Bisnis Model Canvas: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Di tengah persaingan bisnis yang terus berubah, kemampuan menyusun rencana usaha secara efektif menjadi hal penting untuk membangun dasar bisnis yang kokoh. Selama ini, banyak pelaku usaha mengandalkan business plan konvensional, namun kini tersedia metode yang lebih praktis dan mudah dipahami, yaitu Business Model Canvas (BMC).

Melalui tampilan visual yang sederhana, BMC membantu menggambarkan alur dan strategi bisnis tanpa perlu penjelasan yang bertele-tele. Lalu, apa sebenarnya BMC dan bagaimana perannya dalam merancang serta mengembangkan sebuah bisnis? Berikut penjelasannya. Bagi Anda yang sudah sering membuat business plan, tentu tidak asing dengan berbagai jenis model bisnis. Salah satu yang paling populer adalah Business Model Canvas (BMC), yaitu kerangka visual yang dirancang untuk memaparkan proses bisnis secara lebih komprehensif.

Melalui BMC, keseluruhan model bisnis dapat dipahami dengan lebih cepat dan jelas. Biasanya, penyusunan rencana bisnis membutuhkan dokumen panjang dan detail. Namun, dengan model canvas, proses tersebut bisa dipersingkat karena fokus diberikan pada poin-poin inti yang paling berpengaruh. Pendekatan ini membuat perencanaan jauh lebih efektif dan mudah dipresentasikan.

Berikut penjelasan lebih tentang bisnis model canvas: pengertian, manfaat, dan contohnya yang bisa kamu ketahui:

Apa Itu Bisnis Model Canvas?

Apa Itu Bisnis Model Canvas?
Apa Itu Bisnis Model Canvas?

Sebuah proses bisnis dapat dijelaskan dengan rinci tanpa perlu dokumen yang panjang lebar. Konsep dasar dari bisnis model canvas ini dikenal efektif untuk mengembangkan ide cemerlang dalam bisnis. BMC terdiri dari sembilan pilar utama yang dapat merangkum keseluruhan proses bisnis.

Di antaranya adalah value perusahaan, segmen pelanggan, sampai dengan struktur finansial. Kesembilan elemen ini menjadi bentuk validasi potensi suatu ide bisnis. Oleh karena itu, kemampuan membuat bisnis model canvas menjadi salah satu hal yang dibutuhkan pengusaha pemula.

Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation pertama kali memperkenalkan model bisnis ini. Dalam buku tersebut, Alexander mencoba merepresentasikan elemen-elemen penting suatu bisnis pada sebuah framework. Sekilas, model bisnis ini memiliki alur yang nampak sederhana dan mudah dipahami.

Setiap pengusaha pemula harus banyak berlatih membuat model bisnis ini. Selain itu, luangkan pula waktu untuk memahami secara mendalam setiap pilar atau elemen dari BMC. Berikut merupakan sembilan elemen bisnis model canvas yang bisa dijadikan panduan.

Tujuan Bisnis Model Canvas

Business Model Canvas (BMC) bertujuan membantu pemilik bisnis atau entrepreneur memetakan sekaligus menjelaskan elemen-elemen penting dari model bisnis mereka secara sederhana dan mudah dipahami oleh siapa pun.

Melalui BMC, pelaku usaha dapat merancang, menguji, hingga mengelola model bisnis yang memiliki peluang sukses lebih besar. Selain itu, BMC juga membantu meningkatkan fokus serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah dan tujuan bisnis.

Tidak hanya itu, BMC berfungsi sebagai alat untuk mengenali kekuatan dan kelemahan model bisnis, menemukan peluang atau ide baru, serta mendukung pengembangan bisnis dalam jangka panjang.

Manfaat Bisnis Model Canvas

Setelah seluruh elemen dalam business model canvas terisi dengan lengkap, tahap berikutnya adalah menyusun financial forecast atau perkiraan keuangan. Proses ini merupakan langkah untuk memproyeksikan kondisi finansial bisnis, mencakup estimasi pendapatan serta pengeluaran.

