Klasifikasi Makhluk Hidup

Manusia memiliki sifat alamiah untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan beberapa hal yang ada. Seperti pada kehidupan sehari-hari, sudah banyak golongan tanaman yang telah dibedakan berdasarkan jenisnya.

Hal tersebut juga berlaku pada makhluk hidup lain, seperti beberapa hewan yang dikelompokkan berdasarkan morfologinya, yaitu hewan yang memiliki kaki empat, hewan yang dapat terbang, hewan yang hidup di air, serta berbagai pengklasifikasian lain. Sehingga, kata klasifikasi pada makhluk hidup sudah bukan lagi hal yang asing karena sudah biasa dilakukan.

Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Suatu cara yang dapat dilakukan dengan menggolongkan makhluk hidup sesuai dengan apa yang dimiliki dan ciri-ciri yang terdapat pada suatu makhluk hidup, seringkali dikenal dengan istilah klasifikasi makhluk hidup.

Makhluk hidup yang diketahui memiliki jumlah yang sangat banyak dapat dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, sehingga dapat memudahkan dalam mempelajarinya. Hal tersebut merupakan manfaat dari dilakukannya pengklasifikasian makhluk hidup.

Sehingga dengan adanya sistem klasifikasi pada makhluk hidup, akan mempermudah orang dalam mempelajari dan melakukan identifikasi pada berbagai makhluk hidup. Perkembangan ilmu klasifikasi makhluk hidup sudah ada dan berkembang semenjak seorang ahli biologi di Swedia yang bernama Carolus Linnaeus. Beliau melakukan pengelompokkan makhluk hidup dalam dua kelompok besar.

Dua kelompok besar penggolongan makhluk hidup tersebut adalah kelompok tumbuhan dan juga kelompok hewan. Dua kelompok besar ini dikenal dengan istilah kingdom. Kingdom plantae merupakan kelompok identifikasi untuk menyebut golongan tumbuhan, sedangkan kingdom mamalia untuk menyebut golongan hewan.

Kemudian, Linnaeus mengelompokkan kembali makhluk hidup tersebut ke dalam tingkatan kelompok yang lebih kecil yaitu divisi. Kemudian, di bawah filum ada sub filum, kelas, bangsa atau ordo, suku, marga, serta jenis atau spesies. Pengelompokkan hewan dalam kelompok yang lebih kecil tersebut seringkali dikenal dengan istilah takson.

Berbeda lagi dengan pendapat Robert Hooke dan Whittaker pada sekitar tahun 1969. Beliau mengelompokkan makhluk hidup yang ada di muka bumi ini ke dalam lima kingdom yang meliputi kingdom monera, kingdom Protista, kingdom fungi atau kelompok jamur, kingdom plantae, serta kingdom animalia.

1. Kingdom Monera

Makhluk hidup yang masuk ke dalam kingdom monera memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis, karena hanya memiliki ukuran sekitar 1 hingga 10 mikrometer. Sehingga, diperlukan mikroskop dengan perbesaran lebih dari 1000 kali untuk dapat melihat jenis dari makhluk hidup tersebut.

Makhluk hidup yang masuk dalam golongan monera memiliki ciri-ciri tertentu, seperti tidak mempunyai membrane inti pada selnya karena sel tersebut hanya memiliki isi satu sel saja, dan untuk perkembangbiakannya dilakukan dengan cara membelah diri. Jenis makhluk hidup dari kingdom ini yaitu alga biru dan bakteri.

Di lingkungan sekitar manusia, terdapat banyak sekali jenis bakteri, bahkan bakteri tersebut ada yang berada di dalam tubuh manusianya sendiri. Bakteri juga memiliki bentuk yang sangat beragam seperti berbentuk spiral, basil, serta kokus.

a. Bakteri

Jenis bakteri yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar, ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Sebagian dari jenis bakteri yang ada memang memiliki sifat yang merugikan, dan hanya sedikit yang memiliki manfaat dalam kehidupan manusia.

Escherichia Coli yang terdapat dalam usus besar manusia dalam jumlah yang sesuai merupakan jenis bakteri yang menguntungkan. Hal itu karena bakteri Escherichia Coli tersebut dapat membantu dalam terjadinya pembusukan makanan, sehingga vitamin K dapat diproduksi.

Bakteri lain seperti Rhizobium Sp juga memiliki manfaat bagi manusia, karena memiliki fungsi dalam membantu pengikatan nitrogen yang terdapat dalam udara bebas.

