Pencak Silat

Salah satu jenis bela diri yang cukup terkenal di Indonesia adalah pencak silat. Pencak silat termasuk olahraga yang dipadukan dengan unsur seni. Gerakan-gerakan pada pencak silat tidak hanya sebagai “serangan” saja, namun juga sebagai wujud kesenian yang indah. Meski begitu, pencak silat tetap memiliki aturan teknik yang cukup kompleks.

Pengertian

Secara bahasa pencak silat bisa diartikan sebagai gerakan bela diri yang terikat aturan dengan memaksimalkan sumber kekuatan dari dalam rohani seseorang. Di Indonesia, pencak silat memiliki istilah lain sesuai dengan bahasa daerah. Misalnya di wilayah Sumatera Barat, pencak silat dikenal dengan Silek dan Gayuang. Sedangkan di Jawa Barat disebut dengan Maempok serta Panca.

Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang memuat 3 unsur utama yaitu, menangkis serangan lawan, menyerang lawan, serta mempertahankan diri. Di Indonesia, pencak silat sudah menjadi sebuah identitas budaya. Eksistensi pencak silat dilestarikan melalui berbagai cara, misalnya menjadi materi ekstrakurikuler di pendidikan formal, maupun diikutsertakan dalam berbagai ajang lomba.

Sejarah dan Asal Usul

Asal usul pencak silat belum tertulis secara pasti dalam catatan sejarah Indonesia. Sebagian ahli mengatakan bahwa olahraga ini berasal dari berbagai suku di Indonesia. Pasalnya, pada jaman dulu orang-orang primitif sangat pandai berburu dan berperang untuk mempertahankan hidup mereka. Mereka pandai berkelahi dengan menirukan gerakan hewan seperti kera, harimau, dan lain-lain.

Pencak silat mulai dikenal secara luas saat memasuki abad ke-7 Masehi. Pencak silat diyakini merupakan warisan dari masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat itu, kedua kerajaan besar tersebut memiliki banyak pendekar yang sangat mahir berkelahi. Selain itu, jejak relief yang berkaitan dengan pencak silat terukir jelas pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Seiring perkembangan zaman, pencak silat semakin populer dan terus mengalami kemajuan. Hingga akhirnya pencak silat memiliki sebuah organisasi resmi yang disebut IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). IPSI mulai resmi dibentuk sejak tanggal 28 Oktober 1988 dengan tujuan utama yakni mempererat persaudaraan bangsa Indonesia agar tidak mudah terpecah.

Tingkatan

Olahraga pencak silat dijalankan dengan berdasarkan pada tingkatan-tingkatan tertentu. Tingkatan tersebut ditandai dengan warna sabuk yang berbeda-beda. Tingkatan tersebut, yaitu:

 Pemula

Pada tahap ini, seseorang dianggap masih baru sehingga harus mempelajari semua teori beladiri pencak silat, khususnya pada teori dasar. Pada tingkatan ini, peserta akan mengenakan sabuk berwarna putih dan kuning.

Menengah

Setelah lulus tingkatan pemula, kemudian dilanjutkan pada tingkatan menengah. Pada tingkatan ini, seseorang mulai fokus berlatih gerakan-gerakan dasar lengkap dengan variasinya. Pada tingkat menengah peserta mulai beralih menggunakan sabuk warna hijau dan biru.

Pelatih

Setelah menguasai semua teori dan gerakan pada tahap pemula dan menengah, maka seseorang bisa masuk pada tahap ini. Warna sabuk pada tingkat pelatih bisa dimulai dengan warna biru, dan bersiap menuju warna merah.

Pendekar

Pada tingkatan ini, seseorang telah dinyatakan “ahli” dalam melakukan gerakan-gerakan pencak silat. Bahkan, seseorang bisa mendapatkan ilmu dan jurus rahasia dari para sesepuhnya. Pendekar ditandai dengan sabuk berwarna merah, dan bersiap menuju tingkatan jubah.