Dengan memperkirakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha, pemilik bisnis dapat mengetahui total cost yang harus dikeluarkan. Biaya ini terbagi menjadi dua jenis: biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Fixed cost adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun volume produksi meningkat atau menurun, seperti biaya sewa kantor atau gaji karyawan. Sementara itu, variable cost adalah biaya yang berubah sesuai kegiatan produksi, misalnya harga bahan baku, biaya pemasaran, distribusi, dan kebutuhan produksi lainnya.

Setelah total biaya dihitung, tujuan selanjutnya adalah memperoleh keuntungan atau revenue. Profit terjadi jika pendapatan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Saat pendapatan dan biaya berada pada titik yang sama, kondisi ini disebut break even point atau titik impas.

9 Elemen Bisnis Model Canvas

BMC seringkali digunakan sebagai kerangka kerja untuk mendefinisikan model bisnis startup. Penyusunannya meliputi beberapa tujuan, yaitu untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, serta mengubah model bisnis sampai kinerja startup lebih maksimal. Menariknya, BMC bisa diterapkan di berbagai jenis startup dengan sektor usaha yang bervariasi.

Bisnis model canvas menjadi strategi manajemen yang baik karena merepresentasikan visual chart dari 9 elemen. Apa sajakah sembilan elemen tersebut? Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)

Customer segments atau segmentasi konsumen menjadi elemen pertama yang harus dimiliki pengusaha ketika hendak memulai bisnis model kanvas. Bagi yang berminat berwirausaha perlu menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target pemasaran produk yang dihasilkan.

Contohnya suatu perusahaan maskapai merilis 2 jenis penerbangan untuk memenuhi kebutuhan 2 segmen pelanggan berdasarkan kelasnya. Kemudian terdapat pula 2 channel televisi yang menyajikan 2 jenis acara untuk memenuhi permintaan pemirsa yang berbeda.

2. Value Proposition (Proposisi nilai konsumen)

Proporsi nilai ini merupakan hal yang menjelaskan mengenai keunggulan produk. Keunggulan tersebut meliputi poin-poin penting yang mendatangkan manfaat dari ditawarkan perusahaan kepada konsumen dengan segmen berbeda. Memiliki value position menjadi kesempatan bagi yang berminat berwirausaha untuk menjabarkan kelebihan produk yang dimiliki dibanding yang lainnya.

Produk yang memiliki value proposition tentunya memiliki nilai lebih. Bisa dinilai sendiri bagaimana penilaian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Semakin tinggi value proposition yang dimiliki, tentunya kesempatan mengenalkan produk ke masyarakat semakin luas. Oleh karena itu, bisa menggunakan rencana bisnis dengan model kanvas untuk mewujudkannya.

3. Channels (Saluran)

Channel atau saluran merupakan metode yang digunakan pengusaha untuk menyampaikan produk kepada pelanggan. Penggunaan channel tidak boleh dilakukan sembarangan, melainkan perlu strategi-strategi khusus. Penggunaan channel yang tepat dapat membuat wirausahawan lebih mudah menyampaikan value proposition. Terutama kepada konsumen yang berbeda segmen.

Oleh karena itu, cobalah untuk memikirkan dan memutuskan mana channel yang cocok untuk bisnis yang sedang digeluti. Momen penentuan channel menjadi salah satu elemen penting berhasil atau tidaknya suatu bisnis. Jika channel yang dimiliki berpengaruh langsung terhadap bisnis, tentunya channel tersebut bisa dipertahankan

Memilih channel yang tepat merupakan strategi penting dalam bisnis. Dengan bisnis model kanvas, bisa diputuskan channel seperti apa yang akan dipilih.