Selanjutnya, di sekitar lingkungan tempat manusia hidup terdapat bakteri yang merugikan seperti Clostridium Tetani yang dapat mengakibatkan penyakit infeksi berupa tetanus. Umumnya, bakteri yang merugikan sebagian besar mengakibatkan penyakit seperti penyakit kolera yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae.

Selain itu juga, terdapat suatu penyakit lepra yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Ada juga bakteri Salmonella Typhi yang dapat mengakibatkan seseorang terserang penyakit Tipes. Serta bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat mengakibatkan penyakit TBC.

Selain jenis-jenis bakteri yang merugikan tersebut, ada pula bakteri yang merugikan lainnya seperti bakteri Bacillus Anthracis, yang dapat mengakibatkan penyakit antraks. Sedangkan, jenis bakteri yang dapat mengakibatkan makanan menjadi busuk dan beracun adalah bakteri Clostridium Botulinum.

b. Alga Hijau-Biru

Selain bakteri, anggota dari kingdom monera yang selanjutnya yaitu alga hijau-biru, atau yang umumnya dikenal dengan nama Cyanobacteria. Makhluk hidup ini dapat memproduksi makanannya sendiri, karena memiliki klorofil melalui suatu proses yang dikenal dengan nama fotosintesis. Seperti halnya bakteri yang sudah dijelaskan, alga hijau biru ini juga mempunyai sel dengan membrane ini.

Spirulina, Microcystic, Oscillatoria, Gloeocapsa, Aphanocapsa, Anabaena, serta Azolla merupakan contoh makhluk hidup yang tergolong dalam kelompok kingdom monera. Spirulina dapat membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, selain itu spirulina juga dapat mengikat oksigen yang berada pada udara bebas.

2. Kingdom Protista

Selanjutnya, dalam sistem lima kingdong pengklasifikasian makhluk hidup yang selanjutnya adalah kingdom Protista. Sisi membran yang dimiliki oleh kingdom Protista menjadi pembeda dengan kingdom Monera. Pada kingdom Protista sel yang dimilikinya sudah mempunyai membrane inti. Untuk sifat dari kingdom Protista ini sangatlah bermacam-macam.

Makhluk hidup Protista ada yang mempunyai sel tunggal dan ada pula yang mempunyai banyak sel. Selain itu, anggota kingdom Protista ada yang berukuran mikroskopis yang hanya mana membutuhkan mikroskop untuk dapat melihatnya. Ada pula yang memiliki ukuran mikroskopis, sehingga langsung dapat dilihat tanpa harus menggunakan alat bantu mikroskop.

Pada kingdom Protista ada yang memiliki sifat mirip dengan hewan dan memakan hewan lain, ada pula yang memiliki sifat mirip dengan tumbuhan karena memiliki klorofil, sehingga dapat melakukan proses fotosintesis.

Protista yang memiliki sifat mirip dengan hewan adalah protozoa. Sedangkan, untuk Protista yang mirip dengan tumbuhan adalah alga.

a. Protozoa

Entamoeba Coli dan Paramecium merupakan jenis makhluk hidup yang masuk dalam kelompok Protista. Protozoa ini dapat mengakibatkan sakit, yaitu diare dan dapat ditemukan pada usus besar manusia.

Sementara itu, ada pula yang dapat mengakibatkan terkena penyakit malaria yaitu Plasmodium Malaria. Apabila Plasmodium masuk ke dalam tubuh orang, maka kandungan sel darah merah di dalam tubuh akan banyak yang mengalami kehancuran, sehingga suhu tubuh akan naik. Hal ini seringkali disebut dengan demam tinggi. Melalui nyamuk Anopheles, penyakit ini dapat menular.

b. Alga

Golongan Protista yang selanjutnya adalah yaitu alga hijau biru. Berdasarkan warna yang dikandungnya, jenis makhluk hidup ini dapat dibedakan menjadi alga hijau, alga coklat, alga pirang, alga merah.

Untuk jenis alga hijau di dalam tubuhnya memiliki klasifikasi tubuh multiseluler dan di dalam kandungan selnya terdapat zat hijau daun atau klorofil, sehingga jenis makhluk hidup ini akan terlihat berwarna hijau dan memiliki kenampakan seperti benang.

Biasanya, alga hijau memiliki habitat hidup pada daerah air yang menggenang dan memiliki air yang jernih. Contoh dari organisme alga hijau adalah Ulva Lactuca dan juga Chlorella.

