Salah satu metode dakwah terbaik itu ya ceramah. Tentu bukan ceramah yang bikin orang takut tapi ceramah yang sejuk dan mendamaikan audiens. Teks ceramah menyentuh hati itu lebih orang suka dari pada ceramah menakut-nakuti, akhirnya bikin orang takut beragama.
Padahal, agama mengajarkan pada kita untuk memberi kabar gembira, jangan menakut-nakuti, merangkul, jangan membenci. Saat otang gembira, mereka mudah menerima nasehat kebaikan dan bisa berubah mindset dan karakternya.
Tulisan ini akan memberikan contoh ceramah tentang keutamaan Ramadan, maulid nabi Saw. dan keutamaan berbakti pada ibu yang jarang kita sadari selama ini.
Mau teks ceramah menyentuh hati beserta dalilnya ? Simak contohnya berikut ini ya.
Apa Itu Teks Ceramah?
Teks ceramah adalah penyampaian informasi, nasihat, petuah, tausiyah yang disampaikan kepada audiens oleh seseorang yang ahli di bidangnya. Mereka itu orang yang memiliki kapasitas, ilmu dan pengetahuan agama yang mendalam.
Teks ceramah itu bersifat informatif, edukatif dan pencerahan. Sehingga audiens akan memperoleh ilmu, pengetahuan dan pencerahan setelah mengikuti sesi ceramah.
Dalam faktanya, ceramah adakalanya disampaikan secara ringkas, jelas dan padat. Ceramah ini dikenal dengan istilah KULTUM (kuliah Tujuh Menit). Adakalanya disampaikan secara panjang dalam momentum tertentu. Seperti ceramah Maulid Nabi, ceramah Isra Mi’raj dan ceramah Nuzulul Quran.
Kali ini kita akan membahas tentang contoh ceramah yang menyentuh hati.
Apakah ceramah yang menyentuh hati itu? Yaitu ceramah yang isinya membuat orang tergerak untuk memahami dan melakukan sesuatu yang disampaikan oleh penceramah.
Jadi, basis yang dibangun adalah kesadaran. Bagaimana audiens bisa paham, mengerti dan akhirnya memiliki kesadaran untuk berubah. Berubah menjadi lebih baik.
Baca juga: 5 Contoh Teks Ceramah Singkat Yang Berkesan Bagi Audiens Anda
Kumpulan Contoh Teks Ceramah Menyentuh Hati
Berikut penulis sajikan beberapa contoh ceramah menyentuh hati:
Teks Ceramah Ramadhan Yang Menyentuh Hati
Ramadan itu bulan paling istimewa dalam agama Islam. Betapa tidak, di bulan Ramadan Semua amalan kebaikan, Allah lipatgandakan pahalanya. Pada bulan Ramadan, Allah menutup pintu neraka rapat-rapat dan membuka pintu surga lebar-lebar.
Puasa Ramadan itu panggilan Allah bagi orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah Swt:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
Terjemahnya: “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu (berpuasa) agar kamu bertakwa.”
Syariat puasa ini punya banyak manfaat. Manfaat utamanya untuk mengantarkan muslim menjadi seorang hamba yang bertakwa. Ketaqwaan seseorang itu ada dalam hati bukan ada dalam ucapan dan lisannya. Orang yang bertakwa itu dalam ucapan, perbuatan dan hatinya sama.
Ramadan itu datangnya hanya sekali setiap tahun. Sayang sekali, bila kita melewatkan Ramadhan begitu saja. Maka Mari kita isi momentum Ramadan ini dengan amal ibadah, memperbanyak membaca Alquran, salat, bersholawat dan bersedekah. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang bertakwa melalui pelatihan Ramadhan ini.
Bersungguh-sungguh mengisi Ramadan dengan niat kuat dan amalan, kita berharap Allah memasukkan kita dalam golongan orang-orang yang bertakwa.
Teks Ceramah Maulid Nabi Yang Menyentuh Hati
Nabi Muhammad Saw. adalah makhluk Allah yang terbaik. Betapa tidak, Allah menciptakan Nur Muhammad Saw. sebelum Allah menciptakan alam semesta ini. Sudah sewajarnya, kita umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi, yaitu Maulid Nabi. Peringatan maulid nabi Saw. itu bukan bid’ah sesat tetapi bid’ah hasanah. Yaitu, orang yang mengamalkannya berpahala di sisi Allah Swt.
Inti dari peringatan Maulid adalah melahirkan kegembiraan dengan lahirnya nabi Muhammad ke muka bumi ini. Maulid nabi kita isi dengan bacaan Sirah Nabawiyah, membaca sholawat, tausiah tentang keutamaan Maulid dan kisah perjalanan Nabi Muhammad Saw. yang mulia. Bukan hanya itu, ada juga pembagian sedekah.
