Hasil riset dari Kemendikbudristek menunjukkan bahwa, terjadi learning loss dalam literasi yang setara dengan 6 bulan belajar dan learning loss dalam numerasi setara dengan 5 bulan belajar. Semua ini terjadi setelah satu tahun pandemi Covid-19.rCNeVQ9gUtn44VeiJxMDDgQVt2kY87SIUCHM89p7.pngTerjadi learning loss yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan Indonesia

Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Merdeka pada bulan Februari 2022 sebagai salah satu opsi yang dapat dipilih secara sukarela oleh sekolah untuk tahun ajaran 2022/2023. Opsi kurikulum lain yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek adalah Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe.

Secara ringkas, Kurikulum Darurat adalah penyederhanaan Kurikulum 2013. Penerapan kurikulum ini diterapkan sejak tahun 2020 sebagai respon learning loss yang terjadi akibat pembelajaran jarak jauh. Kurikulum Prototipe adalah kurikulum yang diterapkan di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).

Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka, Pengertian dan Perbedaannya dengan K13

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka perlu diketahui oleh masyarakat, terutama tenaga pengajar, peserta didik, serta wali murid. Memahami kurikulum berarti memudahkan proses belajar mengajar di sekolah dan paham dari tujuan pembelajaran.

Indonesia sendiri telah mengalami pergantian kurikulum berkali-kali. Yang terbaru, ada Kurikulum Merdeka yang diluncurkan pada 2022 untuk menggantikan Kurikulum 2013 atau yang sering disebut K13.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum nasional yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014. Tujuan kurikulum ini untuk mencetak generasi bangsa yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan mampu berkontribusi bagi kehidupan masyarakat, bangsa, negara, maupun peradaban dunia.

Sementara itu, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Konten dalam Kurikulum Merdeka dibuat lebih optimal agar siswa punya cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensinya.

Kurikulum ini dibuat lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Perbedaan mendasar antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka antara lain:

  1. Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan, dalam Kurikulum Merdeka menambahkan pengembangan profil pelajar Pancasila.
  2. Jam Pelajaran pada Kurikulum 2013 diatur per minggu, sedangkan Jam Pelajaran pada Kurikulum Merdeka diatur per tahun.
  3. Proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja sesuai kebutuhan serta kemampuan guru dan murid yang diajar. Sedangkan Kurikulum 2013 mengutamakan kegiatan pembelajaran di kelas.
  4. Penilaian pada Kurikulum 2013 berdasarkan aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku. Sedangkan Kurikulum Merdeka mengutamakan penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Apa Saja Struktur Kurikulum Merdeka?

g98LQuwdLDBk9DU4gSfjM265lBqFIlwZKkP2daPN.pngIlustrasi Struktur Kurikulum Merdeka (Sumber gambar: Canva)Struktur Kurikulum Merdeka didasarkan dari tiga hal, yakni

  1. Berbasis kompetensi
  2. Pembelajaran yang fleksibel
  3. Karakter Pancasila

Selain itu Kurikulum Merdeka juga memiliki beberapa prinsip pengembangan struktur

1. Struktur minimum

Satuan pendidikan dapat mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang tersedia berdasarkan struktur minimum yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

2. Otonomi

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk merancang proses dan materi pembelajaraan yang relevan dan kontekstual.

3. Sederhana

Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin, agar mudah dipahami oleh sekolah dan pemangku kepentingan. Walaupun perubahan dilakukan seminim mungkin, tapi dapat memberikan dampak yang signifikan.

4. Gotong royong

Dalam pengembangan kurikulum beserta perangkat ajarnya, membutuhkan kolaborasi dari berbagai instansi seperti Kementerian Agama, Universitas, Sekolah, dan institusi pendidikan lainnya.

Dengan memahami struktur Kurikulum Merdeka, guru-guru mau tidak mau harus mengembangkan kemampuan mengajar. Karena Kurikulum Merdeka memperbolehkan guru memilih metode pengajaran yang efektif.

Perbandingan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum 13 (K-13)

Apa Ciri Kurikulum Merdeka jika Dibandingkan dengan Kurikulum K13?

Kurikulum 2013 cenderung berfokus pada pendekatan kompetensi, sedangkan Kurikulum Merdeka dibuat lebih fleksibel dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensinya lebih luas. Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, berikut karakteristik Kurikulum Merdeka:

  • Pengembangan soft skills dan karakter
  • Fokus pada materi esensial
  • Pembelajaran yang fleksibel

Apa yang Menyebabkan Kurikulum 2013 Diganti dengan Kurikulum Merdeka?

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki beberapa kelemahan. Kurikulum Merdeka pun hadir sebagai pengganti kurikulum yang lebih sederhana, ringkas, dan fleksibel dari K13.

Sementara menurut jurnal Urgensi Penggantian Kurikulum 2013 Menjadi Kurikulum Merdeka, Kurikulum 2013 memiliki sejumlah kekurangan. Mulai dari kurangnya pemahaman dan persiapan guru hingga keterbatasan pengembangan pendidikan karakter.

Kurikulum Merdeka pun dibuat dengan harapan bisa mengatasi kekurangan tersebut karena menawarkan pembelajaran berbasis proyek, struktur kurikulum yang fleksibel, serta adanya pengembangan karakter dan soft skill.

Di sisi lain, Kurikulum Merdeka sebenarnya juga dirancang untuk pendidikan pasca pandemi yang mendukung learning loss recovery akibat COVID-19. Tak hanya itu, Kurikulum Merdeka juga dapat mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia agar nantinya setara dengan negara-negara lainnya.

Perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar mencerminkan evolusi dalam pendidikan Indonesia. Sementara K-13 lebih terstruktur dengan pendekatan kompetensi, Kurikulum Merdeka Belajar memberikan lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas bagi siswa. Masing-masing memiliki tujuan dan karakteristiknya sendiri, dan pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan dan visi pendidikan yang diinginkan bagi para siswa Indonesia.