Selanjutnya ada alga coklat, yang struktur tubuhnya mirip seperti jenis tumbuhan tinggi. Terkadang juga terdapat seperti lembaran yang di dalam tubuhnya terdapat zat klorofil. Habitat dari alga cokelat ini berada di lautan. Selain klorofil, alga coklat ini juga mempunyai zat yang berwarna coklat.

Seringkali, jenis alga coklat dimanfaatkan oleh manusia sebagai pakan ternak, bahan dasar dalam industri cat, serta obat. Hal terserbut yang sering dimanfaatkan untuk keperluan ini yaitu Laminaria, Fucus, dan Sargassum.

Untuk jenis alga merah, mempunyai struktur tubuh dengan warna merah tua, namun lebih dominan ke warna ungu. Alga merah memiliki kandungan klorofil dalam selnya, habitatnya berada di lautan. Alga merah seringkali dimanfaatkan untuk bahan dasar pembuatan agar-agar, karena di dalamnya selnya mempunyai zat warna merah.

Terakhir adalah alga pirang yang memiliki ukuran mikroskopis dan tersusun atas sel tunggal. Alga pirang juga mempunyai zat hijau daun atau klorofil serta zat warna coklat, sehingga alga pirang ini terlihat sedikit kecoklatan. Biasanya, alga merah dapat ditemukan pada daerah air payau maupun air laut seperti Diatom.

3. Kingdom Fungi (Jamur)

Makhluk hidup yang masuk ke dalam kingdom fungi, mempunyai ukuran yang sangat beragam. Mulai dari yang berukuran besar, hingga yang memiliki ukuran yang begitu halus, sehingga tampak seperti benang kecil.

Fungi atau jamur merupakan jenis makhluk hidup yang tidak mempunyai zat hijau daun atau klorofil, sehingga tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Untuk dapat bertahan hidup, jamur menyerap sari-sari makanan dari sisa makhluk hidup yang telah mati dan kemudian diuraikan oleh jamur.

Untuk dapat memeroleh makanannya tersebut, jamur memiliki cara hidup yang tergolong unik. Lantaran dalam memakan makanannya, jamur tidak menelan seperti halnya hewan atau bahkan manusia. Akan tetapi, jamur mengeluarkan suatu jenis zat yang dapat membuat sisa-sisa makhluk hidup lain menjadi terurai, sehingga akan dengan mudah menyerap sari-sari yang ada.

Sebagai makhluk hidup, jamur ada yang memiliki sel tunggal dan ada pula yang tersusun atas banyak sel atau multiseluler. Jamur multiseluler pada bagian tubuhnya memiliki hifa, atau yang disebut juga dengan benang-benang halus. Dari hifa tersebut, muncul istilah miselium yaitu semacam hifa yang teranyam.

Habitat dari jamur sendiri, umumnya pada daerah yang lembab dengan sinar matahari yang sedikit. Jamur memiliki sifat saprofit, yang berarti bahwa jamur ini dapat hidup dan juga makan dari berbagai jenis bahan organik yang berasal dari makhluk hidup lain yang sudah mati dan membusuk. Maka dari itu, seringkali jamur juga dikatakan makhluk hidup parasit.

Dalam perkembangan atau dalam menghasilkan keturunan, jamur dapat terjadi secara vegetatif atau tanpa melalui perkawinan dan dapat pula secara generatif atau melalui proses perkawinan. Perkembangbiakan yang terjadi secara generatif dapat terjadi melalui miselium.

Sedangkan, untuk perkembangbiakan jamur yang terjadi secara vegetative, terjadi dengan cara menghasilkan spora. Spora ini terbentuk karena adanya tubuh buah yang apabila sudah dianggap dapat hidup mandiri, maka akan terlepas dari jamur induk.

4. Kingdom Plantae atau Tumbuhan

Dalam klasifikasi makhluk hidup, yang termasuk ke dalam kingdom plantae adalah berbagai jenis dari tumbuhan yang dapat melakukan proses fotosintesis. Hal itu karena di dalam kloroplasnya terdapat kandungan klorofil.