4. Revenue Streams (Sumber pendapatan)

Revenue streams atau sumber pendapatan menjadi hal yang krusial dalam perencanaan bisnis. Pada elemen ini, perusahaan akan memperoleh pendapatan dari pelanggan. Pengelolaan yang tepat sangat dibutuhkan agar pendapatan bisnis bisa maksimal. Oleh karena itu, setiap wirausahawan harus memperhatikan setiap sumber daya yang dibutuhkan dalam produksi.

Jangan sampai kinerja, bahan baku, dan produk jadi yang tidak dibuat secara maksimal. Selain itu, buatlah segala sumber daya tersebut bermanfaat dan efektif digunakan.

5. Key Resource (Sumber daya)

Key resource merupakan sumber daya yang menjadi sekat dalam bisnis model kanvas. Elemen ini berisi daftar sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi. Oleh karena itu, perencanaan daftar sumber daya yang ada harus direncanakan dengan baik. Hal ini tak lain agar perusahaan dapat mewujudkan value proposition mereka sendiri.

Perhatian pengusaha terhadap sumber daya memang tidak bisa diremehkan. Mengingat elemen ini sangat berpengaruh dalam pengelolaan bahan baku, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional.

6. Customer Relationship (Hubungan konsumen)

Sesuai dengan namanya, elemen ini merupakan hubungan konsumen yang perlu diperhatikan dalam bisnis model canvas. Perusahaan akan menjalin ikatan dengan pelanggannya menggunakan teknik khusus. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang ketat dan perhatian intensif agar konsumen tetap memilih produk yang ditawarkan.

Dengan membangun customer relationship yang baik, pelanggan tidak akan mudah berpaling ke bisnis lain. Pelanggan yang meninggalkan produk yang ditawarkan mungkin karena jalinan hubungan yang kurang baik.

7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)

Key activities merupakan seluruh aktivitas yang dijalankan demi mewujudkan produktivitas bisnis. Setiap tindakan dalam perusahaan perlu berkaitan dengan peningkatan kuantitas maupun kualitas. Hingga pada akhirnya, key activities yang tepat akan membuahkan hasil berupa proposisi nilai yang memuaskan.

8. Key Partnership (Kerja sama)

Kerja sama atau partnership dalam perusahaan memang sangat penting dilakukan. Elemen ini bermanfaat agar produk yang dihasilkan dapat terorganisasi dengan baik. Setiap partner bisnis di suatu perusahaan tentunya memiliki posisinya tersendiri. Hal ini penting diperhatikan agar perusahaan bisa mendapat manfaat dan efisiensi kerja sama bisnis yang diadakan.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk menjalin hubungan yang baik demi terciptanya siklus bisnis yang sesuai dengan harapan.

9. Cost Structure (Struktur biaya)

Permasalahan biaya tentunya tidak bisa dipisahkan dalam perencanaan bisnis. Termasuk ketika hendak membuat bisnis model kanvas. Cost structure atau struktur biaya menjadi elemen terakhir yang tak kalah penting dengan elemen BMC lainnya. Seperti yang telah diketahui, pengelolaan biaya dengan efisien akan mewujudkan bisnis yang lebih minim kerugian.

Efektifitas biaya ini tentunya diperlukan agar nominal yang dikeluarkan bisa lebih hemat. Tidak hanya itu, cost structure nyatanya juga berpengaruh terhadap proposisi nilai bisnis yang dijalankan. Oleh karena itu, pastikan laporan keuangan perusahaan sudah dibuat dengan tepat sesuai dengan rencana bisnis.

Keuntungan Menggunakan Bisnis Model Canvas dalam Usaha

Business Model Canvas adalah salah satu metode perencanaan bisnis yang mudah dipahami, terutama bagi pemula. Berikut beberapa keunggulan yang dapat menjadi pertimbangan kamu dalam menggunakan Business Model Canvas, yaitu:

1. Penulisan Perencanaan Bisnis Lebih Singkat

Metode konvensional mengharuskan setiap wirausahawan menulis perencanaan bisnis hingga berlembar  lembar. Sementara itu, bisnis model kanvas menjadi solusi terbaik karena perencanaan bisnis bisa dipersingkat. Sebagai pengusaha pemula, hanya perlu menulis poin-poin penting perencanaan bisnis pada blok yang telah disediakan.

