Darah

Selain tersusun atas sebagian besar air, di dalam tubuh manusia juga mengalir darah. Darah beredar ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah yang melibatkan jantung dan pembuluh darah. Apabila tidak ada darah, maka sari-sari makanan serta oksigen akan sulit untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Darah di dalam tubuh manusia memiliki komponen penyusun dengan fungsinya masing-masing.

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Salah satu komponen dari sel darah merah yaitu eritrosit, yang memiliki bentuk bulat, serta pada bagian tengahnya sedikit cekung. Eritrosit ini diproduksi di dalam sumsum tulang, dengan suatu proses yang disebut dengan erythropoiesis. Kandungan haemoglobin yang terdiri atas protein dalam sel darah, menyebabkan eritrosit terlihat berwarna merah.

Bentuk sel darah merah juga sangat elastis, sehingga ketika melewati kapiler darah yang ukurannya kecil, sel darah merah dapat berubah bentuk menyesuaikan lintasan kapiler yang dilewatinya. Dengan bentuk yang elastis, membuat sel darah merah dapat sampai ke berbagai organ tubuh dengan cepat.

Eritrosit ini akan kembali lagi ke organ limpa, setelah menyebar ke beberapa organ di dalam tubuh untuk kembali dipecah. Umumnya, eritrosit dapat hidup sekitar 4 bulan atau kurang lebih selama 120 hari. Retikulosit merupakan sebutan untuk eritrosit yang baru matang, dengan jumlah sekitar 1% hingga 2% dari keseluruhan sel darah merah.

Fungsi

Eritrosit yang mengandung hemoglobin berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan sel yang ada di dalam tubuh. Selain itu, di dalam paru-paru, eritrosit memiliki fungsi dalam proses pertukaran gas O2 dengan CO2, ketika seseorang bernapas.

Oksigen yang masuk ke dalam tubuh akan dibawa ke sel lain oleh eritrosit, yang akan dimanfaatkan untuk bahan bakar serta makanan dalam tubuh. Selanjutnya, CO2 yang dihasilkan akan dibawa keluar tubuh oleh eritrosit.

Sel Darah Putih (Leukosit)

Komponen darah yang selanjutnya adalah leukosit atau sel darah putih. Sel ini memiliki inti, akan tetapi tidak memiliki bentuk sel yang tetap serta tidak berwarna. Terdapat sekitar 8.000 keping sel darah putih pada setiap milimeter kubik. Sel juga diproduksi dalam sumsum merah dan berada dalam tulang pipi, kelenjar getah bening, serta pada limpa.

Untuk jenis dari sel darah putih, dibagi menjadi lima, yaitu monosit, limfosit, basofil, neutrofil, dan easinofil dengan fungsinya masing-masing.

Fungsi

Monosit

Monosit dapat berpindah dari satu jaringan ke jaringan lain yang terdapat di dalam tubuh, untuk membawa serta membersihkan sel-sel yang telah mati.

Limfosit

Limfosit memiliki fungsi dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Limposit terbagi atas 2 jenis yaitu limfosit B yang memiliki fungsi untuk memproduksi antibody, yang berperan dalam melawan agen penyakit, serta limfosit T yang memiliki fungsi untuk melawan bakteri maupun virus.

Basofil

Respon imun nonspesifik pada beberapa patogen yang ada, seringkali ditemui adalah basofil. Selain fungsi yang dimiliki, basofil dapat menyebabkan asma. Hal itu karena ketika tubuh terpapar debu, maka basofil akan mengeluarkan histamine yang dapat mengakibatkan bronkokonstriksi dalam saluran napas.

Neutrofil

Neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang komposisinya sekitar 50%, dari keseluruhan sel darah putih yang ada. Neutrofil berfungsi untuk menyerang balik berbagai virus, bakteri, serta parasite yang masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, neutrophil juga berfungsi dalam pengiriman sinyal informasi kepada sel-sel kekebalan tubuh yang lain. Hal itu untuk melawan agen penyakit. Diproduksi dalam sumsum tulang belakang sebanyak 100 miliar sel pada setiap harinya dan dapat hidup sekitar 8 jam.

Easinofil

Easinofil memiliki fungsi dalam perlawanan infeksi mikroorganisme, seperti cacing (parasit) serta bakteri. Fungsi dari easinofil juga berkaitan dengan respon tubuh seperti alergi.

Keping Darah (Trombosit)

Keping darah atau trombosit merupakan sel darah yang tidak memiliki inti pada DNA-nya, serta memiliki bentuk yang tidak beraturan. Trombosit merupakan hasil fragmentasi dari megakariosit. Keping darah ini membantu proses pembekuan darah, karena terlibat dalam mekanisme homeostasis.

Pada kondisi normal, jumlah keping darah sekitar 200.000 hingga 300.000 keping per milimeter kubik. Apabila jumlahnya di atas normal, maka dapat menimbulkan risiko terjadinya trombosis, sedangkan apabila jumlahnya di bawah normal, maka dapat mengakibatkan terjadinya pendarahan.

Keping darah ini mempunyai bentuk yang juga tidak beraturan, tidak memiliki inti, tidak memiliki warna, serta memiliki ukuran yang lebih kecil dari leukosit dan juga eritrosit. Apabila bersentuhan dengan benda kasar, keping darah ini akan mudah pecah.

Fungsi

Trombosit memiliki fungsi utama, yaitu untuk pembekuan darah. Ketika pembuluh darah terluka, maka respon tubuh secara otomatis akan membentuk 3 proses proses, yang dapat mengurangi rasa nyeri, seperti:

  1. Melakukan pengerutan di area pembuluh darah yang mengalami luka.
  2. Adanya kegiatan trombosit.
  3. Adanya kegiatan pembekuan darah.

Plasma Darah

Komponen darah yang memiliki warna kuning dengan bentuk yang cair, disebut dengan plasma darah. Selanjutnya, cairan kuning tersebut menjadi tempat bagi sel-sel darah yang akan membentuk kembali butiran-butiran sel darah tersebut. Kemudian, di dalamnya terdapat benang fibrin yang bermanfaat dalam menutup luka.

Fungsi

  1. Bermanfaat dalam pengangkutan air, serta sebagai media untuk mengedarkannya ke seluruh tubuh.
  2. Suatu alat yang dapat mengangkut hasil oksidasi, yang akan dibuang dengan alat ekskresinya.
  3. Plasma darah merupakan suatu alat yang dapat mengangkut O2, yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
  4. Bermanfaat dalam menjaga suhu tubuh manusia.
  5. Merupakan suatu alat yang dapat mengangkut getah hormon dan didapatkan dari kelenjar buntu yang ada dalam tubuh manusia.
  6. Bermanfaat dalam mengatur serta menjaga keseimbangan asam basa yang ada dalam tubuh.
  7. Plasma darah berperan dalam mengangkut sari makanan.
  8. Berfungsi juga dalam pencegahan infeksi yang terjadi dalam sel darah putih.

Dari materi di atas, dapat diketahui bahwa komponen penyusun darah tidak hanya sel darah merah atau eritrosit dan sel darah putih atau leukosit saja, namun ada komponen lain, seperti keping darah atau trombosit dan plasma darah yang memiliki fungsinya masing-masing.