Perbedaan lain yang membedakan tumbuhan dengan makhluk hidup lain adalah susunan selnya yang memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa. Sehingga, tumbuhan memiliki sifat yang kaku serta tidak mudah patah

5. Kingdom Animalia (Hewan)

Sebagai anggota dari kingdom animalia, hewan memiliki ciri tersendiri dalam mempertahankan hidupnya, yaitu dengan memakan makhluk hidup lain yang ada di sekitarnya. Dalam kingdom animalia dibedakan kembali menjadi dua jenis, yaitu hewan yang memiliki tulang belakang atau vertebrata dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau avertebrata.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

  1. Dalam Hal Mempelajari Makhluk Hidup Menjadi Lebih Mudah

Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup. Selain akan mengetahui makhluk hidup dengan ciri-ciri yang mirip, dengan mengetahui klasifikasinya juga mempermudah dalam mengetahui ciri yang lebih spesifik dari makhluk hidup itu sendiri.

  1. Untuk Mengetahui Adanya Hubungan Kekerabatan

Lantaran adanya pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya, maka proses pengklasifikasian makhluk hidup menjadi lebih mudah dilakukan. Dengan adanya tingkatan takson dalam pengklasifikasian makhluk hidup, maka akan mempermudah dalam mengetahui seberapa dekat kekerabatan antar makhluk hidup.

  1. Bisa dalam Membedakan Makhluk Hidup yang Satu dengan Lainnya

Perbedaan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya dapat dengan mudah diketahui, apabila ciri-ciri dari makhluk hidup tersebut sudah diketahui. Contohnya, monyet dengan kera yang antara keduanya secara morfologi memang mirip, akan tetapi di antara keduanya memiliki nama ilmiah yang jauh berbeda.

  1. Membantu Menyederhanakan Objek Studi

Jutaan makhluk hidup yang ada di muka bumi, tentu akan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk dapat mempelajarinya. Perlu adanya klasifikasi makhluk hidup, sehingga dalam mempelajarinya menjadi lebih sederhana, sehingga akan lebih mudah karena sudah dikelompokkan dalam ciri-ciri yang sama.

  1. Untuk Memberi Nama pada Makhluk Hidup yang Namanya Belum Diketahui

Penemuan berbagai spesies baru terus ada hingga saat ini yang mana makhluk hidup yang baru ditemukan tersebut tentu belum mempunyai nama. Untuk itu sangat perlu dilakukan pengklasifikasian makhluk hidup, sehingga akan mempermudah dalam proses pemberian nama.

Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Tingkat Kingdom atau Regnum

Dalam pengklasifikasian makhluk hidup, tingkatan yang paling tinggi adalah kingdom. Dua kingdom besar yang ada di muka bumi ini adalah kingdom plantae dan juga kingdom animalia.

2. Divisio atau Filum

Makhluk hidup dalam satu kingdom, biasanya akan dikelompokkan kembali dalam keluarga besar yang disebut dengan filum.

3. Tingkatan Kelas

Setelah filum atau divisio terdapat tingkatan, satu tingkat lebih rendah di bawahnya yaitu adalah kelas, dalam satu filum yang sama, makhluk hidup dapat dikelompokkan kembali ke dalam kelas.

4. Ordo

Di bawah kelas dalam tingkatan takson terdapat tingkat ordo. Biasanya, nama ordo dalam pengklasifikasian makhluk hidup seperti tumbuhan memiliki akhiran “ales”, sedangkan untuk hewan tidak mempunyai ciri khusus dalam pemberian nama.

5. Keluarga atau Famili

Tingkatan di bawah ordo dalam sistem pengklasifikasian makhluk hidup adalah famili, dalam tingkatan ini makhluk hidup sudah banyak memiliki ciri yang sama. Untuk hewan penamaan tingkat famili memiliki akhiran “idae”, sedangkan untuk tumbuhan akan memiliki akhiran “aceae”.

6. Genus

Genus berada di bawah famili, biasanya nama genus tegak dengan diberi garis bawah atau akan dicetak miring dan diawali dengan huruf kapital.

7. Jenis atau Spesies

Satuan dasar dalam sistem klasifikasi adalah tingkat jenis atau spesies yang merupakan tingkatan terendah. Spesies sendiri berarti bahwa makhluk hidup yang akan dapat melakukan perkawinan dengan sesama jenisnya dan menghasilkan keturunan.

Sistem Klasifikasi 2 Kingdom

Dalam klasifikasi 2 kingdom, makhluk hidup dikelompokkan menjadi dua, yaitu dunia hewan atau kingdom animalia dan dunia tumbuhan atau kingdom plantae.