Dengan demikian, penulisan panjang lebar tidak diperlukan. Selain itu, menentukan poin krusial akan lebih terarah dengan adanya blok-blok khusus. Blok tersebut akan berisi elemen dari BMC yang hendak dibuat. Setiap pengusaha bisa memanfaatkannya dengan baik agar menghasilkan BMC yang efektif sesuai dengan sektor bisnis yang dijalankan.

2. Meningkatkan Fokus Perusahaan

Bisnis model kanvas hanya memfokuskan rencana bisnis pada poin-poin penting dan yang paling berpengaruh besar bagi perusahaan. Ketika membuat BMC, pengusaha hanya akan menuliskan elemen strategis yang mendorong pertumbuhan bisnis yang dijalankan. Karakteristiknya yang berupa visual akan membantu memahami keseluruhan bisnis dengan lebih mudah dan efektif.

Setiap pengusaha bisa melihat visual dari masing-masing elemen bisnis model kanvas yang dideskripsikan. Cara membacanya pun cukup mudah sehingga bisa diterapkan di perusahaan.

3. Mengurangi Kekeliruan dalam Eksekusi Bisnis

Tahukah bahwa bisnis model kanvas secara tidak langsung dapat dijadikan dokumen blueprint perusahaan? Artinya, suatu perusahaan akan menjadikan BMC yang dibuat sebagai pedoman menjalankan bisnisnya. Dengan demikian, setiap eksekusi bisnis yang akan dilakukan harus dipastikan sesuai dengan BMC.

Dengan memiliki dokumen yang pasti, kekeliruan dalam mengeksekusi bisnis pun bisa diminimalisir. Hal ini berbeda jika perusahaan tidak memiliki pedoman. Tentunya, setiap keputusan yang diambil cenderung mengambang karena tidak adanya patokan khusus.

Cara Membuat Bisnis Model Canvas

Walaupun tampak sederhana, penyusunan Business Model Canvas tetap memerlukan beberapa langkah penting agar hasilnya akurat dan bisa digunakan sebagai dasar strategi bisnis. Berikut tahapan yang perlu dilakukan:

1. Analisis Kompetitor

Tahap awal adalah mempelajari kekuatan dan kelemahan para pesaing dalam industri yang sama. Dengan memahami apa yang membuat mereka berhasil atau gagal, Anda dapat menemukan peluang perbaikan serta menentukan strategi yang lebih efektif. Informasi ini juga membantu Anda menghadirkan inovasi agar bisnis mampu menjangkau pasar lebih luas dibanding kompetitor.

2. Susun Elemen Secara Berurutan

Setelah memahami kondisi pasar, langkah berikutnya adalah menyusun sembilan elemen BMC secara sistematis. Anda bisa memulainya dari customer segment, kemudian channels, dilanjutkan elemen-elemen lainnya sesuai kebutuhan dan alur logis.

3. Pastikan Semua Elemen Terintegrasi

Kesembilan elemen dalam BMC harus saling berkaitan dan mendukung. Integrasi ini penting agar model bisnis yang dibuat mencerminkan proses yang jelas dan realistis, sehingga implementasinya menjadi lebih mudah.

4. Lakukan Review dan Evaluasi

Setelah model selesai disusun, lakukan pengecekan ulang untuk memastikan BMC yang dibuat dapat diterapkan dengan baik ke depannya. Bila perlu, mintalah masukan dari mentor, rekan bisnis, atau pihak yang memahami industri Anda untuk menghasilkan rancangan yang lebih matang.