Semua adalah bentuk kebaikan yang memiliki dalil yang kuat dalam Islam. Maka, tidak ada alasan bagi kita umat Islam untuk tidak berpartisipasi dalam acara Maulid Nabi Muhammad Saw. Karena sejatinya, kita sedang bergembira memperingati hari lahirnya orang paling mulia. Yaitu, orang yang paling Allah sayangi, nabi Muhammad Saw.
Kabar akan lahirnya nabi Muhammad oleh Allah telah dikabarkan pada kitab-kitab sebelum Alquran. Ini gambaran betapa Allah ingin hambaNya bergembira dengan lahirnya nabi akhir zaman ini.
lantas mengapa kita yang hidup di akhir zaman ini, kita merasa berat untuk bergembira dengan hari lahirnya nabi. Padahal, hari lahirnya nabi benar-benar telah terjadi. Bahkan, banyak ulama yang menyatakan bahwa hari lahirnya nabi atau maulid nabi itu lebih utama dari malam Lailatul Qadar.
Andai tanpa kelahiran Nabi Muhammad Saw. tentu tidak akan ada dunia, alam semesta, salat, haji dan lailatul qadar itu sendiri. Maka, mari kita bergembira dengan lahirnya nabi Muhammad Saw. yang membawa petunjuk, kedamaian dan kebahagiaan dari Allah Swt. untuk kita umat manusia.
Ceramah Tentang Ibu Yang Menyentuh Hati
Di muka bumi ini orang yang paling sayang dan cinta kepada kamu adalah ibu. Ibu itu orang yang Allah percaya untuk melahirkan, merawat, mendidik dan membesarkan kamu. Ada peran besar seorang ibu hingga kamu bisa lahir ke alam raya ini.
Seseorang ibu itu tidak pernah meminta untuk dihormati dan dihargai. Namun, kewajiban kita sebagai anak menghormati menyayangi ibu. Menghormati ibu itu jauh lebih wajib daripada menghormati bapak. Menghormati Ibu 3 kali lebih wajib dari hormat kepada Bapak.
Hal ini sebagaimana sabda Baginda Nabi Saw. yang mulia:
“Dari Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasul pun menjawab: ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ayahmu’.”
Bukan berarti kita tidak hormat dan berbakti kepada ayah. Secara prinsip sama saja bakti anak kepada orang tua itu kewajiban pertama setelah bakti kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, Bakti kepada ibu itu lebih utama dan prioritas.
Salah satu Alasannya karena seorang ibu itu memiliki peran penting dalam kehidupan kamu.
Ibnu Hajar Al Asqolani pengarang kitab fathul Bari, syarah dari shohih Bukhari menjelaskan makna berbakti kepada ibu 3 kali lebih utama dari bakti pada bapak. Alasannya, karena ibu telah melalui 3 kesulitan dalam hidupmu, yaitu ketika mengandung, melahirkan dan menyusuimu. Bapak tidak melakukannya.
Seorang bapak tetap punya kedudukan tinggi dan jasa besar dalam kehidupanmu, yaitu dalam rangka mendidik, merawat dan mencari nafkah.
Kita hormat, berbakti kepada orang tua itu adalah wujud ketaatan kita kepada Allah dan Rasulullah. Kita wajib untuk hormat dan berbakti kepada orang tua. Mereka adalah orang kepercayaan Allah untuk mendampingi dan menemani kita hidup di dunia ini.
Baca juga: 3 Contoh Teks Ceramah Tentang Persoalan Dunia Remaja
Keutamaan Bakti Pada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada orang tua pada hakikatnya memuliakan diri sendiri. Orang yang mau hormat dan berbakti kepada orang tua setulus hati, maka kehidupan mereka akan dalam ridho Allah dunia akhirat.
Sebaliknya, orang yang berani dan durhaka pada orang tua, mereka ada dalam bahaya besar. Mereka telah menggali neraka mereka sendiri di dunia hingga akhirat. Mumpung masih ada kesempatan, segera kembali pulang.
Segera minta maaf kepada orang tua. Mulai berbakti dan hormati mereka. Bantu apa kebutuhan mereka. Jika punya tenaga dan waktu, luangkan waktu terbaik untuk menemani mereka.
Pastikan mereka Ridho dan bahagia dengan kehadiran kita. Jangan sampai mereka merasa menyesal punya anak seperti kita. Yakinlah bahwa ridho orang tua dalam hidup kita sama dengan ridho Allah.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw:
رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ
“Ridha Tuhan terletak pada ridha kedua orang tua”
Ketika di dunia ini kita bisa berbakti kepada orang tua secara maksimal, maka kita telah menanam investasi terbaik dunia akhirat.
Saling menasehati dan mengingatkan itu tugas kita sebagai saudara dalam iman. Semoga teks ceramah menyentuh hati yang tersaji ini bermanfaat untuk pembaca sekalian.