ayat 2 UUD negara Republik Indonesia tahun 1945. Di Indonesia ada 6 agama resmi yang diakui yaitu, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

3. Keberagaman Ras

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik, rumpun, dan bangsa. Ras dikelompokan berdasarkan dari bentuk muka, badan, hidung, dan warna kulit.

Contoh ras di negara Indonesia adalah ras Mongoloid di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Ras Melanesoid yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Di samping itu terdapat juga ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea.

4. Keberagaman Antargolongan

Golongan adalah kelompok dalam masyarakat yang beragam. Dalam ilmu sosiologi dikenal istilah stratifikasi sosial yaitu pengelompokan masyarakat dalam kelas-kelas sosial tertentu.

Walau terjadi keberagaman antar golongan, adanya semboyan negara dapat mendorong kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman antargolongan juga bisa menumbuhkan kesadaran bagi setiap warga negara.

5. Identitas Nasional

Identitas nasional merupakan ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Dalam jurnal “Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Benteng Terhadap Risiko Keberagaman Bangsa Indonesia” menyatakan identitas nasional sebagai wujud usaha mempersatukan keberagaman serta pencegahan konflik.

Bentuk identitas nasional seperti:

  • Ideologi negara adalah Pancasila
  • Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia
  • Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya
  • Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika
  • Bendera negara adalah Bendera Merah Putih
  • Dasar konstitusi adalah UUD 1945
  • Bentuk negara dan pemerintahan adalah republik

Tujuan Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

1. Mempersatukan Bangsa Indonesia

Bhinneka tunggal ika digunakan sebagai pondasi Negara Indonesia bukanlah tanpa alasan, namun semboyan yang satu ini memiliki tujuan yang sangat bail bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan yang pertama adalah sebagai pemersatu bangsa, hal ini tentunya tidak asing lagi mengingat Bhinneka memang memiliki tujuan utama untuk menyatukan bangsa Indonesia sejak kemerdekaan.

Semboyan Indonesia mengenai persatuan dalam keragman ini sendiri merujuk pada persatuan beragam jenis perbedaan yang ada di Indonesia, hal tersebutlah yang membuat semboyan ini sangat kuat sebagai pondasi bangsa Indonesia. Apalagi semboyan ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat yang ada di Indonesia.

2. Meminimalisir Konflik Atas Kepentingan Pribadi atau Kelompok

Adanya toleransi yang sangat besar merupakan ciri khas dari Bhinneka tunggal ika, sehingga semboyan ini juga memiliki tujuan untuk meredam konflik atas kepentingan pribadi ataupun kelompok. Tak heran bila terjadi masalah atau konflik, masyarakat Indonesia cenderung menyelesaikannya secara bermusyawarah.

Dengan melakukan bermusyawarah Indonesia akan terhindar dari yang namanya konflik, disini musyawarah digelar tidak memandang atau memihak pada satu kelompok. Melainkan harus digelar secara adil dan tidak mendesak kelompok manapun. Dengan begini konflik bisa di redam dengan aman dan damai antara kedua belah pihak.

3. Mempertahankan Kesatuan Bangsa

Indonesia memang memiliki wilayah yang sangat luas dengan beragam budaya dan pemikiran masing-masing, namun sebuah wilayah atau daerah pastinya banyak yang tidak suka dengan daerah lainnya. Hal ini mengakibatkan

Indonesia sangat rawan akan terpecah belah, disinilah peran Bhinneka tunggal ika sangatlah penting yaitu mempertahankan kesatuan bangsa.

Dengan memegang teguh moto sebagai negara “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, Negara Indonesia diharapkan tetap utuh dan tidak ada perpecahan dimana pun. Bila terdapat perpecahan daerah lainnya akan berusaha untuk mempertahankan wilayah yang akan pecah tersebut, kerja sama inilah yang membuat Indonesia hingga kini masih tetap utuh secara keseluruhan.