Contoh Bisnis Model Canvas Makanan

Salah satu contoh bisnis model canvas usaha makanan adalah bisnis coklat. Tujuan bisnis ini adalah membuat beraneka ragam makanan lezat yang terbuat dari manisnya coklat. Selain itu, cara membuatnya pun cukup mudah dan menggunakan resep yang simple.

Contoh Bisnis Model Canvas Makanan
Contoh Bisnis Model Canvas Makanan

Apabila masih belum memiliki gambaran mengenai bisnis model canvas usaha makanan, sebaiknya perhatikan beberapa pertanyaan dan elemen yang termasuk sebagai berikut:

1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)

  1. Siapakah target pasar (konsumen) yang akan membeli produk atau jasa yang ditawarkan?

2. Value Propositions (Proposisi Nilai)

  1. Adakah kelebihan yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli produk?
  2. Adakah nilai plus produk dibanding produk kompetitor?
  3. Adakah hal yang membuat bisnis menarik?

3. Channels (Saluran Distribusi & Komunikasi)

  1. Bagaimana cara agar khalayak luar mengenali produk yang ditawarkan?
  2. Adakah metode yang tepat agar produk bisa cepat sampai ke pelanggan?

4. Customer Relationships (Hubungan Pelanggan)

  1. Berdasarkan prinsip customer relationship, bagaimana membangun ikatan dan hubungan yang baik dengan pelanggan
  2. Bagaimana cara memastikan kepuasan pelanggan?

5. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)

  1. Bagaimana agar bisnis menghasilkan keuntungan dan produk seperti apa yang hendak dijual?

6. Key Activities (Aktivitas Utama)

  1. Bagaimana konsep kegiatan yang akan dilakukan agar bisnis mendapat value position?
  2. Strategi atau langkah seperti apa yang harus dilakukan?

7. Key Resources (Sumber Daya Utama)

  1. Apa saja sumber daya yang harus ada demi mewujudkan rencana bisnis yang diinginkan?
  2. Aset apa saja yang dibutuhkan agar dapat bersaing dengan produk kompetitor?

8. Key Partners (Mitra Utama)

  1. Siapa sajakah yang bisa mengerjakan seluruh kebutuhan perusahaan di luar key activities yang ditetapkan?
  2. Siapa supplier yang dipercaya untuk membangun bisnis yang sukses?

9. Cost Structure (Struktur Biaya)

  1. Pengeluaran apa sajakah yang diperlukan agar bisnis bisa berjalan dengan baik?

Kesimpulan

Business Model Canvas (BMC) merupakan kerangka perencanaan bisnis yang efektif, praktis, dan mudah dipahami, terutama bagi pelaku usaha pemula. Dibandingkan business plan konvensional yang cenderung panjang dan rumit, BMC menawarkan cara yang lebih sederhana melalui sembilan elemen inti yang disajikan dalam bentuk visual. Pendekatan ini membantu pelaku usaha melihat gambaran besar bisnis secara cepat, mulai dari segmen pelanggan, nilai produk, saluran distribusi, hingga struktur biaya dan sumber pendapatan. Pelajari proforma invoice untuk menambah pengetahuan tentang perusahaanmu!

Dengan memahami dan menerapkan BMC, pemilik usaha dapat mengenali kekuatan dan kelemahan model bisnisnya, merumuskan strategi yang lebih tepat, serta menemukan peluang pengembangan baru. Selain itu, BMC juga menjadi alat penting untuk meminimalkan kesalahan eksekusi karena setiap keputusan bisnis berlandaskan kerangka yang jelas.

Secara keseluruhan, Business Model Canvas tidak hanya membantu menyusun rencana bisnis yang lebih fokus dan terstruktur, tetapi juga berperan sebagai panduan dalam membangun, menguji, serta mengoptimalkan model bisnis agar mampu bersaing dan bertahan dalam lingkungan usaha yang dinamis. Dengan memahami setiap elemennya, pelaku usaha dapat mengembangkan strategi yang lebih matang dan memiliki peluang sukses yang lebih besar.