Berpikir Sistematis dan Komprehensif

Sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu mengenai perencanaan sebuah wilayah, planologi memiliki andil yang besar dalam pembangunan suatu wilayah baik segi pembangunan fisik, ekonomi juga sosial. Orang yang berkecimpung dalam dunia tersebut dinamakan planner.

Karena bertugas membuat rencana pembangunan suatu wilayah atau kota, seorang planner seharusnya memiliki kemampuan yang tidak terbatas agar hasilnya baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa di antaranya ialah kemampuan berpikir secara sistematis dan komprehensif.

Definisi Sistematis?

Sistematis adalah segala bentuk usaha dalam menguraikan dan merumuskan sesuatu dengan hubungan yang logis dan teratur sehingga membentuk suatu sistem yang utuh, terpadu, menyeluruh, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.

Singkatnya, sistematis merupakan suatu keteraturan berdasarkan cara yang telah diatur sebelumnya dengan sedemikian rupa. Sehingga sistematis juga dapat dijelaskan sebagai cara melakukan suatu pekerjaan dengan terstruktur, terpadu dan sesuai rencana.

Definisi Komprehensif?

Istilah komprehensif sendiri berasal dari Bahasa Inggris yaitu “comprehensive” yang memiliki makna luas, menyeluruh, lengkap, teliti, dan meliputi banyak hal. Definisi komprehensif secara umum adalah segala sesuatu yang meliputi berbagai macam aspek dan ruang lingkup yang sifatnya luas dan lengkap.

Sedangkan menurut KBBI, komprehensif memiliki tiga makna yakni: bersifat dapat menerima dengan baik; ruang lingkup atau isi yang luas dan lengkap; memperlihatkan dan memiliki wawasan yang luas.

Pada dasarnya komprehensif sering dipakai untuk menyatakan keadaan di mana sesuatu dapat memberikan penjelasan keterangan yang lebih luas dan lengkap, serta mampu memberikan wawasan lebih. Beberapa bidang kehidupan yang kerap menggunakan istilah komprehensif adalah akuntansi, kebidanan, filsafat dan lain-lain. Berikut arti komprehensif pada bidang-bidang tersebut, yaitu:

  1. Pada Bidang Akuntansi

Pada bidang ini komprehensif didefinisikan sebagai suatu prinsip dalam pembuatan laba dan rugi pada suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja dalam periode tertentu.

  1. Pada Bidang Kebidanan

Komprehensif juga memiliki makna tersendiri dalam bidang kebidanan yakni penanganan yang diberikan kepada bayi dan ibu secara berkesinambungan sejak bayi masih berada dalam rahim hingga dilahirkan.

  1. Pada Bidang Filsafat

Definisi komprehensif dalam bidang ini adalah suatu cara berpikir yang menelaah segala sesuatu secara keseluruhan sehingga tak ada bagian yang tidak dikaji sama sekali.

Kemampuan Berpikir Sistematis dan Komprehensif Seorang Planner

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berpikir secara sistematis dan komprehensif adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki seorang planner. Dalam menghasilkan suatu rencana atau produk, planner harus berpikir melalui beberapa tahap agar rancangannya sistematis atau dalam ilmu planologi dikenal dengan istilah POAC yang berarti planning, organizing, actuating, dan controlling.

Apabila suatu tahap tidak tercapai maka tahap selanjutnya tidak akan tercipta karena tidak ada masalah yang melandasi tujuan tersebut. Berikut penjelasan mengenai istilah POAC:

  1. Planning

Disebut juga dengan perencanaan, merupakan proses yang membutuhkan kejelian dan pertimbangan. Pada tahap ini planner harus menentukan tujuan serta meramalkan situasi yang mungkin terjadi di masa depan dengan benar dan akurat. Kemudian planner juga harus memutuskan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dan kapan harus dilakukan.

  1. Organizing

Setelah tahap perencanaan, orang-orang dalam organisasi mulai menyatukan tenaga manusia dan material sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organizing adalah proses membangun hubungan antar anggota organisasi.

Hubungan yang dibuat pada tahap ini berbentuk otoritas dan tanggung jawab. Tiap anggota organisasi akan diberikan tugas khusus beserta otoritas yang sesuai untuk melakukannya.

  1. Actuating

Planning dan organizing tidak akan berjalan baik tanpa adanya actuating atau pelaksanaan kerja. Tahap ini harus sejalan dengan rencana kerja yang sudah disusun, kecuali ada hal khusus yang mengharuskan terjadi penyesuaian.

Kerja keras, kerja cerdas dan kerja sama sangat dibutuhkan pada tahap ini. Seluruh sumber daya manusia yang tersedia harus dioptimalkan sesuai tugasnya masing-masing untuk mencapai visi, misi, serta program kerja organisasi.

  1. Controlling

Terakhir adalah controlling atau pengendalian, yang berfungsi untuk membantu manajemen dalam menerapkan kebijakannya dan mengambil korektif apabila ada kinerja yang tidak sesuai dengan tujuan. Tetapi sebelum itu, penentuan standar harus dilakukan terlebih dahulu agar kinerja aktual dan standar dapat dibandingkan.

Selain sistematis, seorang planner juga perlu berpikir secara komprehensif agar tatanan suatu wilayah dapat menyelesaikan berbagai masalah kompleks yang terjadi di masyarakat. Karena tujuan klasik dari perencanaan memanglah menata tatanan fisik suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada wilayah tersebut.

Planner harus bisa menjelaskan mengapa suatu wilayah dibangun dengan tatanan fisik sedemikian rupa. Alasan yang disampaikan harus berhubungan dengan berbagai aspek yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.

Tatanan fisik yang dibuat tidak hanya bertujuan untuk estetika saja, tetapi juga sebagai upaya pelestarian lingkungan, memenuhi kebutuhan masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi, dan politik. Dengan berpikir secara sistematis dan komprehensif, seorang planner diharapkan mampu menyusun suatu hal secara luas dan merumuskannya dengan teratur, utuh, terpadu, serta menyeluruh.