4. Mencapai Cita-cita Negara Indonesia

Bhinneka tunggal ika biasa ditulis dalam pita yang ada dipegang oleh garuda, di garuda tersebut terdapat lambang tujuan negara yaitu Pancasila. Semboyan yang berasal dari bahasa kuno inilah yang memegang peranan penting terhadap tercapainya tujuan negara berupa Pancasila tersebut.

Hal ini membuat motto Bhinneka tunggal ika harus kuat dan diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, agar bangsa bisa mencapai cita-cita yang telah diharapkan sejak dahulu yaitu tercantum dalam Pancasila.

5. Menciptakan Perdamaian

Seseorang yang memiliki pendapat berbeda dengan lainnya pasti sering kali terjadi konflik, bukan hanya perseorangan saja namun kelompok, organisasi, bahkan sebuah wilayah bisa saja terjadi konflik. Nah disinilah Bhinneka tunggal ika sangat berguna untuk menyadarkan masyarakat bahwa pendapat tidak boleh dipaksakan.

Selain itu dengan memegang arti dan makna dari semboyan ini akan membuat Indonesia bisa tetap damai, tidak ada konflik, pertikaian, ataupun perkelahian di antara sesama penduduk Indonesia. Namun sayangnya hal tersebut belum bisa diterapkan secara penuh di Negara Indonesia, mengingat masih banyak konflik yang terjadi hanya karena masalah perbedaan pendapat saja.

Seharusnya masyarakat Indonesia harus mulai sadar akan indahnya hidup berdampingan dengan budaya-budaya lain di Indonesia, dimana bermasyarakat akan lebih berwarna dan juga bisa mengenal kebudayaan lain serta memahami sifat positif dari kebudayaan tersebut.

6. Mewujudkan Masyarakat Madani

Masyarakat madani merupakan masyarakat yang memiliki adab terhadap sesamanya, bersosial dan bermasyarakat damai adalah ciri khas masyarakat madani. Menjadi masyarakat madani ini juga menjadi salah satu tujuan yang sangat penting dari Bhinneka tunggal ika, dimana masyarakat Indonesia bisa bersosial tanpa memandang suku, ras, ataupun perbedaan lainnya.

Semua masyarakat berhak menjalin hubungan dengan siapa saja tanpa terkecuali, sehingga dengan ini masyarakat madani bisa diterapkan di Indonesia. Pentingnya menegakkan masyarakat madani di Indonesia tidak lepas dari beragamnya kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia itu sendiri.

Namun dalam kenyataannya di Indonesia saat ini belum bisa menerapkan hal ini, masih banyak faktor yang menjadi penghalang seperti golongan, kelompok, ataupun kelas sosial yang berbeda membuat masyarakat Indonesia enggan bersosial dengan sesama masyarakat Indonesia lainnya.

Dampak Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

1. Dampak Positif

Bhinneka tunggal ika hadir untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju, makmur, damai, dan juga bersosial budaya. Oleh karena itu semboyan ini memiliki banyak sekali dampak positif yang diberikannya, salah satunya tentu saja adalah persatuan bangsa Indonesia.

Selain itu Bhinneka tunggal ika juga dapat menumbuhkan sikap toleransi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sikap toleransi ini bisa sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial di Indonesia. Dimana tidak ada pertikaian karena suatu perbedaan tertentu.

Dampak positif lainnya adalah memunculkan sikap solidaritas, hal ini terjadi karena semboyan ini menekankan pada kehidupan sosial bersama walaupun berbeda suku atau ras. Dengan berkumpulnya masyarakat dengan golongan berbeda ini, akan membuat sikap tolong menolong dan solidaritas bisa semakin berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

2. Dampak Negatif

Bukan hanya dampak positif saja namun ada juga dampak negatif yang ditimbulkan, dimana dampak ini secara tidak langsung bisa memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Dampak negatif tersebut adalah banyaknya salah penafsiran yang dilakukan oleh beberapa golongan.