Peraturan

Dalam sebuah pertandingan, pencak silat memiliki aturan baku yang harus dipenuhi oleh para peserta. Peraturan tersebut diantaranya:

  1. Peserta saling berhadapan, dan diawali dengan sikap pasang.
  2. Saat melakukan serangan atau pembelaan, gerakan harus mengikuti pola sikap pasang.
  3. Serangan hanya boleh dilakukan maksimal 4 kali secara berturut-turut.
  4. Serangan beruntun dengan jenis yang sama tetap dianggap satu serangan.
  5. Serangan yang menghasilkan nilai adalah gerakan dengan pola langkah.
  6. Peserta harus mematuhi aba-aba dari wasit yang bertugas.
  7. Peserta dilarang menyerang bagian leher lawan, kepala, dan area kemaluan.
  8. Peserta juga dilarang melakukan serangan dengan cara menggigit, menjambak, menggumul, dan sebagainya.
  9. Tidak diperkenankan mengeluarkan kata-kata kotor saat bertanding.
  10. Terdapat 3 kategori menang, yaitu menang angka, menang teknik, dan menang mutlak.

Teknik Dasar Pencak Silat

Agar peserta mahir melakukan aksi bela diri pencak silat, maka teknik-teknik dasar berikut ini harus dikuasai secara menyeluruh.

Kuda-Kuda

Kuda-kuda adalah sebuah sikap yang berkaitan dengan kaki. Kaki harus kokoh dan stabil, agar dapat mendukung posisi pasang. Berlatih sikap kuda-kuda dapat membantu memperkuat otot kaki. Beberapa jenis teknik ini diantaranya yaitu kuda-kuda samping, depan, tengah, dan belakang.

Sikap Pasang

Sikap pasang ada 2 jenis yakni, terbuka dan tertutup. Pasang terbuka artinya tangan tidak melindungi bagian tubuh. Sebaliknya, pasang tertutup berarti tangan menutup atau melindungi tubuh. Sikap pasang dilakukan saat memulai dan sesudah melakukan gerakan pencak silat.

Arah

Arah merupakan suatu teknik pencak silat yang menunjukkan arah gerak langkah kaki. Misalnya, arah ke belakang, samping kiri, serong kiri belakang, serong kiri depan, serong kanan depan, serong kanan belakang, dan sebagainya. Teknik ini diawali dengan sikap berdiri secara fokus.

Pola Langkah

Berkaitan erat dengan arah, pola langkah juga harus dikuasai oleh peserta. Pola-pola yang biasa diajarkan adalah pola langkah lurus, segitiga, bentuk huruf S, gergaji, dan segi empat. Selain itu, langkah bisa dilakukan dengan cara bergeser dan melompat.

Pukulan

Pencak silat adalah olahraga berkelahi, jadi pukulan merupakan gerakan yang wajib dikuasai. Ada 5 jenis pukulan dalam olahraga ini yaitu, pukulan secara melingkar, bandul atau sengkol, lurus, tegak, serta pukulan samping. Semuanya harus dilakukan dengan cepat dan tepat.

Tendangan

Selain pukulan, tendangan juga sangat dianjurkan untuk dilakukan saat akan menyerang lawan. Tendangan pencak silat memiliki banyak jenis, misalnya tendangan tusuk, sabit, celorong, kepret, lurus dan tendangan berbentuk huruf T. Tendangan bisa dilakukan saat jarak peserta dengan lawan cukup jauh.

Tangkisan

Tidak hanya menyerang, peserta juga harus bisa menangkis serangan dari lawan. Beberapa teknik tangkisan dalam beladiri pencak silat yaitu tangkisan dari dalam, dari luar, dari atas, dari serta tangkisan dari bawah. Saat akan menangkis, peserta harus membuka kaki selebar bahu dan sedikit ditekuk agar tubuh seimbang.

Guntingan

Teknik guntingan merupakan sebuah gerakan menjatuhkan tubuh lawan. Agar berhasil menjatuhkan lawan, peserta harus menjepit kedua tungkai kaki lawan. Guntingan terdiri dari 4 jenis yaitu guntingan atas, belakang, samping, dan depan.

Kuncian

Selain menjatuhkan lawan, cara mengalahkan lawan juga bisa dengan teknik kuncian. Cara ini bertujuan agar lawan tidak bisa melakukan gerakan selama beberapa saat sampai lawan tidak berdaya. Sasaran bagian tubuh pada teknik ini biasanya adalah pergelangan tangan dan bahu.

Olahraga dengan jenis beladiri sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi seseorang. Tidak hanya untuk keperluan pertandingan saja, melainkan sebagai proteksi diri secara global. Saat seseorang mampu menguasai teknik-teknik beladiri, maka kemampuan tersebut bisa melindungi dirinya sendiri jika sewaktu-waktu mendapatkan serangan dari orang jahat. Selain untuk melindungi diri, rajin berlatih pencak silat juga salah satu cara menjaga kebugaran jasmani.