1. Kingdom Plantae atau Dunia Tumbuhan

Makhluk hidup dalam kingdom ini mempunyai dinding sel dan memiliki klorofil seperti tumbuhan paku, ganggang, paku, lumut, dan sebagainya.

2. Kingdom Animalia atau Dunia Hewan

Makhluk hidup dalam kingdom ini tidak memiliki klorofil dan dinding sel, namun dapat bergerak bebas. Misalnya cacing, porifera, vertebrata, dan sebagainya. Meskipun pengklasifikasian makhluk hidup menjadi 2 kingdom ini memiliki banyak kekurangan, namun sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap sebagai cikal bakal pengklasifikasian makhluk hidup untuk yang berikutnya.

Sistem Klasifikasi 3 Kingdom

Dalam klasifikasi 3 kingdom, terdapat fungi atau jamur yang sebelumnya masuk ke dalam kingdom plantae. Jamur tidak termasuk ke dalam kingdom plantae karena memiliki dinding sel yang terbuat dari zat kitin, bukan dari selulosa.

1. Fungi atau Jamur

Tidak seperti tumbuhan lain yang dapat berfotosintesis, jamur bersifat heterotrof karena mendapatkan makanan secara absorpsi atau menyerap makanan dari makhluk hidup lain, baik secara parasite pada makhluk hidup saprofit atau makhluk hidup yang sudah mati. Ciri-ciri yang terdapat pada jamur seperti multiseluler, eukariotik, tidak memiliki klorofil, dan dinding selnya terbuat dari zat kitin.

2. Plantae

Lantaran dapat melakukan proses fotosintesis, maka makhluk hidup ini dapat membuat makanannya sendiri atau autotrof.

3. Animalia

Kelompok makhluk hidup yang memakan organisme lain dan tidak mempunyai klorofil adalah makhluk hidup dari kingdom animalia.

Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

  1. Kingdom Monera, makhluk hidup dalam golongan ini tidak mempunyai selaput inti, misalnya ganggang hijau biru dan bakteri yang disebut juga sebagai organisme prokariotik.
  2. Kingdom Fungi, berbagai jenis jamur yang dikelompokkan.
  3. Kingdom Plantae, yang termasuk ke dalam kingdom plantae yaitu semua jenis ganggang.
  4. Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom animalia yaitu protozoa hingga chordata.

Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Perlu diketahui dalam klasifikasi 5 kingdom, sejarahnya yaitu diawali dengan whittaker yang menyebutkan bahwa klasifikasi 5 kingdom tersebut seperti kingdom plantae, kingdom animalia, monera, fungi, serta Protista.

Awalnya dalam klasifikasi terdahulu, ganggang masuk ke dalam kingdom plantae dan protozoa masuk ke dalam kingdom animalia, namun dalam sistem klasifikasi 5 kingdom dikelompokan ke dalam kingdom yang sama yaitu Protista.

Untuk dapat melihat makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom monera seperti bakteri, memerlukan mikroskop untuk dapat melihatnya dengan jelas. Bakteri yang dimaksud dibedakan kembali menjadi dua macam, yaitu archaebacteria dan eubacteria. Penggolongan tersebut berdasarkan catatan ahli biologi yang didasarkan atas susuna RNA ribosom.

Eubacteria merupakan bakteri yang dapat menghasilkan gas metan dan dapat hidup dengan lingkungan biasa. Sedangkan, archaebacteria merupakan golongan bakteri yang dapat hidup pada habitat lingkungan yang ekstrem seperti pada laut yang memiliki kandungan garam yang tinggi.

Sistem Klasifikasi Enam Kingdom

Dalam beberapa sistem klasifikasi yang sudah disebutkan, terdapat satu makhluk hidup yang belum dimasukkan dalam sistem klasifikasinya yaitu virus. Tubuh virus sendiri terdapat kandungan protein yang menyelimuti asam nukleat.

Apabila sedang berada di luar sel hidup, virus digolongkan sebagai benda mati karena di dalam sel tubuh inang sudah tidak lagi membuat penasarannya. Dalam sistem klasifikasi 6 kingdom, sebenarnya 5 klasifikasi lebih dulu ada.

Dalam melakukan klasifikasi makhluk hidup, sebenarnya tidak selalu didasarkan pada ciri-ciri yang dimilikinya. Hal itu juga akan menjadi acuan untuk mempermudah cara pengklasifikasian. Selain dari ciri-ciri yang dimiliki, masih terdapat beberapa kriteria lain dalam proses klasifikasi.