Dengan banyak yang salah penafsiran ini bukannya membuat damai, namun semboyan yang memiliki makna baik ini dijadikan sebagai alasan konflik yang sering terjadi. Banyak masyarakat yang menyuarakan hak-hak yang bertentangan dengan norma di Indonesia, hal tersebut tidak bisa dihindari mengingat semnoyan Indonesia ini memperbolehkan masyarakat untuk menganut bahasa, suku, ras, ataupun kepercayaan.

Selain itu semboyan ini sering kali di salah gunakan oleh kelompok radikal yang mengancam negara, mereka beralasan bahwa kehidupan sosial seperti apapun diperbolehkan di Indonesia. Salahnya penafsiran Bhinneka tunggal ika ini sangat sering terjadi, terutama di wilayah-wilayah yang kurang akan pengetahuan seputar Negara Indonesia itu sendiri.

Penerapan Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika

1. Mementingkan Kepentingan Bersama

Sebagai masyarakat Indonesia yang baik tentu saja wajib untuk menerapkan isi dari Bhinneka tunggal ika, salah satu cara penerapan yang benar adalah dengan mengutamakan kepentingan bersama sebelum kepentingan pribadi. Kurangilah sikap egois dan memaksa kehendak pribadi kepada orang lain, berusahalah mencari tahu tentang pendapat orang ataupun kepentingan orang tersebut.

Dari sinilah anda bisa memikirkan kebaikan bersama, carilah jalan keluar yang tidak menguntungkan satu pihak saja. Namun usahakan kedua belah pihak memiliki hak dan kewajibannya masing-masing, sehingga dengan menerapkan sikap tersebut anda termasuk ke dalam orang yang telah menegakkan Bhinneka tunggal ika.

2. Toleransi Terhadap Beragam Kepercayaan

Penerapan Bhinneka tunggal ika yang selanjutnya adalah menegakkan sikap toleransi, sikap ini bisa anda terapkan dalam menerapkan sikap toleransi beragama. Di Indonesia sendiri banyak agama yang diperbolehkan, disini anda bisa toleransi terhadap kepercayaan masyarakat lainnya.

Maksud toleransi kepercayaan ini bukan berarti anda ikut merayakan hari raya mereka, melainkan memberikan sikap sama sekali tidak ikut campur dalam urusan keagamaan yang mereka lakukan. Baik berupa ancaman, teguran, nasihat, ataupun mengganggu peribadatan yang mereka lakukan.

3. Musyawarah Untuk Mufakat

Musyawarah untuk mufakat tentu saja sudah sangat sering di dengar oleh masyarakat Indonesia, mengingat hal ini sering digunakan di Negara Indonesia. Bahkan negara demokrasi merupakan salah satu bentuk dari sikap musyawarah untuk mufakat.

Sikap yang satu ini ternyata merupakan bentuk penerapan semboyan Indonesia ini, dimana di dalamnya terdapat unsur menghargai orang lain dan tidak membedakan golongan tertentu. Selain itu musyawarah untuk mufakat juga mengajarkan sikap kebersamaan dan sosial yang sangat erat.

4. Menegakkan Sikap Pluralisme

Bentuk penerapan Bhinneka tunggal ika yang terakhir adalah dengan menegakkan sikap pluralisme, dimana pluralisme sendiri merupakan sikap tahu, percaya, paham, ataupun mengerti bahwa perbedaan dan keragaman adalah hal yang wajar. Di Indonesia sendiri sikap ini sangat diperlukan untuk keberlangsungan keutuhan wilayah yang ada di Negara Indonesia.

Oleh sebab itu penerapan Bhinneka tunggal ika berupa penegakan sikap pluralisme harus diperhatikan, masyarakat harus dibekali mengenai sikap ini bahwa perbedaan itu hal biasa dan wajar. Jangan sampai akibat perbedaan yang ada di Indonesia membuat negara menjadi kacau.

Sebagai masyarakat Indonesia yang baik tentunya menpelajari semboyan ini merupakan hal yang wajib dilakukan, apalagi semboyan yang satu ini telah melekat dengan Negara Indonesia. Bahkan Bhinneka tunggal ika menjadi pondasi berdirinya Negara Indonesia itu sendiri.